Library (Inseong)

248 33 6
                                    

"Ini seperti adegan di Film yang pernah aku tonton"

****

Lorong-lorong sekolah mulai sepi, sedikit gelap, dan juga mencekam.
Membuat gadis bermata bulat bernama Lee Aika itu bergidik ngeri saat berjalan melewati lorong-lorong sekolahnya. Berjalan sedikit tergesa agar segera sampai di tempat tujuan—Perpustakaan.

Kalau saja ia tidak bersikap Judes kepada murid baru tadi, mungkin ia tidak akan mendapat hukuman membersihkan perpustakaan hari ini. Ya, andai saja ia tidak segalak itu dengan murid baru di kelasnya—yang ternyata adalah anak dari pemilik sekolah tempat ia mengejar ilmu saat ini.

Namun, semuanya sudah terlambat. Sekarang ia harus mau membersihkan perpustakaan sendiri tanpa ada satu orang pun yang membantu.

Rasanya Aika ingin menangis ketika sampai di perpustakaan.
Perpustakaan sepi, tidak berpenghuni, hanya ada beribu-ribu buku disana. Dan jangan lupakan keadaan perpustakaan yang gelap, mengingat penjaga perpus sudah pulang satu jam yang lalu.

"Eomma.... Rasanya aku ingin menangis karena kegelapan ini" Aika berujar sambil memasang wajah ketakutan, wajah ketakutan yang alami karena ia memang sangat membenci yang namanya—kegelapan.


Perlahan-lahan, tangannya meraba dinding perpustakaan. Meraba bagian dinding dekat pintu masuk. Hingga tangan mungilnya menggapai Saklar lampu dan memencetnya.


Dalam sekejap, seluruh ruangan perpustakaan menjadi terang.
Aika menghela nafas lega. Ia bersyukur lampunya masih berfungsi dengan baik seperti seharusnya, dengan begini ia bisa menyelesaikan hukumannya dengan cepat dan segera pulang untuk mengadu pada ibunya.

——

Lama gadis bermata bulat itu merapikan buku-buku yang berantakan di rak. Dan sesekali ia bersenandung riang mengikuti lagu yang terdengar lewat earphone di telinganya.

"Andai saja, ada pangeran tampan berkuda putih datang dan membawaku pergi dari kesengsaraan ini."

Aika menghela nafas berat sambil membayangkan jika semua yang ia katakan itu akan menjadi kenyataan.

Toh, kenyataannya itu semua tidak akan terjadi.
Heol! Pangeran tampan berkuda putih itu hanya ada di dalam dongeng.

"Tinggi sekali tingkat menghayalmu, Aika!"

Gadis itu menepuk-nepuk pipinya sendiri, lalu terkekeh akibat khayalan tentang pangeran tampan berkuda putih nya itu.

Setelah merapikan beberapa buku di Rak, Aika berjalan mengambil Penebah yang berada di pojokkan ruangan.

"Shit! Sejak kapan penebah itu beralih di atas sana!?"

Aika menggerutu sambil menjinjitkan kakinya, berusaha meraih penebah berwarna kuning di atas Rak sana.

Tubuhnya kecil mungil, pantas saja ia bersusah payah mengambil penebah yang terletak jauh lebih tinggi di atasnya.

"Oh! Ya ampun!"

Aika menggerutu sendiri sambil mencoba mencari kursi untuk ia panjat guna mengambil penebah.

Dan.....ketemu.
Setelah memanjat, ia akhirnya bisa mengambil penebah kuning itu. Kemudian hendak saja ia ingin menurunkan satu kakinya, tapi yang terjadi malah membuat kursi tempat ia berdiri saat ini menjadi goyang, dan itu mengakibatkan tubuh Aika yang kurang seimbang pun oleng. Tubuh Aika terhuyung kebelakang, matanya tertutup rapat ketakutan.

SF9 FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang