Dari yang ku ingat, aku tidak pernah tidur senyenyak ini. Apalagi setelah kepergian Eomma dan Appa, tidurku selalu dihantui oleh mimpi buruk. Tentu saja, ada Jisoo. Ah.. Jisoo orabeoni?
"Sudah bangun?"tanyanya sambil menutup buku yang ada di genggamannya.
Aku hanya mengangguk pelan sebagai jawaban. Melihatnya begitu dekat masih membuatku tidak percaya. Jisoo orabeoni. Ada di sini, disampingku!
"Wae? Apa yang sedang kau pikirkan?"
"Ani."jawabku pelan. "Hanya saja, aku masih berusaha menata semua yang ada dipikiranku. Rasanya masih sulit membedakan mana yang memori mana yang hanya sekedar imajinasi, atau mungkin harapan? Aku sangat bingung."
"Kau tidak perlu memaksakan dirimu."
"Arayo..." tapi aku sendiri yang tidak sabar untuk menata ingatan ini. Semuanya begitu ramai dan kacau.
Ku mendengarnya menghela napas lalu berjalan menghampiriku. Jisoo mengambil kedua tanganku ke dalam genggamannya.
"Kau tidak perlu memaksakan dirimu."ulangnya kembali. "Maksudku, kau bisa memulainya dengan melihatku sebagai seorang Jisoo yang ada di kehidupan ini. Aku tidak lebih baik, mungkin lebih buruk dari yang kau ingat. Tapi kurasa begini saja sudah cukup."
"Tidak cukup..."
Jisoo sontak menatapku dengan matanya yang melebar. Apa ucapanku terdengar terlalu menyusahkan?
"Kita sudah sampai di sini. Kenapa Orabeoni harus membuatku mundur kembali? Ada alasannya kenapa kau mengingatku. Ada alasannya juga kenapa aku bisa mengingatmu. Tidakkah kau rasa kita butuh penjelasan yang lebih dari hanya sekedar menerima kehidupan ini?"
"Y/n–"
"Aku harus menemukan jawaban dari ini semua. Karena kalau tidak..." kalau tidak, aku bisa kembali berpisah dari Jisoo orabeoni. Aku menggelengkan kepalaku keras. "...andwae! Aku tidak akan diam saja kali ini!"
Jisoo lagi-lagi menghela napasnya. "Jeonghan."
Eh? Kenapa Jisoo harus menyebut nama Oppa?
"Bagaimana dengan Yoon Jeonghan?"
Curang. Aku belum siap dengan pertanyaan itu.
"Jeonghan oppa..." aku tidak tahu. Aku tidak tahu. Aku tidak tahu harus menjawab bagaimana!
Jisoo mengelus pipiku lembut. "Pelan-pelan saja, Y/n. Kita semua butuh waktu. Seperti janjiku, aku tidak akan kemana-kemana. Jadi, jangan takut."
—
"Jadi, kita mau kemana?"
Ah. Diam lagi. Dari kami keluar dari rumah sakit dia belum banyak bersuara.
Rasanya seperti Jisoo kembali seperti Jisoo yang ku kenal di kehidupan ini. Kaku dan canggung. Kemana perginya tingkah-tingkah lembutnya sebagai Jisoo orabeoni?! Apa ada yang salah dari kata-kataku sebelumnya?
"Jisoo orabeoniii, kita mau kemana?"
Diam. Dia masih saja diam!
Ah. Pasti karena kami sempat menyinggung tentang Jeonghan oppa. Dia sendiri yang bilang tidak akan meninggalkanku tapi kok rasanya aku seperti dihindari?
"Jisoo-shiii, kita mau kemana?"
Tampaknya panggilan "-sshi" yang kusebut membuatnya tidak suka. Lihat saja mukanya langsung tampak murung dan galak. Sepertinya aku memang butuh untuk mengetahui lebih banyak tentang kehidupannya di masa ini. Pasti banyak hal yang terjadi hingga membuatnya seperti ini.
"Jisoo-sshi–" "Geuman."
Jisoo berbalik menghadapku. Awalnya ia tampak ingin mengucapkan sesuatu namun akhirnya dia hanya menghela napas panjang.
"Apa?"
"Y/n. Aku mendengarmu kok, hanya saja–"
"Sepertinya bukan aku yang butuh waktu untuk menyesuaikan ini semua, tapi kau."potongku cepat. Aku menunjuknya dengan telunjukku. "Kau, Orabeoni."
Lagi-lagi Jisoo terdengar menghela napas panjang. Tanpa menanggapi ucapanku, dia beralih memandangi sekelilingnya. Tangannya yang diistirahatkan di belakang sambil berjalan, sekilas mengingatkanku akan cara jalannya di masa lalu. Dia memang Jisoo orabeoni.
"Wansanju banyak berubah ya." (Wansanju = nama kota Jeonju pada masa Hubaekje)
Aku jadi ikut memerhatikan sekelilingku yang ramai oleh para turis.
Siapa yang menyangka Wansanju akan berubah seperti ini? Dunia benar-benar terasa berbeda ketika aku mengingat segalanya. Begitukah juga yang dirasakan Jisoo orabeoni?
"Apa yang paling kau ingat dari masa lalu?"tanyaku padanya yang masih memandangi toko penyewa Hanbok (baju tradisional Korea).
"Banyak."
"Ya banyak itu apa?"
"Banyak ya banyak."
Haaah... kenapa dia jadi kembali dingin? Aku jadi semakin tidak bisa membedakan mana nyata dan mana masa lalu kalau begini caranya.
"Orabeoni, orabeoni lihat!"seruku begitu melihat jepitan rambut yang sangat mirip dengan jepitan di masa Hubaekje. "Apa aku masih bisa terlihat bagus dengan jepitan ini? Lihat, orabeoni! Masih bagus–" Eh?
Kenapa...
... dia melihatku seperti itu?
"Ya," aku menyentuh lengannya pelan. "Kau kenapa...?"
"Y/n. Kau benar-benar Y/n."ucapnya hampir berbisik.
"M..mwo?"
Dengan matanya yang tampak berkaca, Jisoo tersenyum padaku. Senyumnya begitu lebar hingga matanya ikut tersenyum. Senyuman ini, tidak dulu, tidak sekarang, baru pertama kali ku lihat.
Sset! "Ya...ya!" Tanpa menunggu persetujuanku, Jisoo menarikku ke dalam pelukannya yang begitu erat.
"Y/n. Y/n. Y/n. Ini Y/n!"ucapnya berulang kali memanggil namaku.
"Orabeoni...?"
"Terima kasih, Tuhan. Sudah mengabulkan permintaanku. Jeongmal kamsahamnida."
Tanpa sadar, air mataku jadi ikut mengalir.
Tuhan, kali ini kau tidak akan memisahkan kami lagi kan?
Katakan padaku, apa yang harus aku lakukan?
Karena aku tahu, ini semua terjadi pasti karena alasan yang lebih besar dari hanya sekedar memertemukan kami berdua.
Mengapa kau membawa kami kembali di dalam kehidupan ini?
Katakan padaku, apa yang harus kami lakukan?
—
Hubaekje, 932
"... Nae orabeoni. Pastikan kita bertemu lagi ya! Jangan lupakan aku. Berjanjilah untuk tersenyum ketika takdir kembali menemukanmu dan aku ..."
—
Harapan kami. Dikabulkan.
— to be continued —
[ seluruh soundtrack inspirasi bisa ditemukan di Spotify akun aemihwang dengan nama playlist wp; ancient heart ]
Hi all!
Apa kabaaar?
Maaf Aemi ilang lama, karena akhirnya baru sekarang Aemi bisa balik lagi ke nulis2 wattpad~
Semoga tetep cinta sama karya-karyanya Aemi yaaaa!Gimanaaa pendapatmu tentang Ancient Heart? Yang udah mulai lupa jangan lupa dibaca2 lagi sebelumnya hihihi😘
Jangan lupa love & sibscribe-nya yaaaa🤗
See you in next update!Kamus:
Wae = kenapa (informal)
Ani = engga (informal)
Arayo = aku tahu
Geuman = berhenti
Mwo = apa (informal)
Jeongmal kamsahamnida = sungguh terima kasih

KAMU SEDANG MEMBACA
Ancient Heart [SEVENTEEN IMAGINE]
FanfictionJoshua x You x Jeonghan Hong Jisoo adalah pangeran Hubaekje yang terlahir kembali di tahun 2017 dengan dendam akan masa lalu. Mampukah Jisoo mengembalikan kehidupan yang seharusnya milikmu dan menyelesaikan semuanya di kesempatan kedua dari Tuhan? A...