Kemarilah sayang
Kau tahu?
kau membawaku menuju temaram rembulan bersama kecuranganmu kala menggodaku
Seolah-olah kau berkuasa lebih banyak daripada saat kita bercinta
Sepertinya kau memiliki hati yang binal
Kau membuatku gilaKau beranjak dari peraduanmu dan menyesap rinduku hampir setiap pagi
Kau berikan padaku benang-benang cinta untuk kusulam bersama bias-bias sisa rembulan semalam
Membuat gulita menjadi penuh warnaCinta itulah yang membuatku bagai budak
Cinta itulah yang mengantarkanku menuju liang lahat
Tapi, biarlah
Selama senyum indah itu selalu tersaji di nampan pualam lebar yang kau sebut, pipiAku beranjak dari kewarasan
Gila segila-gilanya
Seolah-olah jika kau pergi
Semua warna menjadi biru
Sebiru lebamnya mata yang mengawini air mata semalam suntukKau membungkam celoteh manjaku dengan kecupanmu
Kemudian meninggalkanku menuju peraduan
Curang, bukan?
Kau buatku berbunga-bunga
Untuk kemudian kau tinggalkanCinta itulah yang membuatku ingin menarik pelatuk revolver dan meledakkan kepalaku
Cinta itulah yang membuatku ingin menggelitik singa hingga ia menerkamku
Tapi, biarlah
Selama tawa renyahmu akan selalu berdendang bersama lekuk bukit montok yang kau sebut itu, pipiSerang, 11 Maret 2017.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Hujan
PoetryKumpulan puisi yang didedikasikan untuk "Wanita Hujan". mungkin akan sedikit lebay atau bahkan gila. Tapi, ya mau bagaimana lagi, aku memang sudah gila sejak lahir.