#7 [You POV]

544 118 20
                                    

Aku mengangkat tanganku untuk menutupi mataku yang silau.

"Y/n gongjunim."

Aku menolehkan wajahku lalu tersenyum pada Soeun sanggung yang berdiri tak jauh dariku.

"Maaf apabila aku terlalu lancang, namun mengapa gongjunim ingin keluar dari istana hari ini?"

"Hmm... Karena..." Sset! Kedua mata Soeun tampak melebar terkejut karena aku meraih kedua tangannya dengan tiba-tiba.

"Gongjunim?"

"Aku..." sebelum melanjutkan kata-kataku, aku sempatkan mengamati sekelilingku. Takut ada para prajurit istana yang mengikuti dan mendengar ucapanku. "Aku ingin bertemu Jeonghan-sshi."

"Mwo?! Maafkan aku, tapi sungguh gongjunim ingin bertemu dengannya? Bukannya para wangja termasuk gongjunim semuanya dilarang untuk bertemu dengan siapapun klan Yoon?"

"Makanya, Soeun sanggung, ku mohon. Rahasiakan ini."

Soeun sanggung tampak menatapku lama. Matanya terlihat khawatir dan takut.

"Gwaenchanha, sanggung. Aku akan menanggung hukumannya kalau ketahuan."

Meski masih tampak begitu ragu, akhirnya  Soeun sanggung menganggukan kepalanya padaku. "Ye, gongjunim."

"Sekarang... hmm..." aku menolehkan pandanganku ke sana-ke mari.

"Gongjunim, apakah kau tahu dimana harus menemui tuan Yoon?"

Bahkan Soeun sanggung bisa melihat kebingunganku. "Molla. Aku sedang berpikir."jawabku.

Dimanakah aku bisa menemukan Yoon Jeonghan? Tempat apa yang mungkin dia kunjungi ketika baru menginjakkan kakinya di bumi Hubaekje?

"Gongjunim—" "Ah! Aku tahu!"seruku lalu segera menarik tangan Soeun sanggung. "Aku tahu Jeonghan-sshi ada di mana!"

"Gongjunim! Hati-hati!"

Aku tertawa mendengar seruan Soeun sanggung yang memegangi lenganku dengan erat. "Tenanglah, sanggung. Aku baik-baik saja. Kau bisa berpegangan padaku."

Dia yang sadar bahwa sudah ketahuan olehku, tampak meringis. "Joesonghamnida, gongjunim. Tapi ini sangat berbahaya. Aku ingin menjagamu, tapi aku juga ketakutan."

Ucapannya yang begitu jujur membuatku menepuk tangannya pelan. "Gwaenchanha..."

Kini hanya tinggal satu batu loncatan yang tersisa dan kami akan sampai di sisi lain sungai. Sset! Aku melompat lalu menghela napas lega. Puk! Puk! Puk! Ku berusaha merapihkan bajuku yang tampak mengerut karena ku tarik. Aku tidak boleh tampak kusut saat bertemu Jeonghan-sshi! Andwae!

"Gongjunim! Gongjunim!" Tiba-tiba Soeun sanggung menepuk-nepuk lenganku pelan dengan tangannya yang lain menunjuk ke depan kami.

Mataku mengikuti arah tangannya lalu tersenyum begitu lebar begitu melihat siapa yang sedang duduk termenung di bawah bayangan pohon.

"Jeonghan-ssh–" "Yoon Jeonghan."

Aku yang hendak berlari segera menahan langkahku.

Kenapa ada Jisoo orabeoni?!

Ancient Heart [SEVENTEEN IMAGINE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang