KIDUNG REMBULAN

39 1 0
                                    

Cakrawala di tengah malam
Simpai keramat, Sang Rembulan, tengah terjaga
Sebatang kara namun tak pernah lelap dalam kesepian
Menemani tiap jiwa-jiwa kuyu yang terlindas roda zaman

Sang Rembulan
Bersandar pada gemerlapnya gemintang
Senja hilang ditelan rima-rima sajak malam
Menyisakan hitam bertakhtakan kerling genit kuarsa langit

Hutan langit bermuhasabah bersama pungguk
Bermukim bersama kunang-kunang di antara milyaran embrio embun pagi
Jangkrik menyajikan elegi birahi di antara jarum-jarum hijau
Detak detik dalam riak tirai panggung alam bergelora bersama gemawan

Di atas sana, Sang Rembulan berjumpa dengan penyair-penyair malam
Menari-nari syahdu dalam noktah-noktah permadani lilin batik
Gusar hanyut bersama canda tawa bara api unggun
Sisakan kehangatan di antara jari-jari angin dingin

Jauh di balik selimut sajak-sajakku
Wanita Hujanku tengah terlelap
Memimpikan padang ilalang dan telaga hitam
Tempat kita pernah dan kelak akan berjumpa kembali

Di bawah keremangan Sang Rembulan
Aku bersandar pada dinding rindu
Yang menancapkan belatinya tepat di relung hati
Tak mampu bersua dalam nyata, hanya lewat maya

Lelaplah dalam mimpimu
Hingga fajar menjelang
Biarkan Sang Rembulan menemani helaan napasmu
Dalam pulasnya mimpimu, aku merindu

Serang, 15 Maret 2017.

Wanita HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang