#13

2.3K 169 1
                                    

"Dis." Panggil Edo dengan aura horor. Adis yang sedang asik tiduran di kasurnya langsung terduduk menatap Edo ngeri.

"Kerasukan lo yah?" Tanya Adis.

Edo berjalan mendekat lalu merangkul pundak Adis. "Lo ajarin apa sama Irish heh?" Bisik Edo membuat Adis tambah ngeri.

"E-Eh ajarin apaan?"

"Gue tadi niat mau ngagetin dia dikampus tiba-tiba perut gue disikut, reflek dia bagus banget, lo ajarin apa ke dia heh?"

"Pfft--" Adis tergelak sambil memegang perutnya, "lo disikut Irish? Sakit gak? Hahaha!"

Edo menyipitkan matanya, "lo ajarin dia bela diri?"

Adis masih tertawa, mau tidak mau Edo membungkam mulut sepupunya ini dengan tangannya yang merangkul pundak Adis.

Namun Adis masih saja tertawa geli tanpa suara.

"Lo ngga diem gue gigit." Ancam Edo.

Adis melepas tangan Edo di mulutnya lalu mengusap sudut matanya yang berair karena tertawa.

"Iya pas hari pertama jalan-jalan gue cerita soal masa SMA trus dia minta ajarin beladiri yah gue ajarin aja yang sederhana dan berguna buat dia, cepet juga nangkepnya padahal baru seminggu."

"Eh ternyata prakteknya ke lo toh." Adis kembali tertawa sambil memegang perutnya. "Sorry ya Do, itu salah lo sih mau usil ke dia."

"Lo nih yah." Edo menggelitik pinggang Adis dengan gemas, membuat Adis berguling dikasurnya.

"Ampun ampun Do, hahahaa ampun iya ampun!"
Edo menghentikan tangannya lalu kembali menatap sebal Adis.

"Ngga apa kali Do, siapa tau berguna buat dia, lagian lo ngga bakal tiap waktu bisa jagain Irish."

Edo membenarkan ucapan Adis.

Edo kembali merangkul pundak Adis lalu menyandarkan kepalanya disana. Dengan pelan Adis mengusap puncak kepala Edo.

"Sepupu gue udah gede nih ya, udah kenal cinta-cintaan."

"Lo aja yang gedenya kecepetan, udah kenal cinta-cintaan duluan pas sekolah."

Adis terkekeh, "asem, lo tuh yang pubernya telat." Balas Adis, Edo ikut terkekeh.

"VAN LIAT DEH ADA ADEGAN CINTA TERLARANG!" Teriak Adit di depan pintu kamar Adis.

Edo mengangkat kepalanya menatap datar Adit. Adis melemparkan bantal tepat mengenai wajah Adit hingga kakak kembarnya sempat terhuyung sedikit ke belakang.

"Wah Edo, lo--" Kevan memotong ucapannya karena mendapat tatapan tajam dari Adis.

"Lo sih Dit, kena juga kan gue." Kevan menoyor pundak Adit lalu masuk ke kamar Adis.

"Yee ngga liat ini hidung gue mundur 1 mili gara-gara kena bantal!"

"Si peak." Adis bersiap melempar lagi namun ditahan Edo.

"Mana si Al?" Tanya Edo melihat Adit hanya berdua Kevan.

"Balik duluan dia, ada urusan katanya." Jawab Kevan.

"Do, kita nanti double date yuk." Pinta Adis.

"Double date?"

Adis mengangguk, "lo, gue, Kevan sama Irish, gimana?"

"Gue kan bukan kayak lo sama Kevan."

"Ngga apa Do," sela Adit, "hitung-hitung buat lo lebih kenal dia lagi."

Adis kembali mengangguk.

"Nanti gue ngomong ke Irish dulu."

"Sip!" Adis mengangkat kedua jempolnya ke hadapan Edo. Edo tersenyum dan mengusap gemas puncak kepala Adis.

PluviophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang