Part 25 - Bidadari?

34 2 0
                                    

Happy reading! :)

Sorry for typos~


~~~~


"Kau Bidadari jatuh dari surga dihadapanku, Kau Bidadari jatuh dari surga tepat dihatiku -Coboy Junior-"


---


"okedehh! Sebentar malem kita ngumpul lagi kan? Dan lo dateng kan?" Tanya Gita memastikan.

"yaiyalah gue pasti datang! Masa iya gue gak dateng orang disana ada bidadarinya gue!"

"HAH?"

"apa lo bilang barusan? Bidadari?" Gita kelihatan sangat kaget.

"eh seriusan lo? Siapa? Si Fadil?" Rico menggeleng.

"Abram?" lagi Rico menggeleng. Seraya berdiri untuk segera pergi.

"ah, Marchel kan?" untuk ketiga kalinya cowok itu menggeleng.

Gita memikirkan siapa yang dimaksud Rico, dan langsung memasang smirknya "atau... si Juna?" pertanyaan spontan Gita kepada Rico kali ini membuat Rico mendongkol.

Sial! Dia beneran gak tau atau pura-pura gak tau?

"bukan! Si Urfan bidadari gue. Puas lo?" jawab Rico kesal.

"oh, hahahah iya becanda Ric! Elah tuh muka gak usah ditekuk kayak gitu juga kali!"

"emang siapa sih bidadarinya si Rico?" Tanya Gita sekali lagi.

"elo"

"Bidadarinya gue itu elo" ulang Rico.

~uhuk uhuk uhuk uhuk~

Gita melengos. Melting dah gue.

Mamaaaaaaaa!!

Oksigen! Oksigen mana?!

"iya elo. Siapa lagi coba cewek yang ngumpul bareng kita selain elo Git?"

"dan gak mungkin juga kan bidadarinya itu si Fadil, Abram, Aditya, Dhika, Juna, Urfan apalagi si Marchel!" tambahnya lagi.

"kecuali ya gue maho sampe bilang salah satu dari mereka itu bidadari gue" jawab Rico santai sambil menatap lekat tepat di manik mata Gita.

Gita seketika bungkam. Pipinya memanas mendengar penuturan cowok itu. Dia tidak menyangka akan mendapatkan pernyataan seperti ini oleh cowok itu didepan matanya pula!

Daebak!

"udah ahh gak usah merah gitu pipinya" ucap Rico sambil mecubit pelan pipi Gita karena gemas.

Gita hanya diam tidak menjawab candaan Rico dan hanya menyingkirkan tangan Rico dari pipinya, tidak menjawab apapun.

Dia sangat malu kali ini. Dan Rico tahu itu!

Rico hanya tersenyum melihat kearah Gita dan langsung berdiri untuk pulang ke rumah dan langsung menuju ke lapangan untuk melakukan kegiatan setiap sorenya yaitu main sepak bola.

Tapi tidak setiap hari cowok itu bermain sepak bola karena, cowok itu paling sering datang kerumah Gita untuk menemani gadis itu menjaga warung.

Ah, Sosweet!

Sekali lagi Rico hanya tersenyum kearah Gita dan melambaikan tangannya.

The Stupid FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang