| tiga puluh tujuh

3.7K 330 9
                                    

"Malam ini kita makan malam dirumahku ya, aku juga ingin memberitahukan kabarku secara langsung," Ucapku perlahan. 

Alex menarik dasinya dan mengangguk, "Oke, aku mau mandi dulu,"

"Lex,"
Aku menggigit bibirku dan menggoyang jari - jariku. Pertanyaan ini sudah kupikirkan ribuan kali sejak tadi, tapi memgapa mengucapkannya begitu sulit?

"Kamu pengen bilang sesuatu?" Tanyanya penasaran. Aku menghembuskan napas panjang, pertanyaan ini benar - benar menyesakkan dada.

"Bilang aja," Katanya lagi.

Sial. Ini benar - benar sial.

"Lex, ajari aku untuk membuat kamu mencintai aku," Kataku cepat dalam satu tarikan.

Ia menaikkan satu alisnya, seolah aku telah mengatakan sesuatu yang membingungkannya.

"Ada apa dengan kamu?" Tanyanya mengungkapkan pikirannya. Aku tetap menatapnya dengan tegas, tidak ingin kalah dengan tatapan bingung yang ia tunjukkan.

"Ajari aku untuk membuat kamu jatuh cinta, Lex. Itu adalah resolusiku, atau kita bercerai," Ucapku tegas, menatap kearah dua bola matanya yang terlihat khawatir.

"Yakin kamu bisa bikin aku jatuh cinta?" Tanya Alex dengan nada menantang.

"Just answer me, Lex. Will you help me or not? This will give me answer for our marriage and life that I really want,"

(Jawab aja aku, Lex. Akankah kamu Bantu aku atau tidak? Ini akan memberikan jawaban untuk pernikahan kita dan kehidupan yang benar - benar aku ingin)

Ia menatap bola mataku lama, seolah ingin melihat kesungguhan ucapanku. Ia terdiam, memikirkan jawaban yang tepat untukku.

"Okay,"

"Okay?" Tanyaku memastikan.

"Then find me reason to fall in love, Rania, it will help,"

(Maka, temukan alasan untukku jatuh cinta Rania. Itu akan membantu)

Putusnya meninggalkanku yang menatapnya menghilang di balik pintu kaca. Aku menghela napas lega, kali ini semuanya bergantung padaku.

***

Nyonya Rena Widjojo alias Ibuku si wanita sosialita itu sedang sibuk mengeluarkan seluruh masakan kesukaanku yang disiapkannya sejak tadi. Keany hanya memutar matanya seolah mengatakan bahwa Ibuku berlebihan.

Aku menghela napas, dengan Alex yang duduk tenang disampingku tanpa melakukan apapun. Rasanya begitu aneh dengan situasi ini. 

"Mama masaknya berlebihan tau," Kataku padanya setelah akhirnya duduk di meja makan.

"Kamu ya, memangnya kamu gak kangen masakan Mama kamu ini?" Ucapnya balik. Aku mengangguk, mengakui aku merindukan masakannya.
"Ya sih,"

"Yaudah makan," Putusnya lalu memberikan piring kepada Alex.

"Alex mau makan apa? Biar Mama tuangin," Ucapnya lembut. Berbeda jauh dengan sikapnya kepadaku tadi.

Aku mendelik, melirik Keany yang memberikan tatapan yang sama denganku.

"Rendang aja, Ma," Jawab Alex dengan nada sopan dan kalemnya.

"Papa gak ada dirumah ya, Ma?" Tanyaku ketika Ibuku itu memindahkan masakannya ke piring Alex.

"Lagi kerumah temennya, jangan ngomong pas lagi makan deh," Katanya yang membuatku mencibir Ibuku itu. Berlebihan sekali.

"Jadi kamu mau ngapain kesini?" Tanya Ibuku setelah makan malam selesai.

Mountain Commitment (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang