"Hallo?"
"E-Edo..."
"Eh Rish? Ada apa?" Edo bingung mendengar suara Irish seperti menahan nangis.
"Shi-Shippo Do.."
"Wait, gue ke rumah lo."
Sambungan telpon diputus. Edo beranjak dari kamarnya setelah mengambil kunci mobilnya.
"Mau ke mana Do?" Tanya Fely melihat Edo baru turun dari kamarnya.
"Edo pergi dulu yah Ma, ada urusan."
"Hati-hati sayang."
Hampir satu jam perjalanan, Edo sampai di depan rumah Irish. Edo sedikit terkejut saat Irish membukakan pintu dengan mata sembab.
"Kenapa Shippo?"
"Dia ngga mau makan dari pagi, aku takut dia kenapa kenapa."
Edo menggendong Shippo, "ayo gue anterin periksa, gue ada kenalan dokter hewan."
Irish mengangguk lalu mengikuti Edo ke mobil setelah memastikan pintu rumahnya terkunci.
.
.Sepulang memeriksakan Shippo, Irish hanya diam menatap keluar jendela mobil.
"Tenang aja, tadi lo denger sendiri kan kalau ngga ada yang serius?" Ucap Edo.
"Iya."
"Lo udah makan?"
Irish menggeleng tanpa mengalihkan tatapannya.
Edo menghentikan mobilnya di sebuah warung makan sederhana.
"Ayo makan dulu, taruh aja Shippo di sini, aman."
Irish menurut, menaruh Shippo ditempatnya duduk lalu turun dari mobil. Edo membuka sedikit jendela mobil agar ada udara yang masuk untuk Shippo.
"Mau makan apa?" Tanya Edo setelah keduanya duduk.
"Samain punya lo aja." Jawab Irish datar.
"Oke."
Edo memesankan makan malam untuknya dan Irish.
"Makasih yah." Ucap Irish setengah berbisik namun masih terdengar oleh Edo.
Edo tersenyum kecil, "ya sama-sama, gue seneng lo akhirnya minta sendiri buat gue bantu lo."
Irish memberikan tatapan bingung pada Edo, belum mengerti maksud ucapan Edo.
"Udah ngga usah terlalu dipikirin, yang penting sekarang makan dulu."
Setelah pesanan tiba, keduanya menikmati makan malam dalam diam. Tidak ada yang berniat membuka suara hingga Edo mengantar Irish ke rumahnya.
"Besok mau gue jemput?" Tanya Edo sebelum Irish turun.
"Terserah."
Edo tersenyum kecil, "oke."
"Lagi bahagia nih anak Mama?" Tanya Fely saat Edo masuk ke rumah dengan senyum yang belum juga hilang dari wajahnya.
"Iya Ma, habis nemu harta karun tadi." Jawab Edo santai lalu mencium pipi Mamanya dan masuk ke kamar.
Fely hanya menggeleng kecil melihat kelakuan anak bungsunya.
Adistya Widi: gimana kabar calon ipar gue?
Edo menatap datar pesan sepupunya. Dari kemarin Adis hanya menanyakan Irish jika mengirim pesan padanya.
Edo Pradipta: lo ngga kangen sama gue? Nanya orang lain mulu kalo kirim pesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pluviophile
Romance"Kamu adalah pelangi indah yang muncul ketika hujan reda. Tidak akan kubiarkan seorangpun membuat warna indahmu pudar."