1 | Cyntialana Aurellia

260 8 1
                                    

Kalo gue punya seribu rasa anti malu, gue mungkin udah comblangin diri gue sendiri ke Greyson Chance dari kapan tau kali.

-Alana

^*^*^*

Pagi itu, Alana hampir bangun kesiangan akibat begadang untuk memikirkan cara mendekatkan Juno dengan Lauren. Lagipula, ini permintaan Juno, salah satu teman dekatnya di kelas, dan Alana tidak mungkin menolak secara gamblang. Apalagi bayarannya cukup memuaskan perut. Ditraktir piza hut selama seminggu! Itu adalah hal yang paling Alana sukai selain ngabisin kentang balado buatan Mama.

"Ma, Alana langsung berangkat aja, ya?" pamit Alana. Masih takut jika Mama malah tetap menariknya untuk duduk anteng di atas kursi makan. Setidaknya menghabiskan sepiring nasi goreng dengan taburan sosis sapi, sudah membuat Mama senang di pagi yang cerah ini.

Mama nampak menggeleng dengan raut wajah memaksa. "Makan dulu! Nanti kamu sakit, kan temen kamu repot jadinya," balas Mama, dengan nada meledek karena Alana termasuk memiliki tubuh gemuk namun tidak benar-benar gemuk. Hanya pipi tembam dan tubuhnya agak berisi. Kata gendut masih jauh jika dikaitkan dengan Alana. Tubuhnya termasuk ideal, jika kalian masih berpikir kalau Alana itu gendut. Nanti Alana makan hidup-hidup jika ia dengar ada yang mengatainya gendut.

Alana menggeleng keras. Wajahnya sedikit panik. "Nanti aku telat, Ma."

"Kalo gitu, Mama jadiin bekal aja deh," kata Mama pada akhirnya.

Alana mendengus. Gitu kek dari tadi!

Setelah mendapatkan kotak bekal berwarna hijau daun yang berisikan nasi goreng sosisnya, Alana berlari menuju motor beat merahnya. Gadis itu menaiki motor tersebut, menaikinya dan segera melajukan motornya ke dalam himpunan kendaraan yang sudah meraja lela. Untung saja ada jalan tikus atau biasa disebut jalan pintas.

Meskk harus berhati-hati, setidaknya kini Alana sudah memakirkan motornya di antara barisan motor siswa lainnya. Gadis itu turun sembari melepas helm bergambar doraemonnya, lalu berjalan dengan tas jansport yang ia gendong, bergerak lincah ke kanan dan ke kiri karena gerakan jalannya yang hiperaktif.

Banyak siswa yang menyapa Alana. Atau sekadar tersenyum dan memberi kedipan untuk rasa terima kasih mereka, karena dipertemukan dengan sang pujaan hati. Bahkan sampai jadian. Itu adalah hal yang paling mereka senangi selain dapat bocoran soal ujian semester atau sederhananya adalah, guru killer tidak masuk kelas karena sakit. Itu adalah nikmat Tuhan yang tidak bisa mereka dustakan.

Di kelas, tepatnya kelas 11 IPS 3, Alana duduk di samping yang tidak kalah aktifnya. Selain terdengan bawel, teman sebangku Alana yang bernama lengkap Miftahul Huta Jannah atau kerap disapa Huta itu adalah ketua ekskul Teater periode 2017-2018.

"Gimana? Udah tau jalan pedekate Juno dengan Lauren? Gue gak yakin."

Bukannya sapaan yang Alana dengar, Huta malah meledeknya karena Huta tau kalau Alana akan susah mendekatkan Lauren pada Juno yang narsis abis. Lauren yang dikenal gadis penuh misteri yang suka dengan hal-hal mistis dan penggemar novel-novel karya Lexie Xiu itu, benar-benar jauh dari kata cocok untuk disandingkan dengan Juno yang narsis dan kelewat gila.

Apalagi Juno sukanya sama novel-novel humor karya Raditya Dika, kurang jauh apalagi coba mereka. Lagian juga bisa-bisanya Juno suka sama gadis yang kutu buku akut namun kastanya jauh banget. Berasa langit dan bumi, itu benar-benar jauh dari ekspetasi!

Namun dalam kamus Alana, tidak ada yang namanya kata nyerah. Gadis itu akan berusaha buat bikin kedua manusia beda kasta--dalam artian, beda kesukaan genre buku itu--akan menjadi pasangan yang saling melengkapi, saling kasih saran dan yang paling romantis bagi para kutu buku akut adalah,  pergi bersama ke toko buku! Kurang greget apalagi, coba?

"Gimana kalo mereka dideketinnya mulai dari buku? Gue yakin, Juno bakal dengan mudah bikin Lauren suka sama dia," ucap Alana, menatap Huta penuh rasa kemenenangan.

Bel terdengar dan seluruh siswa segera mengambil topi dan memakai dasi untuk upacara di hari Senin pagi ini. Alana sudah siap dengan atribut lengkap miliknya. Begitu juga dengan Huta. Kedua gadis itu segera keluar kelas untuk ikut bergbung dengan barisan kelas mereka di lapangan.

[]


Bukan panas lagi yang menyambut mereka, Alana dan Huta. Namun kini mereka disambut oleh sejuknya angin pagi menuju setengah siang dalam artian jam 9, juga harum masakan ibu kantin. Sudah sebagai rutinitas bagi siswa yang selesai upacara akan mampir ke kantin. Sekadar membeli minuman dingin atau duduk-duduk cantik sembari memakan camilan dan menegak minuman segar.

Seperti halnya dengan Alana dan Huta. Kedua gadis itu sudah duduk dengan dua botol fanta dan sebungkus chitatos rasa sapi panggang. Keduanya asik mengobrol hingga Huta menyinggung hal paling sensitif bagi si cupid, Alana.

"Kenapa lo gak pernah nyomblangin diri lo sama gebetan lo?"

Alana diam. Sampai saat ini, dia belum kenal sama yang namanya jatuh cinta. Istilahnya tuh, belum puber banget. Gadis penyuka Mickie Mouse itu, paling malas jika teman-temannya bertanya soal dirinya yang belum punya pacar, tapi sering berhasil membuat pasangan sukses di sekolahnya.

Gadis itu memutar kedua bola matanya, sudah mulai malas. "Kalo gue punya seribu rasa anti malu, gue mungkin udah comblangin diri gue sendiri ke Greyson Chance dari kapan tau kali," jawabnya. Mengundang tawa dari Huta yang sedang menegak fantanya.

Masih dengan sisa tawanya, Huta berujar. "Lo itu ya, dari dulu tuh aneh banget. Greyson Chance mana mau sama lo, Al," ledek Huta.

Alana mendengus. "Nah, itu lu tau, Ta," balas Alana sembari memasukan sebuah keripik kentang ke dalam mulutnya. "Pokoknya, untuk saat ini gue mau fokus jadi cupid aja. Males juga ngurusin cowok, ribet."

"Halah, ditembak Deon juga mau lo," telak Huta. Gadis itu salah satu penggemar berat Deon.

Omong-omong soal Deon. Laki-laki itu adalah most wanted sekolah. Selain calon ketua OSIS, dia juga ketua KIR dan siswa OSN Astronomi. Dia juga pernah ikut cerdas cermat dan membawa sekolah mereka menjadi juara satu. Selain kepintarannya dalam pelajaran, cowok itu juga pandai main alat musik. Tapi, sesuai yang Alana perkirakan, Deon pasti punya titik kelemahan. Yaitu.. dia paling takut sama yang namanya ketinggian!

Intinya, semua manusia itu gak ada yang sempurna.

"Alah, walaupun perfect, tetep aja Deon takut sama ketinggian," cibir Alana sembari melirik komplotan pojok kantin paling belakang. Mereka adalah geng Elang. Si pemangsa.

Alana paling gak suka sama geng Elang. Terlebih ketua mereka, Adi Leonel Pramaswara, sering membuat onar dan kadang menghancurkan moodnya. Leon bukan benar-benar musuh yang sering mengganggunya ketika di sekolah. Namun mereka sama-sama memiliki peranan penting dalam kesejahteraan sekolah mereka.

Alana si cupid yang melahirkan pasangan-pasangan manis dengan tingkat kelanggengan paling lama. Yang mewujudkan kisah cinta siswa-siswi SMA Bima Sakti.

Selain Alana, para siswa juga mengenal Leon. Si ketua geng berandal namun selalu bisa membuat sekolah mereka aman dari berbagai macam bahaya. Macam serangan dari sekolah lain, atau maling dan hal-hal kejahatan lainnya. Leon jagonya.

Jadi, bisa dilihat bahwa keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan dan jauh dari kata sama. Apalagi alasan Alana tidak suka pada Leon selain cowok itu menyainginya dalam hal membuat para siswa SMA Bima Sakti tentram dan damai? Alana rasa tidak ada.[]

a.n

Omong-omong, tokoh Leon di sini itu beda dari kekekasihnya Dira di One Chance juga Secretly yah. Ini Leonnya benar-benar bangor. Jadi jangan disamain. Hahahaha.

Semoga suka!

Salam,

Defi Fitri.

Kompas (Arah, Tujuan, dan Kita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang