28 °° Rangga dan Selena Jadian(?)

342 14 1
                                    

Malam telah tiba. Setelah melewati hari yang panjang, saatnya api unggun. Untuk malam hari pertama akan diadakan hingga 2 malam selanjutnya. Sungguh melelahkan right?

"Heh lu, minta maaf dulu sono sama Daniel! Temen musiman nih model lu ye kan," Ucap Selena sambil menyenggol bahu Rangga yang duduk di sampingnya sambil menatap Daniel yang sedang bercanda ria dengan Keyla di seberang.

Rangga menatap Selena kesal. "Ogah. Harus gue gitu?"

"Lo tau sendiri kan Daniel itu orangnya gimana? Dia paling susah kalo suruh minta maaf. Kalo nunggu dia ngomong dulu, sampe lebaran monyet gak bakal kesampaian," Ujar Selena menggosok kedua tangannya.

"Iya nanti gue minta maaf."

Selena tersenyum simpul karena Rangga mau menuruti apa katanya.

Tiba-tiba ada sebuah jaket tebal nan cukup besar berwarna hitam tersampir di bahu kecilnya.

Selena yang kebingungan hanya menatap Rangga yang tangannya terulur menyampirkan jaketnya.

"Dingin," Ucap Rangga.

"Iya gue tau dingin. Tapi ngapain lo ngasih jaket lo? Emang lo gak kedinginan?"

"Lo peduli sama gue sampe segitunya takut gue mati menggigil?" Rangga terkekeh.

Selena memukul pelan bahu Rangga sambil tersenyum malu. "Apaan sih lo, gak usah ge-er!"

"Ih, siapa juga yang ge-er, yang ada muka lo tuh blushing. Hahahaa!" Tawa Rangga pecah, membuat siswa lain yang mengelilingi api unggun, menoleh penasaran ke arahnya.

"Rangga, diem, malu!"

"Bisa malu juga toh? Kirain urat malunya udah putus," Canda Rangga.

"OKE ANAK-ANAK, BERKUMPUL SESUAI KELASNYA DAN MEMPERSIAPKAN UNTUK ACARA API UNGGUN! SEKARANG! KEBURU MALAM NIH NGANTUKS!" Teriak Bu Yossi menggunakan toanya.

"Yeeehhh!!!!"
"Huuuuuu!!!!"
"Apaann dihh!!!"
"Akal-akalan dia aja tuh!"
"Kira sini kagak ngantuk?"
"Lelah hayati."

"BANYAK CING-CONG. MAU JADI KRITIKUS? AYO CEPET!"

"IYA IYA BUUUU!!!"

Mereka pun berkumpul sesuai kelas untuk menyusun strategi. Entah strategi perang atau 4-4-3.

***

Acaranya seru. Tapi ya gitu, kebanyakan nyanyi akustik. Bosen? Iya juga.

"Next, 11 IPA 1."

Daniel mengambil gitar dan mengambil posisinya duduk bersebelahan dengan Keyla yang hendak menyanyi. Tapi Daniel tak kunjung memetik dawainya dan mulai dengan melodi yang indah.

Bukan rahasia lagi jika Daniel pro bermain alat musik.

Rangga tiba-tiba saja datang tergesa-gesa sambil menarik Selena. -ralat, sepertinya menyeret.

"Rangga, stop, jangan malu-maluin gue!"

Rangga menghempaskan tangannya sedikit kasar membuat Selena mengaduh kepadanya.

"Siapa suruh lo main hati di belakang gue? Emangnya gue cowok bego yang gak tau ceweknya selingkuh?!" Ucap Rangga membara, emosinya terlihat sudah meletup-letup.

"Selingkuh? Maksud lo apa sih, Ngga, gue gak paham? Gue gak ngerasa selingkuh di belakang lo," Ucap Selena mencoba bersabar.

Rangga berdecih sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Cih, lo gak selingkuh di belakang gue, tapi di DEPAN MATA KEPALA GUE SENDIRI. Tadi gue lihat lo lagi berdua-duaan mesra-mesraan di sekitar semak-semak. Ngapain kalian berdua?!"

"Lo salah paham, tadi gue cuma lihat pemandangan kok, gak lebih."

"Alesan terus alesan terus! Mana ada maling ngaku, yang ada penjara penuh."

"Dengerin gue dulu, jangan asal tuduh, pengecut lo beraninya malu-maluin cewek di depan umum!"

"Emang itu tujuan gue. Udah malu belom elo? Belom? Mau gue panggilin si cowoknya?"

Selena terperanjat. Apa-apaan Semut Rang-Rang ini?! Pikirnya.

"Udah ah, terserah gue dong mau sama siapa aja, berduaan sama siapa aja, lagian lu bukan pacar gue, ngapain sok-sokan ngatur gue?" Tanya Selena sengit.

Rangga tersenyum miring, "Yaudah kalo gitu mulai malam ini lu jadi pacar gue! Tanda seru! Perintah! Gak bisa ditolak!"

***

TBC

When The Bad Boy Loves Me [SLOW UP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang