#3

3.3K 216 4
                                    

Karena banyaknya pelanggan, Irish jadi harus pulang lebih larut hari ini. Karin sempat menawarkan untuk menginap karena sekarang sudah lewat tengah malam namun Irish menolak.

"Aman kok Rin, tenang aja, kan gue biasanya juga pulang larut."

"Tapi kan ngga selarut ini Irish sayang, udah lewat tengah malam dan lo cuma naik sepeda!" Karin berkacak pinggang.

"Dah jangan bawel, gue pulang dulu, bye Karin!"

Irish keluar dari kafe lalu mengambil sepedanya dan mengayuhnya pulang.

Diakuinya suasana sedikit beda dari biasa, mungkin karena sudah lewat tengah malam. Irish sedikit mempercepat kayuhan sepedanya.

Namun ditengah jalan, dirinya dicegat oleh gerombolan pria asing berjumlah 5 orang. Sepertinya mereka preman.

"Hallo cantik, malam banget pulangnya." Goda salah satu preman berjalan mendekati Irish.

"Permisi om saya mau lewat."

Sepeda Irish dihentikan saat dirinya akan kembali mengayuh. Irish dipaksa turun dari sepedanya.

"Lepasin Om!"

"Kok buru-buru banget sih? Mendingan temenin kita aja dulu, asik kok."

Kedua tangan Irish ditahan oleh dua preman yang lain. Preman dihadapannya berjalan semakin dekat dan akan menyentuhnya. Namun tiba-tiba preman tersebut tersungkur ke samping dan dua preman lainnya yang memegang tangan Irish juga ambruk.

"Edo?"

"Wah nih bocah ikut campur aja."

Kelima preman tersebut maju bersamaan akan menghajar Edo. Namun hanya dalam hitungan detik kelimanya ambruk dan kabur dihabisi Edo.

"Lo ngga apa?" Tanya Edo setelah mengatur nafasnya yang sedikit ngos-ngosan.

Irish menggeleng, masih terlihat wajah takutnya karena kejadian tadi.

"Ahh lo kenapa pulang jam segini sih? Bahaya tau!"

"Lo sendiri kenapa bisa ada di sini?" Tanya Irish kembali.

"G-Gue kebetulan lewat sini." Jawab Edo berbohong.

"Makasih ya." Irish mengambil sepedanya, namun tangannya dicegah oleh Edo.

"Ayo gue anterin, gue ngga jamin lo bakal selamat sampai rumah setelah liat preman tadi."

Mau ngga mau Irish terima. Sepedanya ditaruh di bagasi mobil Edo. Irish menunjukan jalan ke arah rumah kontrakannya.

"Jadi lo kerja dan selalu pulang jam segini?" Tanya Edo setelah Irish menceritakan alasan belum pulang hampir tengah malam.

Irish mengangguk.

Mobil Edo berhenti di depan rumah kontrakan Irish, setelah membantu menurunkan sepedanya, Irish kembali mengucapkan terima kasih.

"Besok lo kuliah jam berapa?" Tanya Edo sebelum pamit.

"Besok gue jadi panitia OSPEK jadi ngga ada kuliah selama beberapa hari, memangnya kenapa?"

"Oke, gue balik dulu!" Edo langsung masuk ke mobilnya dan pulang.

Irish menatap bingung kepergian Edo yang ngga menjawab pertanyaannya.
.
.

Pagi pagi sekali, Edo sudah ada di depan rumah Irish.

"L-Lo ngapain ke sini?" Irish nampak syok melihat Edo sudah rapi dan berdiri di depan pintu rumah kontrakannya.

"Gue bukan setan, jangan liat gue kayak gitu." Ucap Edo dengan nada datar, "anjing lo lucu." Edo mengusap kepala anjing kecil di gendongan Irish.

PluviophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang