Pelangi mengecup pucuk senyummu ..
Wanita hujanku kembali dengan busur pelangi di kedua bibirnya ..
Ia datang dengan seutas benang merah ..
Kemudian menyimpulkan hatinya dan hatiku di antara bias pelangi pagi ..Padang ilalangku kembali menghijau ..
Telaga hitamku kembali membiaskan binar matanya ..
Senampan sajak rindu bernapas kembali ..
Membelai tiap pucuk perdu di lembah permadani hijau ..Ah, madu kawanku ..
Semanis madu rasanya ..
Kasmaran yang menggamitku hingga mabuk kepayang ..Duduk disini di batas cakrawala pagi ..
Tersenyum mengingatmu yang telah menyulam benang merah di antara rajutan sajakku ..
Aih, Merona pipiku!Wanita hujanku ..
Cintailah aku seperti kau menghirup seroja dalam sajakku ..
Kasihilah aku seperti kau menorehkan asamu di antara jemariku ..
Rindukanlah aku seperti kau memetik gemintang kerdil di angkasa malam ..
Sayangilah aku seperti kau menikmati tiap detak jantungmu di antara gundah gulana akan rindu yang berteriak lirih ..Ich liebe dich, Ich liebe dich wie ein Regen ..
Serang, 17 Januari 2017.
*
Ich liebe dich, Ich liebe dich wie ein Regen ..
(Aku mencintaimu, aku mencintaimu bagaikan hujan)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Hujan
PoesíaKumpulan puisi yang didedikasikan untuk "Wanita Hujan". mungkin akan sedikit lebay atau bahkan gila. Tapi, ya mau bagaimana lagi, aku memang sudah gila sejak lahir.