a.n
Update 2 chapter terpenuhi! Yay!
[]
"Parah! Gua kalah mulu dari tadi," keluh Jalu pada Hilman yang sudah menyiapkan berbagai hukuman konyol untuuk mengerjai Jalu. Cowok itu melirik Leon yang sejak tadi hanya diam menatap tayangan kartun di televisi.
Ia mengernyit dan bangkit meninggalkan Jalu yang memandang Hilman aneh. "Kenapa lo?" tanya Hilman sambil menyenggol bahu Leon agar cowok itu sadar dari lamunannya. Leon hanya menoleh lalu tersenyum, kemudian lelaki itu kembali menatap gadis perempuan berkerudung pink yang tengah bermain bersama beruang dan kelinci. Hilman mendesah, rasanya akhir-akhir ini Leon bertingkah aneh. "Kenapa sih?" Hilman kembali bertanya.
Jalu yang sejak tadi memerhatikan mereka pun ikut menghampiri Leon dan bertanya. "Bener tuh, Le. Lo kenapa sih? Laper atau gimana?" Jalu duduk di samping Leon, menatap cowok itu dengan intens. "Kalo laper, kan si Rio lagi beli kwetiau di pertigaan."
"Bukan tolol," sahut Leon sebal. "Gue nggak apa-apa. Santai aja kali," ucapnya dan kini menatap ponsel yang sejak tadi tidak ada tanda-tanda ada pesan masuk. Entah lelaki itu menunggu apa, tapi Leon masih berharap bahwa keberuntungan masih ada padanya.
Hilman dan Jalu saling lirik, kemudian kembali menatap Leon yang terlihat semakin muram. "Le, main yuk!" ajak Jalu tiba-tiba sembari berdiri.
Leon menatap sahabatnya bingung. "Yodah sih, main tinggal main. Tuh ada stik ps punya Ri—"
"Bukan main ps!" potong Hilman. "Kita ke timezone," ucapnya tanpa ragu membuat Leon membulatkan matanya.
"Hah?" cowok itu berdiri dari duduknya kemudian memukul kepala Hilman dan Jalu dengan keras. "Eh, kalian sehat deh," ucap Leon kala kedua sahabatnya meringis kesakitan. "Gue pikir gila, gitu. Soalnya kalo orang gila biasanya pas dipukul nangis."
"Apaan sih, anjing! Lo tuh gila!" balas Hilman sebal. "Bangsat banget dah lu, main mukul mukul aja. Entar gua makin bego, lo harus tanggung jawab!"
"Lah? Si Leon ngehamilin lo, Man?" Jalu bertanya dengan polos. Tampaknya otak Jalu semakin kegeser kala Leon memukul tempurung kepalanya. "Kok gua horor," Jalu bergidik sedangkan Leon tertawa keras.
"Receh lo, njing!" ujar Leon lalu kembali duduk untuk melanjutkan tontonannya. "Mending nonton si Marsha main sama beruang," tambah Leon sehingga membuat Hilman tertawa, sedangkan Jalu menatap Leon semakin aneh.
"Lo suka Marsha and The Bear, Le?" Jalu ikut duduk di samping Leon. "Mereka lucu sih."
"Apaan, sih?" Leon kembali tertawa. "Ini gua ngakak nggak berhenti-berhenti nih."
"Bagus dong," sahut Hilman tiba-tiba. Cowok itu merangkul Leon dan menarik telinga cowok itu. "Lo tuh kalo lagi banyak pikiran bilang, bang," katanya, membuat Leon terdiam. Hilman yang merasa bahwa Leon terdiam pun membuat cowok itu semakin kekeh untuk bertanya lebih lanjut. Namun sebelum itu, Rio mengintrupsi mereka untuk makan karena kwetiau mereka telah datang.
Rio dan Jalu pergi ke dapur untuk mengambil empat sendok dan 4 gelas beserta air mineral dingin dari dalam kulkas. Sedangkan Leon dan Hilman membuka setiap bungkus kwetiau yang dibeli Rio. Hilman melirik Leon yang sedang sibuk membuka steples yang menyegel kwetiau mereka. "Lo beneran lagi nggak ada masalah, Le?" tanya Hilman sekali lagi.
Leon menyahut. "Nggak ada," cowok itu menaruh kwetiaunya kemudian menghela napas panjang. "Abang gue besok pulang. Dia libur panjang," ungkapnya.
"Bagus dong," sahut Rio dari belakang. "Besok main ke rumah lo, ah! Pasti banyak oleh-oleh," katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kompas (Arah, Tujuan, dan Kita)
Teen FictionAlana adalah si mak comblang yang paling mantap! Tiap ada yang minta dicomblangin ke orang yang disuka, Alana adalah jagoannya. Sudah ada banyak pasangan dari SMA Bima Sakti yang jadi saksi dari aksi heroik Alana. Heroik dalam masalah cinta soalnya...