Part 22 - Fadil

24 3 0
                                    

Happy reading! :)

Sorry for typos~


----



Dari dalam mobil, Fadil sedang tersenyum penuh arti kearah Gita yang sudah berjalan menjauh dari arah mobil Abram dan menghilang dibelokan pintu masuk bersama Abram.

Dia bahagia mempunyai sahabat sekaligus kakak perempuan seperti Gita, yang sikapnya sangat overprotektif kepadanya.

Sikap overprotectitifnya melebihi kakaknya sendiri.

Yah, karena kakak kandung Fadil tidak berada di Bitung bersama Fadil dan orang tuanya, sedang berada di luar kota sedang kerja.

Jadi yang menjadi kakak perempuan kedua adalah Gita. Ya, Gita selalu menemani kemana cowok itu ingin pergi dan ingin ditemani oleh Gita.


FADIL MUHAMMAD POV

Gue seneng Git, gue seneng banget bisa ngeliat lo senyum lagi, lo manyun lagi.

Intinya gue seneng karena lo udah kembali jadi diri lo lagi sekarang.

Setelah melewati beberapa bulan yang suram karena mencoba lupain kejadian bangsat itu.

Gue tau kok lo bisa, gue tau lo kuat! Dan gue percaya sama lo.

Gue gak bakalan biarin siapapun cowok yang berani buat lo nangis lagi.

Gue gak bakalan biarin siapapun mempermainkan perasaan lo. Bikin lo nangis, sekalipun orang itu diri gue sendiri! Lo itu istimewa Git! Lo tuh gak pantes kalau disandingkan dengan laki-laki brengsek kayak Alfian.


"Ya Tuhan, hamba mohon jangan buat Gita menangis lagi.

Hamba sudah tidak tahan lagi melihat kesedihan dimata Gita. Hamba pengen dia bahagia seperti sekarang ini, dan sudah melupakan sakit hatinya itu.

Hamba mohon jangan ambil kebahagiaannya lagi Tuhan. Amin"


Semoga kali ini, Tuhan denger doa gue.

FADIL MUHAMMAD POV END


Setelah selesai memanjatkan doa untuk Gita, Fadil mencoba merebahkan tubuhnya kebelakang untuk menghilangkan rasa pusing dan mualnya itu.

"Buat apa gue datang kemari jauh-jauh kalo ujung-ujungnya hanya duduk-duduk kek orang bego didalam mobil! Sial!"

Dongkol Fadil dalam hati seraya menutup matanya.

.

.

.

Gita dan Abram sampai ditempat mereka, meletakkan barang-barang yang dibawah mereka dari rumah. Makanan, pakaian, dan snack-snack mereka.

Setelah itu, mengambil tempat masing-masing untuk duduk.

Mereka berdua duduk diam memikirkan Fadil yang berada didalam mobil sendirian.

Kasihan dia!

Gita berdiri dari tempatnya dan seketika langsung terpana melihat pemandangan indah di tempat ini.

The Stupid FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang