Kanvas Rindu

14 1 0
                                    

Pagi ..
Langit muram ..
Langit-langit suram ..
Apa mereka mencuri kanvas rinduku?
Atau hanya aku saja yang sudah gila adanya?
Langit dan langit-langit mewakili hati ini untuk berbicara?
Apa kau mampu mendengarnya, wanita hujanku?

Malam ..
Masih menyisakan gurauannya pagi ini ..
Tentang balutan pilu yang menggawangi tetesan rindu ..
Tentang kemerosok dedaunan yang dipermainkan anak-anak angin malam ..

Malam ..
Kau beranjak dari kaki langit tempatku menjamah dalam kegelapan ..
Noktah demi noktah cahaya bersenggolan dengan embun pagi ..
Perlahan, aku menggusur mentari untuk singgah di nampan pualam biru yang disebut langit ..

Malam ..
Kala teringat wajahmu, wanita hujanku ..
Sajakku pun deras mengalir ..
Namun, baru pagi ini aku mampu selesai mengelemnya ..
Karena, semalaman aku bergulat dengan akal gilaku yang besar kepala ..
Yang ingin mencidukmu dari peraduan ..
Untuk kemudian kuabadikan bersama untaian lembayung senja yang kusebut sajak ..

Pagi ..
Selamat pagi, wanita hujanku ..

Serang, 8 Februari 2016.

Wanita HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang