24

11 3 0
                                    


"Aku terus berharap kamu bisa ngerti tanpa dijelasin, tau perasaan ini tanpa aku kasih tau."

-Nasya Putri Rahmadya

🍀🍀🍀

"Kamu masuk dulu, aku liatin dari sini. Kalo kamu udah masuk aku baru pulang." Raihan tersenyum.

"Yaudah, bye han." Ucap Nasya.

"Bye, sampe ketemu besok ya."

Nasya mengangguk pelan tersenyum lalu mulai membuka pintu rumahnya.

"Dianterin siapa tuh?"

"Ah mama ngagetin, b-biasa temen yang ru-rumahnya sama lewat si-sini ma." Jelas Nasya gelagapan.

Mamanya masih membolak-balikan majalah dan manggut-manggut menandakan ia yakin. Padahal nyantanya tidak.

Mama Nasya mulai curiga.

"Yaudah ma, Nasya masuk ya. Mau mandi gerah."

"Gerah harus bohong lagi." Tuntasnya dalam hati.

"Iya, abis mandi makan ya! ajak kakakmu dia juga baru pulang." Ucap Mamanya.

"Iya ma siap."

Kaki Nasya perlahan menaiki anak tangga menuju kamarnya. Sesekali ia tersenyum mengingat kejadian hari ini bersama Raihan.

Nasya membuka pintu kamarnya, dan langsung merebahkan diri seraya memeluk guling kesayangannya. Ia tersenyum lagi memandang langit kamarnya.

Dunia ini bukan hanya lo aja sya, masih banyak orang di sini. Inget itu!

Ck! Umpatan itu keluar ketika ia mengingat Bahagia ini tak akan selamanya. Tapi kenapa kali ini ia sangat yakin bahwa Raihan bisa membuat rasa Bahagia yang kini Nasya rasakan akan terus berjalan.

Jangan gampang puas, tetap bersyukur sya!

Berkali-kali Nasya mengerjapkan matanya.

Brukkkk

"Yaampun sya, kamu bukannya mandi malah tiduran." Umpat Nayla.

"Mana senyum-senyum gajelas." Susulnya.

"Gak bisa apa liat orang bahagia." Ketus Nasya membenarkan duduknya seraya melepas dasi yang ia pakai.

"Inget woy, jangan berlebihan masih ada orang yang harus lo bahagiain disini."

Deggg.

Jantung Nasya berpacu, "Mama Papa." Rintihnya tak terdengar oleh Nayla.

"Gue juga mau kali di bahagiain adek gue, lo harus bahagiain gue dek." Lanjut Nayla.

"Sialan." Nasya melepas senyumnya dan melempar bantal pada Nayla.

"Tuh bahagia gak?" Tanya Nasya cekikikan seraya berjalan menuju kamar mandi.

"Adek durhaka kamu." Ucap Nayla merintih.

"Heran deh tuh bocah, udah ngeduluin di bahagiain pacar." Gerutu Nayla mengambil bantal yang tadi Nasya lempar kearahnya.

"Eh." Susul Nayla.

Cukup lama Nasya mengurung diri di kamar mandi, seperti biasa ia selalu lama jika sudah berada di kamar mandi. Entahlah dikeluarganya tak ada yang seperti Nasya. Selain ia suka tidur ia juga suka mandi lama. Padahal sejak kecil ia paling males mandi dan gak suka sama yang namanya air dingin. Tapi sekarang ia sangat suka berlama-lama di kamar mandi.

Happiness Happens HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang