20th part

1K 16 0
                                    

Still Rachma POV

Sekarang aku harus mencari Jena. Dimana yah Jena? Kucoba mencari dikelas. Tak ada. Di toilet,tak ada. Kucari diperpus,juga tak ada. Mungkin dikafetaria. Bergegas kulangkahkan kakiku ke kafetaria. Ternyata dia ada disana. Huft,akhirnya ketemu juga. Dia sedang ngumpul sama teman-temanku yang lain. Bergegas kuhampiri mereka.

"Ehh,ada yang datang." Kata Eta dengan nada yang dibuat-buat.

"Mau apa kamu ke sini?" Tanya Dee ketus. Loh? Ada apa dengan mereka? Kok jadi aneh seperti ini?

"Aku mau ketemu sama kalian semua. Memangnya kenapa? Kok kalian jadi aneh gitu sih?" Tanyaku penasaran. Aku heran soalnya. Baru datang eh malah diketusin sama mereka.

"Kami? Gak salah tuh? Bukannya kamu?" Balas Eta.

"Aku? Memangnya aku ini kenapa? Salahku apa sih sama kalian?" Tanyaku balik seraya membela diriku.

"Masih belum tau juga?" Tanya Eta (lagi) dengan nada yang...entahlah.

Kuanggukkan saja kepalaku tanda mengerti. Aku malas membesar-besarkan masalah yang sepele seperti ini.

"Sewaktu konser mini tadi berlangsung,kemana kau?" Tanya Jena (yang akhirnya bersuara) dengan nada yang tak terdengar ramah seperti biasanya.

Oo-oouh...masa aku harus memberi tahunya kalau aku sedang menonton konser didepan panggung? Atau lebih tepatnya di 'kursi panas' nya? Sedangkan dia berada diatas berdesak-desakan dengan yang lain.

"A-a-aku...aku...aku tadi habis dari..." Kataku gugup. Aduuuhh...ayolah otak. Berpikir...berpikir...berpikir...

"Nggak bisa jawab kan? Aku sudah tau kok jawabannya." Ucap Jena singkat seraya menatap sinis padaku.

Deg! Jadi dia melihatku duduk di 'kursi panas'? O-oohh...

"Aku bisa jelasin kok! Aku..."

"Dwaesso geureom(sudahlah! Lupakan saja!) Seulmyeongi pilyo opso(aku tidak perlu mendengar penjelasanmu)." Ujar Jena dengan nada ketus. Barusan Jena bicara denganku menggunakan nada seperti itu.

"Tapi a-aku..."

"Ya! Kau dengarkan apa yang tadi dikatakan Jena? Sekarang,pergilah! Kami muak melihatmu." Kata Eta seraya mengibaskan tangannya tanda mengusir.

"Chingu-deul,jebal...maafkanlah aku. Aku tak bermaksud untuk..."

"Tak bermaksud untuk apa? Untuk membohongi kami? Sudahlah! Mendingan kau cepat pergi dari sini. Aku benar-benar muak melihatmu!" Sahut Dee ketus.

"Jebal...maafkan a-..."

BYURRR!!!

Kurasakan cairan berwarna orange membasahi tubuhku. Atau lebih tepatnya wajahku. Aku diam tak berkutik. Aku terlalu kaget akan perlakuan Eta. Tak hanya aku,5 orang lainnya juga sama terkejutnya denganku.

"Rasakan itu!" Ujar Eta seraya menampilkan senyum mengejeknya.

Aku sudah tak tahan. Pertahananku yang sedari tadi kutahan akhirnya bobol. Aku tak percaya mereka marah padaku hanya gara-gara hal kecil seperti ini. Bagiku ini hanya masalah sepele,namun mengapa harus dibesar-besarkan? Aku hanya berharap 5 detik kemudian mereka berkata bahwa mereka hanya bercanda & akan tertawa lepas & membantuku mengganti pakaianku. Namun ternyata tak sesuai dugaanku. Kutatap mereka satu persatu. 3 orang memandangku dengan tatapan kasihan,Dee memandangku dengan tatapan sinis,Eta memandangku dengan tatapan penuh amarah,sedangkan Jena membuang muka. Aku kagum pada diriku sendiri. Bisa-bisanya aku masih bisa berdiri tegak disini,memohon agar dimaafkan oleh mereka & dengan pakaian yang sudah tak jelas bagaimana modelnya.

"J-je-bal...s-seka-li sa-ja ma-afkan a-ku." Kudengar suaraku lirih & serak akibat menahan dingin & tangisku.

BYUURRR!!!

Sekali lagi aku merasakan cairan membasahi wajahku. Namun kali ini lebih parah. Sepertinya saus tomat.

"HENTIKAN!!!"

Kudengar suara seorang namja dibelakangku. Familiar. Namun,aku masih tak dapat mengalihkan pandangan dari teman-teman yang ada  didepanku karena masih shock dengan perlakuan mereka barusan. Namun,kulihat wajah mereka semua berubah pucat setelah melihat wajah namja yang tadi berbicara.

Kudengar suara langkah kaki dibelakangku. Dan suara langkah kaki itu berhenti tepat disamping kananku. Aku menoleh & mendapati Taemin Oppa berdiri disampingku. Dia juga memandangku & tersenyum.

Senyumnya itu sarat akan ketulusan.

Tatapan matanya itu sarat akan perlindungan.

Seketika aku merasa emosiku sedikit mereda.

"Jika kalian masih melakukan hal ini padanya,aku yakin kalian semua akan merasakan hal yang lebih parah dari yang kalian lakukan padanya!" Kata Taemin Oppa menekankan dengan tegas perkataannya.

Setelah mengucapkan kalimatnya tadi,Taemin Oppa lalu kembali menatapku.

"Gwenchanayo?" Tanyanya terdengar khawatir. Aku tersenyum mendengarnya. Kuanggukkan kepalaku mengiyakan. Aku sudah tak sanggup berkata-kata.

"Ayo kita pergi dari sini." Ucapnya seraya tersenyum kemudian merangkulku & membawaku pergi. Sempat kulihat dia melirik ke arah teman-temanku & menatap mereka dengan tatapan tersinisnya.

Saat aku baru berjalan sebentar,aku menghentikan langkahku. Aku menoleh sebentar ke arah teman-temanku.

"Mianhae...chingu-deul." Kataku sedih kemudian melanjutkan langkahku tanpa pernah berbalik kebelakang lagi.

                    ***************

Tanpa disadari mereka semua,ada seseorang yang menyaksikan semua adegan tadi. Bukan,bukan seseorang. Lebih tepatnya 2 orang. Namun disisi tempat yang berbeda.

Mimo

&

Kai

Mereka berdua menyaksikan semuanya dalam diam. Mimo disudut meja sebelah pojok sedangkan Kai dibalik tembok dekat jendela.

Pikiran mereka sekarang berlari-larian entah kemana. Masih mencerna dengan baik peristiwa yang mereka lihat yang melibatkan teman mereka.

                    **************

"Eta-sshi! Kau benar-benar keterlaluan. Perbuatanmu tadi itu sudah kelewat batas!" Cecar Jena usai kepergian Rachma.

"Dia yang berbohong pada kita. Dia bilang kalau dia akan menonton dilantai atas bersama kita. Ehh ternyata dia malah enak-enakan duduk di kursi 'VIP'. Apa kau tak merasa sakit hati,huh? Kita berdesak-desakan dilantai 2,bahkan sampai dimarahi oleh sunbae hanya untuk mengambil tempat pewe demi menonton konser mini tadi. Pikir Jena! Pikir!" Kata Eta dengan emosi yang meluap-luap.

"Setidaknya kau tidak usah menyiramnya seperti itu. Hanya gara-gara masalah kecil seperti ini,tak seharusnya kita saling bermusuhan. Jujur aku agak kasihan padanya." Ucap Nana menimpali.

"Nde. Lagipula,dia juga tadi sudah berusaha minta maaf ke kita. Sudahlah. Jangan diperbesar lagi." Sahut Ami.

"Aissh...jinjja-yo. Kalian ini kenapa bodoh sekali sih? Kalian tahu..." Ucapan Eta terputus saat mendengar suara orang tiba-tiba menyela pembicaraan mereka.

"Dwaenya? (Puaskan?)" Ujar seseorang yang ternyata namja.

"Huh...siapa lagi ini? Pembela si Lemah itu?" Kata Eta. Namun saat dia melihat siapa yang berbicara,dia mengatupkan kedua mulutnya & menutupnya menggunakan kedua tangannya.

Reaksi ke 6 orang lainnya juga sama. Kaget melihat kedatangan namja itu.

"Kai Sunbae..." Sahut mereka pelan & secara bersamaan.

                       ************

My T & Your RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang