후백제 Hubaekje, 935
Aku menghela napas pelan. Salju tidak berhenti turun, meski waktu sudah menyentuh awal bulan ketiga. Ini menghawatirkan. Sama menghawatirkannya dengan keputusan Aboji untuk mengangkatku menjadi raja.
Aku mengingat bagaimana ekspresi wajah Yong Bae hyung. Begitu marah dan muak. Kalau tidak mengingat ada Aboji dan seluruh anggota dewan kerajaan, Hyung pasti sudah melempar meja kehormatan Aboji.
Apa yang dipikirkan Aboji? Aku termuda di antara semua kakak laki-lakiku. Kami empat putra kehormatan dengan seribu kekurangan masing-masing, tetapi kenapa harus aku? Yong Bae hyung lebih pantas. Setidaknya Junho Hyung. Atau mungkin Gong Chan hyung. Tidak aku.
"Hah..." aku tidak ingin berperang melawan Hyung-hyung ku.
"Jangan menghela napas seperti itu..."
Aku segera menoleh dan mendapati Y/n yang sedang menyenderkan dirinya pada tiang jembatan istana.
"Annyeonghaseyo!"sapanya dengan senyum yang ikut membuatku tersenyum.
"Kau tidak pergi dengan Jung Eunwoo?"
Y/n tampak menggelengkan kepalanya. "Aku merasa aku harus berada di istana hari ini. Jadi tidak. Aku tidak akan pergi dengan Eunwoo."
Aku tahu alasannya merasa harus ada di istana pasti karena aku. Dia pasti tahu betapa terguncangnya aku dengan keputusan Aboji.
"Gomapso."ucapku.
"Ne."
Untuk berberapa saat, kami hanya saling diam. Aku tidak tahu apa yang dipikirkannya. Matanya tampak begitu bersinar dan bahagia akan rintikan salju yang jatuh menyentuh tangannya yang terbuka. Meski di dalam istana, tapi dia selalu terlihat begitu bebas. Aku tidak pernah iri melihatnya, hingga saat ini. Aku tidak lagi memiliki kebebasan. Tidak setelah Aboji memilihku.
"Kau tidak perlu memikirkan apapun yang sedang kau pikirkan, Orabeoni."
Aku tersenyum mendengar ucapannya. "Hmm? Tidak perlu memikirkannya?" Bagaimana bisa aku tidak memikirkan ini semua?
"Haaah... Jisoo Orabeoni. Si wangja yang selalu pencemas."
Aku menghela napas pelan. Ne, aku memang selalu seperti ini. Cemas akan berbagai hal. Tapi aku pikir ini hal yang memang pantas untuk membuatku begini bukan?
"Eh?!" ku berseru karena Y/n yang tiba-tiba menarik tanganku.
"Orabeoni, kaja!"
"Ka... kaja...?"
"Ayo kita keluar dari istana yang menyesakkan ini! Ayo kita bersenang-senang seperti kecil dulu!" Kini y/n memalingkan wajahnya sejenak padaku. "Atau kau mau kita main permainan seru kita dulu? Hmm... Permainan 'Ayo Cari Y/n—" "ANIYO!"
Y/n langsung tertawa keras mendengar seruan penolakanku. Dia tahu aku tidak akan mau memainkan permainan itu lagi. Tidak akan! Selamanya! Y/n yang terlalu total dalam memainkan permainan itu membuatku harus mati-matian mencarinya yang bersembunyi entah di mana sampai malam hari. Aku ingat sekali saat itu aku menyerah hingga memohon pada Aboji untuk mengerahkan pengawalnya untuk mencari Y/n.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ancient Heart [SEVENTEEN IMAGINE]
FanfictionJoshua x You x Jeonghan Hong Jisoo adalah pangeran Hubaekje yang terlahir kembali di tahun 2017 dengan dendam akan masa lalu. Mampukah Jisoo mengembalikan kehidupan yang seharusnya milikmu dan menyelesaikan semuanya di kesempatan kedua dari Tuhan? A...