Beberapa fanfiction dengan Cast member SF9 (Sensational Feeling Nine)
Dari yang tertua hingga yang termuda.
Tapi nggak urut, yaa.. Aku bikinnya Random^^
First publish -- Desember 2016
Oleh : Widia Lorensa
Lee Dawon, pria tampan itu masih terus menggerutu tanpa henti ketika dirasanya waktu sudah berjalan dengan begitu cepat.
Yang semula ia datang ke kafe itu saat waktu masih menunjukkan sore hari, kini waktu sudah menunjukkan jika malam sudah akan datang. Bahkan, di meja hadapannya sudah lebih dari dua gelas cappucino yang sudah habis semenjak beberapa jam yang lalu.
Lelah, kesal hati kesal fisik. Semuanya tengah Dawon rasakan saat ini. Sudah cukup Bos nya saja yang membuatnya kesal hati kesal fisik. Tapi nyatanya? Gadisnya juga melakukan hal yang sama seperti kelakuan atasannya tadi pagi.
Klinting~
Bel yang berada di atas pintu kafe itu berbunyi, menandakan adanya pelanggan yang baru saja datang.
Harap-harap cemas, Dawon menoleh kearah pintu kafe. Mungkin ini sudah ke dua belas kalinya ia menengok ke objek persegi empat yang biasa disebut—Pintu itu. Berharap kalau saja itu adalah gadisnya yang sedari tadi ia tunggu. Sungguh, Dawon masih berharap seperti itu walau ia sudah menunggu selama tiga jam di dalam sana.
"Syukurlah kau masih disini"
Benar, gadis itulah yang sedari tadi Dawon tunggu.
"Kukira kau akan pulang dan melupakan janji bertemu denganku, Dawon-ah" Gadis perpakaian formal itu duduk berhadapan di kursi depan tempat Dawon duduk saat ini.
Dawon tak menanggapi. Ia masih terus diam walau kekasihnya itu sudah berada di hadapannya saat ini. Wajahnya kusam, delikkan tajam juga tengah Dawon berikan kepada gadisnya.
"Dawon-ah, Apa kau baik-baik saja? Mengapa menatapku seperti itu eoh?" Cathy, gadis itu mengayun-ayunkan telapak tangannya di depan wajah Dawon.
"Hei!" Dan kini tangan Dawon yang berada di meja lah yang menjadi sasaran Cathy untuk digenggamnya dengan lembut.
Dawon tetap tak bersuara saat dirasanya tangan Cathy tengah menggenggam lembut tangannya.
"Sebentar lagi temanku akan ikut bergabung dengan kita, apa tidak apa-apa?" Cathy bertanya dengan senyuman termanisnya itu kepada Dawon. Berharap Dawon akan menerima dengan senang hati jika teman kantornya itu bergabung di meja mereka.
Raut wajah Dawon semakin terlihat mengerikan. Dadanya naik-turun tak karuan menahan emosi.
Sudah terlambat! Masih saja membuatku naik darah! Apa katanya tadi? Temannya akan ikut bergabung di meja kami? Bukankah ini kencan kita! Apa kau mengabaikan pertemuan kita yang jarang sekali terjadi ini?! Batin Dawon dengan raut wajah yang menggebu-gebu seperti akan mengeluarkan semua ocehannya saat ini juga.
"Ya! Kau tidak menghargaiku sama sekali! Sudah membuatku menunggu lama, dan sekarang? Kau bahkan mengajak temanmu itu untuk kemari!?"
Cathy menghela nafasnya sebentar sebelum kembali memasang senyuman dan kembali berucap kepada kekasihnya.
"Ya.. Aku minta maaf soal itu, Sayang. Aku terlambat karena pekerjaanku yang bertambah banyak da----" Ucapan Cathy terhenti ketika dilihatnya pintu kafe terbuka dan menampakkan seorang pria tampan yang tersenyum dan berjalan kearahnya.
Cathy tak melanjutkan ucapannya kepada Dawon, melainkan ia yang sedang sibuk tersenyum juga membalas lambaian tangan pria yang sedang menghampirinya tersebut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Taeyang-ah!"Cathy menyapa ketika Taeyang—teman kantornya itu sudah berdiri di hadapannya saat ini.
Itu malah menambah parah rasa emosi yang Dawon rasakan. 'Jadi ini teman Cathy? Kenapa tidak terlihat seperti teman sungguhan?' Batin Dawon.
"Silahkan duduk Taeyang-ah." Cathy mempersilahkan Taeyang untuk duduk tepat di sampingnya.
Taeyang menatap Dawon sebentar, lalu dengan rasa sungkan ia duduk di samping Cathy.
"Hai, aku Yoo Taeyang. Teman satu kantornya Cathy noona." Taeyang mengulurkan tangannya kepada Dawon yang berada di hadapannya.
Tanpa menunggu lama, Dawon berdiri dari duduknya tanpa menggubris sapaan dari Taeyang. Ia beranjak dengan wajah merah padam penuh amarah, dibiarkannya Cathy yang saat ini sedang berteriak memanggil-manggil namanya di belakang sana.
Dawon terus berjalan keluar dari kafe. Tak peduli tentang kencannya dengan sang kekasih. Ada rasa cemburu di hatinya, hingga ia tidak betah berlama-lama disana melihat Cathy dengan teman kantornya itu.
Dawon yakin jika alasan Cathy terlambat menemuinya pasti karena sedang bersama pria tampan tadi itu. Dan sekarang yang ia harapkan hanyalah—semoga besok atau lusa Cathy mau menjelaskan semuanya yang terjadi. Tentang mengapa ia terlambat, dan tentang siapakah pria itu, yang menatap Cathy dengan penuh rasa kekagumannya.
FIN.
Geje ya :(( aku tau. Apalah dayaku yang ngebet pengen buatin mas Dawon FF ini xD