#2 [Jisoo POV]

1K 186 56
                                    

"Terima kasih, Ahjussi."ucapku pada supir yang membawakan mobilku ke tempat pertemuan.

Sepeninggalan supirku, aku menoleh padanya yang berdiri kaku tak jauh dariku.

"Ayo masuk."ucapku.

Dia tampak memainkan ujung jaketnya. "Ng... haruskah?"tanyanya tanpa melihatku.

Ku menghela napas keras lalu menarik lengan jaketnya pelan. "Ppali."

Sset! Ia segera menepisku lalu mengangkat tangannya padaku. "Araseo... araseo... No touching!"

"I'm not touching you either (aku juga tidak mau menyentuhmu)!"balasku kesal.

Sebelum masuk ke mobil dia tampak memutar matanya. "Haaah..."helaku kembali. Kalau bukan karena perasaan tidak nyaman ini, aku tidak akan mau berurusan dengannya.

"Kita kemana?"

Aku hanya meliriknya sekilas. Tak berminat untuk menjawab pertanyaannya. Wooosh!

"Hmm?" Bruk! Sambil menutup pintu mobilnya, dia tampak menatap sekelilingnya dengan bingung. "Kenapa kita ke sini?"

Mobilku berhenti tepat di salah satu slot parkir lapangan panahan, tempat terakhir kali Jeonghan mengajakku bertanding. Aku bersyukur hari ini lapangan terlihat sepi. Ini waktu yang tepat.

Kini dia mengarahkan tatapannya padaku. Ku pikir tatapannya akan terlihat seperti orang yang kesal, nyatanya dia hanya terlihat seperti orang yang benar-benar kebingungan.

"Kau tahu, aku tidak bisa memanah. Meski Oppa telah mengajariku beribu-ribu kali. Aku tetap tidak bisa memanah."ucapnya.

"Oppa?"

"Eung. Jeonghan oppa."

"Apa dia pacarmu?"

Kini dia memberikan tatapan malasnya padaku. "Seriously?"

"Apa?"

Dia mengibaskan tangannya padaku. "Harusnya kau tidak perlu bertanya. Semua orang pun tahu dia itu pacarku tanpa harus bertanya lagi."

Jawabannya membuatku terdiam. Dia pacar Yoon Jeonghan. Bertambah lagi alasan kuat bagiku untuk tidak terlibat dengannya sama sekali. Namun aku tidak bisa membiarkan perasaan yang ada di hatiku.

"Jadi? Apa maksudmu membawaku ke sini? Sepertinya kau juga tidak akan mengajakku main panahan, bukan? Kau juga tidak jago. Kalah kan dari Jeonghan oppa?" Dia meledekku. Tatapannya itu terlihat sangat puas ketika mengatakannya.

"Kenapa kau berbicara seenaknya padaku?"

"Kau tidak kenal ini denganku."

"Namamu Y/n."ucapku pelan.

Dia tampak tersenyum kecil padaku. "Okay. Setidaknya kau tahu namaku."

"Nama lengkapmu So Y/n."lanjutku. "Orang tua-mu meninggal karena kecelakaan pesawat sehingga kau menjadi pewaris tunggal keluarga So. Keluargamu bersahabat dengan keluarga Yoon Jeonghan, sehingga mereka yang merawatmu sejak kecil. Namun kau tidak tinggal di Korea. Kau tinggal di Kanada sejak usia delapan tahun. Kembali ke Korea baru dua minggu yang lalu. Alasan—"

Ancient Heart [SEVENTEEN IMAGINE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang