When The Bad Boy Loves Me [SLOW UP]

Prolog

🎶 Paradise - Coldplay

🌅

Sun Raise

🍺 Indahnya mentari tak seindah suasana hati yang kian hari meredup seiring berpalingnya ke lain hati.

🍺 Hati yang kini telah menggantikan sesosok wanita yang pernah mengajarkannya the meaning of love.

🍺 Love isn't everything you want. But it's everything you need. It's not always happy endings. But it's happy in betweens. -- Rachel Copeland

🍺 I want someone to look at me and think, "She's my happy ending."

🍺 Waktu berputar selayaknya kemidi putar. Terus berputar dan akan berputar. Berbagai kejadian telah dilalui. Tak ada yang bisa diulangi. Hanya kita yang bisa merenungi.

🍺 Setiap kali dia mengingatnya, setiap kali juga dirinya merasa tersengat ribuan lebah yang mengincarnya.

🍺 Mengincar layaknya buronan yang tertangkap mencuri ayam ataupun jemuran tetangga.

🍺 Déjà Vu. Peristiwa itu terus muncul dengan ribuan pertanyaan yang tak terjawab.

🍺 Bagai bayangan yang tidak pernah bisa diraih. Mengejar, namun malah dikejar. Tak tahukah dia, bahwa aku menjaganya dari jauh? Melihat dan memandangnya dengan decak kekaguman.

🍺 Dia tidak tahu. Tapi itu bagus. Jika dia tahu yang sebenarnya, apa dia akan membalasku? Tidak. Aku tidak tahu.

🍺 Dilema. Pilih dia, atau ia? Pilih bukit, atau jurang? Pilih hidup, atau mati? Tentunya aku pilih 'dia' yang selama ini telah mengisi kekosongan dalam diriku. Mengisi segala kekuranganku. Dia yang telah membuat hari-hariku menjadi berwarna layaknya pelangi sehabis hujan. Semerbak harum tanah yang terkena hujan, ditambah indahnya pelangi, melambangkan indahnya 'dia' dalam melukis namanya di otakku.

🍺 Fatamorgana. Hanya itu. Untuk dia. Dia yang tak bisa kudapatkan kembali. Yang kudekap setiap dia takut akan kegelapan. Dia yang telah hilang setelah kejadian itu. Dia yang pergi menuju indahnya surga.

🍺 Dan aku tak yakin, dia bahagia atau tidak. Tapi yang kurasakan sekarang, perihnya ketika dia meninggalkanku tanpa satupun alasan. Menyakitkan bukan? Ya, menyakitkan!

🍺 Miris. Dramatis. Kisahku tak semanis buah manggis. Tak sehalus gula halus. Melainkan hanya sebuah kisah tragis yang mengikis habis sebuah hati yang mendesis.

🍺 Kupantau dia dari jauh. Dia milikku. Ralat. Calon. Ya, dia calonku. Tidak. Aku tidak tahu.

🍺 Sekedar PDKT? Atau mengenalnya lebih jauh? Berani kau melangkah lebih depan dari padaku? Kugilas muka 'socan'-mu itu pakai papan penggilasan jika kau berani menyentuhnya!

🍺 Tidak ada kata playboy. Tidak ada kata badboy. Untuknya, dia berubah untuk kedua kali. Namun yang kali ini, dia membawa sebuah perubahan yang menyita sebuah hati.

🍺 Hidupnya lurus. Tak ada lika-liku. Jurang pembatas sudah hilang. Raib ditelan mentah perasaan yang tumbuh akibat rasa jengkelnya.

...

🍺 A/N : Kisah ini tak sebagus dibandingkan dengan karya-karya orang yang lebih pandai dan terkenal. Idenya sangat menginspirasiku. Banyak pembaca yang sudah mendukungnya sampai sekarang.

🍺 A/N : Kuucapkan 'Selamat' untuk penulis yang sudah mempublikasikan karya-nya, maupun yang belum. Aku hanya penulis amatir. Butuh kritik, saran, dan masukan yang bisa membantuku. Jika ada yang tidak berkenan, kuucapkan 'Maaf' sebesar-besarnya.

🍺 A/N : Sebagian dari cerita ini mungkin sedikit ada kemiripan dengan beberapa cerita yang lain. Tapi percayalah para readers, beberapa murni hasil pemikiranku. Aku juga masih punya otak untuk berpikir.

🍺 A/N : Mungkin saya tidak sekreatif kalian. Saya juga tak berniat sedikitpun untuk menjiplaknya. Jadi, janganlah berpikiran buruk dahulu. Jika ada kemiripan yang tak disengaja, saya ucapkan maaf sebesar-besarnya. So I say sorry. Is it too late to say sorry now?

TBC

MY FIRST STORY

VOTE AND COMMENT, YA?

Jika ada kesalahan-kesalahan dalam gaya bahasa, penulisan, atau apalah itu, mohon di comment untuk aku perbaiki.

Thank You 😚