Aku memarkirkan mobilku di parkiran Zona B Gedung IPS, tempat dimana mobil kedua sahabatku biasa diparkirkan. Aku masih saja berada di dalam mobil. Aku sangat malu. Bagaimana tidak? Sedari masuk gerbang sampai parkiran, banyak siswa yang melihat ke arah mobilku.
"Duh, kenapa jadi pusat perhatian gini ya? Emang ada yang salah sama mobil gue? Apa ada kotoran burung jatoh?" Tanyaku sendiri kemudian melihat ke bagian depan mobil.
"Gak ada tuh! Eh, itu Selena kan? Ah ya, gak salah lagi! Siapa lagi kalo gak buat heboh di pagi hari gini?" Ucapku melihat aksi Selena berebut parkiran dengan sebuah mobil Ferrari merah.
Bukan Selena namanya jika dia tak memenangkan aski tersebut. Merasa bangga akan kemenangannya, dia langsung menderukan mobilnya sekencang-kencangnya.
Kulihat Selena turun dari mobilnya dengan tas ransel berwarna abu-abu yang di gendong di bahu kanannya. Menutup mobilnya, kemudian menekan tombol di kuncinya hingga pengaman mobil tersebut berbunyi.
Dengan kalang kabut, aku turun dari mobil menggendong tas ranselku yang berwarna light green di bahu kanan, kemudian menutup pintu mobil dan menekan tombol unlock di kunci mobilku.
Aku berlari menghampiri Selena yang baru berjalan sekitar lima langkah dari mobilnya. Entah langkah ke berapa, yang penting dia belum terlalu jauh.
"Sel! Selena!! Selena Franindya Oktaviany!!!" Kuteriaki namanya, namun ia tetap bergeming.
"Woy Selena Gomez!!" Teriakku geram karena dipanggil namanya tak menoleh. Giliran dipanggil Selena Gomez aja langsung nyahut.
"Iya, ada apa? Selena Gomez is here." Ucapnya PD dengan gaya yang dianggun-anggunkan seraya berhenti dan menghadap ke belakang dimana aku sedang berdiri untuk mengatur napasku.
"Lo budeg apa gimana sih? Gue panggil nama lo, elonya gak nyahut-nyahut!"
"Hehehe, sorry Key. Bercanda doang. Ngomong-ngomong lo dianter Kak Jake lagi? Kok gue gak lihat mobilnya di depan gerbang tadi?" Tanya Selena bingung sembari menatap ke sekeliling mencari keberadaan Kak Jake.
Sampai nenek-nenek juara angkat besi, gak bakal lo nemuin Kak Jake di sini.
"Gue naik mobil." Ucapku santai dan Selena melotot.
"Mobil lo yang mana?" Tanya Selena kemudian berlari menuju deretan mobil yang sudah berjajar rapi.
"Yang hitam itu!" Jelasku menunjuk ke arah mobilku yang terparkir cantik di paling pojok parkiran mobil, tepat di sebelah kiri ada deretan motor ninja yang terparkir tampan.
Iya kan? Yang punya cewek, pasti terparkir cantik. Kalo yang punya cowok, ya pasti terparkir tampan lah!
"Widih! Mobil lo keren banget, Key! Punya gue mah gak ada apa-apanya dibanding punya lo!" Ucapnya memuji mobilku. Iya, mobilku, bukan aku. Hiks. Sedih. Terhura. Sahabatnya gak pernah dibilang cantik, eh ini malah mobil yang dipuji.
"Biasa aja! Ayo cepet masuk! Malu gue diliatin sama anak-anak mulu dari tadi!" Pintaku melirik ke arah murid-murid di gedung IPS yang bergerombol dan melihatku layaknya sebuah tontonan gratis.
"Woy! Bubar kalian! Pagi-pagi udah pada ngerumpi!! Belajar sono yang pinter!! Biar emak babè lo pada gak nyesel punya anak kayak kalian! Hush! Hush!" Usir Selena sadis. Yang diusir hanya menyoraki aku dan Selena.
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Bad Boy Loves Me [SLOW UP]
Teen FictionBagaimana jadinya jika seorang Keyla Aussie Anderson ; anak pengusaha kaya yang menjelma menjadi gadis biasa-biasa saja, bertemu dengan Daniel ; cowok tampan dengan sejuta pesonanya yang terkenal dengan sifat arogan? Akankah Keyla yang akan terbelen...