Wattpad Original
Ada 2 bab gratis lagi

Chapter 12. Sooner or Later

6K 681 105
                                    

"Yap!" sahutnya, berusaha terdengar tidak terlalu acuh.

Sebentar lagi, walaupun mungkin hanya beberapa saat singkat, dia akan bisa melihat pujaan hatinya setiap hari. Bangun pagi bersama, olahraga kecil berdua di halaman belakang, bergiliran memasak sarapan seadanya, bergantian menggunakan kamar kecil, kemudian berangkat kerja dan berpisah di depan pagar tua rumahnya. Sepulang kerja, bertemu kembali, bertukar cerita seperti pasangan kekasih, padahal bukan.

'Padahal bukan' itu memang menyakitkan, tapi Deehan lebih senang menunda menerima kenyataan selama mungkin.

Begitu melangkah makin ke dalam, Deehan mendeteksi aroma yang tidak biasa menyapa indra penciumannya. Hidungnya mengerut, keningnya mengernyit. Dia membaui aroma alkohol samar-samar.

"Hai!" sapa Keanu sambil mengacungkan kaleng bir. Memaksa Deehan mengerjap untuk memastikan bahwa yang dia lihat benar-benar kaleng bir. "Sorry. Aku minum, tapi tenang, aku nggak mabuk, kok."

Untuk sesaat, Deehan terpaku di tempatnya menemukan Keanu. Dia selalu tahu bagaimana kadar toleransi Keanu terhadap alkohol. Melihat dua buah kaleng sudah tergeletak kosong di lantai, dia tahu kemungkinan akan dibuat repot oleh sahabatnya. Tanpa berkomentar, pria itu masuk kamar untuk menukar pakaian.

"Ngapain kamu?" tanyanya begitu kembali ke ruang menonton televisi, tanpa bisa ditahan.

Keanu sudah lama berhenti minum, demikian juga Deehan, kecuali untuk bersosialisasi. Kalau terpaksa ingin untuk menemani mengobrol, biasanya mereka membeli Bir Bintang Zero atau Green Sands Lemon. Deehan bergabung bersama Keanu melantai di atas karpet, bersandar di tembok, menghadap televisi.

"Baru pulang?" Keanu bertanya. "Sore banget."

Deehan melirik arloji. Sudah pukul enam petang lebih beberapa menit, "Tadi ngantar teman dulu."

"Cewek?" terka Keanu. "Mau bir?"

Walau enggan, Deehan menerima kaleng bir dari tangan sahabatnya. "Cowok," jawabnya. "Orang baru yang mau gantiin aku. Kamu ngapain minum-minum?"

"Bagus deh kalau cowok," tukas Keanu sengit. "Kalau sekarang ini kamu punya pacar, aku bisa bunuh diri karena merasa nggak berguna."

Alis Deehan mengerut, tidak senang mendengar penuturan Keanu.

"Waktu kamu nggak punya pacar sementara aku menjalani hubungan serius, perasaan kamu gimana, Han?" tanya Keanu lagi, membuat jantung Deehan terlewat satu detakan dan terasa menyakitkan. "Kayaknya aku memang punya hati yang kotor. Kalau saat aku gagal, aku akan ngerasa makin gagal kalau orang lain berhasil."

Deehan tidak membuka suara, diam mendengarkan, menanti petunjuk untuk menyimpulkan sikap aneh Keanu yang begitu tiba-tiba. Kemarin sore saat dia melepas sang sahabat di pekarangan rumah keluarganya, dia masih tampak begitu ceria. Wajahnya berseri dipenuhi harapan bahagia. Kini, semuanya berbanding terbalik. Deehan tidak tahu mengapa.

"Aku diputusin Adis," terus terang Keanu.

"Diputusin gimana?" tanya Deehan serta merta. Masih belum menganggap serius ucapan Keanu. Pikirnya, paling-paling hanya berantem. Hubungan Keanu dan Adis seperti hubungan pasangan lain, diwarnai pertengkaran dan selisih paham. Namun, biasanya berakhir rujuk karena mereka saling mencintai.

"Dia menolak lamaranku," jelas Keanu lagi.

"Kenapa dia nolak? Apa dia belum siap?" Deehan masih belum mampu menalar. "Mungkin dia butuh waktu. Pernikahan memang butuh banyak pertimbangan. Makanya, nggak usah pakai kejutan-kejutan segala macam kalau melamar, hidupmu itu bukan sinetron. Pada umumnya, pasangan kekasih itu membicarakan kemungkinan menikah, bukan diputuskan oleh salah satu pihak. Nggak usah lah pakai acara kejutan. Kalau mau kawin, ya dibicarain. Kalau udah dibicarakan berdua, baru ngajak diskusi keluarg—"

90 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang