13 °° Aneh (2) [Daniel PoV]

1.1K 59 0
                                    

"Argh! Kepala gue pusing banget!" Terdengar jelas suara rintihan dari dalam UKS. Mungkin dia sudah terbangun dari alam mimpinya.

"Hei, lo udah bangun?" Sapaku ketika masuk ke dalam. Dia terlihat sedang memejamkan mata dan memijat pelipisnya.

Keyla membuka matanya perlahan. Dia nampak terkejut ketika aku menghampirinya dengan nampan di tanganku.

"Ngapain lo di sini?"

Gak tahu diuntung banget nih cewek satu! Seharusnya dia bangga dong, gue perlakuin layaknya ratu di istana.

"Gue yang nolongin lo pingsan tadi! Lemah banget jadi cewek, baru gitu doang udah pingsan! Mana badan lo kayak karung beras gitu, makan apa aja sih lo?" Kuletakkan nampan itu di nakas dekat brankar.

Dia terlihat sedang berpikir. "Berat badan gue ideal kok! Sekitar lima puluh kilo. Wait! Lo gendong gue?!!"

"Iya, gausah lebay gitu deh! Biasa aja kalo digendong cogan. Atau lo belum pernah digendong cogan kayak gue ya?"

"Selena mana?"

"Dia sama Rangga pulang. Mereka gak niat sekolah lagi. Udah capek katanya." Dustaku.

"Gak mungkin! Lo pasti bohong! Selena gak mungkin ninggalin gue di sini sendirian!"

Ternyata dia tanggap juga.

"Lo gak sendirian. Gue nemenin lo dari tadi di sini. Dan memang gue yang nyuruh Selena sama Rangga balik, dari tadi adanya berantem mulu. Yaudah, gue suruh mereka balik aja daripada ganggu lo istirahat." Jelasku panjang lebar.

"Bohong. Buktinya lo tadi dari luar, berarti lo ninggalin gue!" Sahutnya tak percaya.

Keras kepala.

"Itu mah gue beliin lo makan sama minum. Lo belum makan siang, makanya gue bawain buat lo."

"Nih, minum!" Ucapku menyodorkan segelas teh hangat dan langsung ditenggaknya hingga tersisa setengah bagian.

"Makan ini, aaa!" Ucapku lagi, langsung memasukkan sesendok bubur ayam ke mulutnya.

"Aduh, pelan-pelan, keseleg nih!"

"Iya, gue pelan-pelan deh! Buka mulutnya bayi besar!"

Keyla tak memakannya, namun malah mengerucutkan bibirnya.

"Gue bukan bayi besar! Sini, gue bisa makan sendiri!" Keyla merebut sendok yang ada di tanganku.

"Eits! Lo milih gue suapin baik-baik atau mau pake cara kekerasan?" Ku tatap tajam matanya, dan ia langsung menundukkan kepala takut-takut.

"Makanya, jangan bandel! Cepat nih, makan!" Suruhku ketika sendok itu sudah menyentuh permukaan bibirnya.

Tanpa protes, ia langsung melahap bubur itu dengan sangat pelan. Mengunyahnya pun juga perlahan-lahan.

"Lo gak perlu repot-repot ngurusin gue. Gue bisa jaga diri gue sendiri." Ucapnya disela mengunyah makanan.

Aku tersenyum kecut. "Bisa jaga diri lo sendiri kata lo? Cih, lo pingsan aja di pelukan gue, gimana jaga diri lo sendiri?"

"Tapi kenapa lo ngelakuin ini?"

"Gue gak mau lo kenapa-napa."


Upps! Gue kelepasan.


Keyla hanya terdiam bergeming, masih mencerna kata-kata yang sebenarnya sangat mudah untuk dipahami.

Lo terlalu ngegas, Dan!

"Kenapa lo gak mau kalau gue kenapa-napa? Elo bukan siapa-siapa gue. Dan bahkan kita belum kenalan. Kesan pertama aja menyedihkan. Apa lo tau nama gue? Apa lo tau gimana rasanya tiap kali lo ngehina gue? Gue bahkan gak tau kenapa lo suka ngejelek-jelekin gue. Apa gue selalu salah di mata lo? Kalo gue ada salah, gue minta maaf. Di sini gue berusaha nyari temen sebanyak-banyaknya. Tapi satu orang yang ngebuat gue kecewa di awal pertama gue masuk di sini, yaitu elo. Elo yang selalu ngebuat gue sakit." Ucapnya parau dengan sedikit bergetar menahan tangis.

Aduh, jangan nangis dong! Ntar gue dikirain ngapa-ngapain lo lagi.

Tanpa sadar, kurengkuh tubuhnya dalam pelukanku. Bahuku sedikit basah, mungkin karena ia menangis. Tak henti-hentinya aku mengelus punggungnya lembut dan mengucapkan semua kalimat yang membuatnya sedikit tenang.

"Udah, jangan nangis! Cengeng banget sih! Iya, iya, gue minta maaf kalo gue salah sama lo," Ucapku tulus kemudian merenggangkan pelukannya, namun tak sepenuhnya terlepas.

Gue ini kesambet apa sih, kok tiba-tiba jadi lembut gini sama cewek? Mènyè banget dah!

TBC

When The Bad Boy Loves Me [SLOW UP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang