| delapan belas

3.4K 284 1
                                    

Commitment is like turning imagination into reality, to commit to someone is a lifetime decision. 

Sejujurnya, aku tidak takut jika suatu hari nanti hubungan ini tidak berhasil. You know when you don't have any expectation on something and just let it flow, sometimes it work. And maybe that was what I want this to be. Our relationship to somehow just work. 

Tentu saja meskipun pernikahan ini terdengar irrational bagi yang tahu ceritanya, aku tidak menganggap demikian. Aku siap untuk menerimanya setelah pembicaraan yang sangat panjang. Aku tidak mengenal Alex dengan baik, begitu juga dia yang tidak mengenalku. Tidak seperti dalam drama dimana dua tokoh utama akan duduk dan menuliskan peraturan konyol tentang tidak jatuh cinta atau apalah itu, kami adalah dua orang dewasa yang sedang membicarakan masa depan. 

Hari itu aku bertanya pada Alex, "What do you think about love?"  

Dan dia jawab dengan tenang, "Something I could never see it coming." 

Saat itu aku paham dengan betul bahwa ada sesuatu yang membuatnya skeptis, membuatnya ragu dan ia juga tahu bahwa ia tidak bisa menghalanginya. We are both adults. I don't mind. Pernikahan adalah konstruksi sosial. Selama kebutuhan lahir dan batin terpenuhi, kurasa itu cukup untuk menjalankan pernikahan ini. Ada banyak orang yang gagal bahkan dengan cinta yang dalam. 

Komitmen pertama yang kami bicarakan adalah untuk tidak saling menyalahkan jika salah satu tidak bisa memberikan cinta antara dua pasangan. Bagiku itu tidak masalah, cinta dalam keluarga adalah jenis cinta yang paling erat. He is now my family, so why would I worry his love?

Pembicaraan lainnya adalah untuk tidak membahas masa lalu. Kami berdua tahu ada alasan khusus mengapa kita memilih setuju untuk pernikahan seperti ini. Sesuatu yang tidak perlu dibahas lagi. 

Kami juga membicarakan fakta pernikahan ini adalah pernikahan sah. Dan kedua dari kami melaksanakan kewajiban suami dan istri. Aku, tentu saja tidak masalah. Berada di luar negeri bertahun-tahun, aku bukan orang yang konservatif. Aku tahu ada masa dimana aku akan membutuhkan seseorang untuk memenuhi kebutuhanku yang lain. Begitu juga dia.

Kami membuat tabungan khusus yang diisi olehku dan dirinya, digunakan bersama. Ia juga memberikanku kartu kredit dengan alasan memenuhi kebutuhanku setiap bulannya, meskipun aku tidak terlalu butuh. 

Anak juga salah satu bahan diskusi kami. Sejujurnya aku tidak siap untuk memiliki anak. Tidak sampai aku benar-benar percaya dengan dia. Belum lagi, membesarkan anak bukan sesuatu yang mudah. Ia setuju, dan memiliki pikiran yang sama denganku. Tiga tahun dan kami akan melihat kesiapan mengenai hal ini. 

Komitmen terakhir yang menjadi alasan aku percaya adalah dia yang ingin kami mencoba mempertahankan pernikahan ini hingga maut menjelang. Komitmen yang kami ciptakan untuk saling percaya. 

Aku dan Alex memiliki banyak kesamaan. Mungkin itu yang membuatku merasa nyaman untuk menjadi teman baiknya. Teman baik dan teman hidup tidak terdengar terlalu jauh berbeda. Selama ia tidak menghalangiku menjadi diriku sendiri, aku berjanji untuk mecoba menjalani pernikahan ini dengan baik. 

Alex memiliki hampir semua yang kucari dari seorang pria. 

Dan kami memilih satu sama lainnya. 

Mountain Commitment (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang