Mata Dawon berkelit, memandang tidak suka pada satu objek yang sedari tadi menjadi pusat perhatiannya. Ia melangkah dengan mantap dan kedua tangannya mengepal kuat.
“Huyeon,” Dawon menarik paksa lengan gadis dihadapannya, membawanya paksa hingga gadis tersebut merintih kesakitan akibat cengkraman tangan Dawon.
Menghempaskannya ke tembok belakang Kampus, Dawon mulai akan mengucapkan beribu kata yang mengganggu pikirannya pada Huyeon saat ini.
“Kau suka sekali ya membuatku tidak nyaman,” di akhiri dengan kekehan, kini salah satu tangannya menghantam kuat tembok tepat di sisi kiri kepala Huyeon, “Senang? Kau senang kan dikelilingi laki-laki seperti tadi?” menatap dalam mata gadis dihadapannya, Dawon menghela nafas berat ketika dirasa ucapannya belum dimengerti oleh Huyeon.
“Minggir Dawon. Tugasku belum selesai” seakan memang tak mengerti apa yang di maksud oleh Dawon, Huyeon berkata sinis dengan tatapan mata tajamnya yang menyuruh Dawon untuk segera menyingkir dari hadapannya.
“Minggir, atau kubunuh kau detik ini juga.” Huyeon mendorong dada Dawon dan segera melangkah untuk kembali ke lapangan menyelesaikan tugasnya yang sedikit terganggu akibat ia diseret ke belakang Kampus oleh Dawon—teman satu Tim nya tersebut.
Dawon menyisir rambutnya ke belakang dengan sebelah tangannya. Seringaian nakal muncul di raut wajahnya.
Kakinya dengan sedikit tergesa menghampiri Huyeon yang semakin terlihat berjalan menjauh darinya.
Sudah lebih dekat, kedua tangannya mencengkram kuat kedua sisi bahu Huyeon dan membaliknya untuk berhadapan dengannya.
“Aku belum selesai bicara, Huyeon.”
Memutar bola matanya dengan malas, Huyeon mengangguk dengan pandangan malas menatap lelaki dihadapannya, “Apa? Cepat katakan, aku sibuk.”
Bukannya menjawab dengan ucapan, Dawon justru menyeringai dengan tatapan mata yang sulit untuk di artikan.
Chup!
Mata Huyeon membulat sempurna, terkejut akan tindakan lelaki di hadapannya ini.
“Da--mph” tidak sempat melontarkan ucapan penolakannya karena bibirnya dipermainkan oleh bibir Dawon.
“Aku akan melakukannya lagi jika kau berinteraksi berlebihan lagi kepada lelaki selain—aku.” Dawon mengusap saliva yang merembes keluar dari mulutnya akibat ulahnya sendiri itu dengan punggung tangannya. Menatap gadis di hadapannya dengan tajam sebelum ia beranjak dari sana.
“Ish! Sialan!” Huyeon mengusap bibirnya kasar dengan raut wajah yang terlihat sangat kesal. Mengumpat geram karena dengan beraninya teman satu jurusannya itu mencium dirinya, apalagi di tempat umum. Ingatkan Huyeon untuk memaki Dawon dengan jiwa ganasnya setelah ini.
FIN.
Ah jadi malu🙈 apa deh wkwk. Lama ga update lapak ini yak wkwk maafkan, memang beberapa bulan ini jempol males ngetik cerita🙈 apalagi ini otak gabisa diajak berimajinasi(?)
Aku update 2 dah sebagai permintaan maaf 💖050618
KAMU SEDANG MEMBACA
SF9 Fanfiction
FanfictionBeberapa fanfiction dengan Cast member SF9 (Sensational Feeling Nine) Dari yang tertua hingga yang termuda. Tapi nggak urut, yaa.. Aku bikinnya Random^^ First publish -- Desember 2016 Oleh : Widia Lorensa