Rayuan Harapan

134 22 4
                                    

"Jin Ri ...."

Saat suara yang begitu dikenalinya itu memanggil namanya, Jin Ri menoleh. Jong In berada tepat di depannya dengan tatapan yang aneh.

"Maukah kau membantuku?"

Jin Ri mengangkat alisnya seolah bertanya.

"Bantu aku untuk menemukan kembali Kim Jong In yang dulu kau kenal," lanjut Jong In yang membuat Jin Ri terkejut.

Benarkah ia baru saja mendengar jika Jong In meminta bantuannya untuk kembali menjadi Jong In yang dulu? Benarkah keajaiban itu akhirnya datang? Benarkah penantiannya selama ini tak sia-sia?

"Jong In ...."

"Selama ini aku kehilangan diriku. Mungkin kau benar, jiwaku seakan ikut terenggut semenjak kematian So Eun. Aku juga tak mengerti kenapa aku bisa demikian lemah. Aku hanya merasa, hidupku tak lagi menarik untuk dijalani. Setiap kali bangun tidur dan aku sadar tak ada lagi So Eun, yang aku baru sadar membuatku begitu tergantung, aku merasa aku ingin cepat tidur. Bahkan aku tak pernah ingin terbangun lagi. Tapi, saat aku ingat akan permintaan So Eun di surat terakhir yang ia tulis untukku, aku selalu merasa punya kewajiban untuk bertahan sebentar lagi. So Hyun ... itulah alasanku selama ini untuk hidup. So Eun memintaku untuk menjaganya. Dan ... saat aku sadar jika aku sendiri tak berdaya menjaga diriku sendiri, aku mulai berpikir, kalimat pembelaan macam apa yang akan kuberikan pada So Eun nanti jika aku tidak memenuhi permintaannya?"

Jin Ri masih terdiam. Saat mendengar alasan Jong In ingin kembali seperti dulu, ada rasa bahagia sekaligus rasa sakit yang datang secara bersamaan ke dalam hatinya. Egois sekali jika Jin Ri menginginkan alasan perubahan Jong In adalah dirinya. Apa pun yang terjadi pada Jong In, selamanya hanya akan berputar pada satu nama, yaitu Kim So Eun dan bukan dirinya, Choi Jin Ri.

Jin Ri memang sangat mengharapkan Jong In bisa kembali hidup dengan penuh gairah seperti dulu. Memiliki cita-cita sebagai tujuan hidup, berusaha dengan sangat keras untuk meraih impian, bersahabat dan juga berbagi dengan orang lain. Tapi, Jin Ri tetap tidak bisa mendustai hatinya jika ia cemburu pada So Eun. Bahkan ketika gadis yang sudah ia anggap sebagai kakak sendiri itu telah tiada, ia tetap cemburu.

"Aku tidak tahu dengan kemampuan yang seperti apa aku bisa membantumu. Aku hanya seorang Choi Jin Ri yang lemah, yang bahkan tak sanggup mengatasi masalah demam panggungnya sendiri. Bagaimana bisa aku membantumu? Aku tidak tahu apa yang bisa aku lakukan untuk membantumu," ucap Jin Ri tak percaya diri dan ragu.

"Kau tak perlu melakukan apa pun. Cukup menjadi Choi Jin Ri, karena hanya itu yang kubutuhkan darimu."

Jin Ri tertegun mendengar ucapan Jong In. Dengan senyum penuh keyakinan yang telah lama sekali tak dilihatnya, Jong In mengucapkan kalimat yang begitu menyentuh hatinya. Ia seolah telah menemukan Jong In yang dulu dikenalnya. Meski alasan Jong In bukanlah dirinya, kini tak lagi masalah baginya. Cukup dengan melihat senyuman Jong In, ia sudah merasa sangat bahagia hingga ia tak menginginkan apa pun lagi di dunia ini. Termasuk balasan cinta dari Kim Jong In.

"Baiklah ... aku pasti akan membantumu sebisaku," ujar Jin Ri yang akhirnya yakin.

"Gomawo, Jin Ri."

"Aku juga berterima kasih padamu, Jong In. Meski perubahanmu bukan karena aku, tapi aku bahagia karena kau membiarkan diriku menjadi bagian dari dirimu lagi," ucap Jin Ri dalam hati.

***

"Oppa? Apa kau seorang penyanyi?" tanya seorang yeoja dengan seragam SMU Hankook pada Donghae yang saat ini duduk menunggu So Hyun di atas mobil.

"Bukan," jawab Donghae dengan senyum menawannya.

"Kalau begitu seorang aktor pendatang baru? Aku tahu, kau pasti akan syuting drama terbarumu di sini. Sekolah kami ini memang sudah sangat populer sebagai tempat syuting drama sekolah," tebak yeoja lainnya yang ikut mengerubungi Donghae.

BLUE SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang