Moonlight Sonata

213 22 3
                                    



"Kau ingin terjun kan?"

So Hyun masih diam tak meraih tangan Kwangmin. Ia tak mengerti apa sebenarnya yang tengah dipikirkan pria asing di depannya. Berkata ingin bunuh diri bersama tanpa rasa takut akan sakitnya kematian pada orang yang baru pertama kali ditemui, bukankah itu bukan tindakan rasional?

"Raih tanganku dan kita akan terjun bersama," kata Kwangmin lagi dengan senyum di bibirnya yang pucat.

"Aku sudah tak berselera lagi untuk lompat," putus So Hyun akhirnya dengan sinis. Ia mengambil tasnya yang tergeletak di lantai jembatan, menyandangnya dan pergi begitu saja meninggalkan Kwangmin.

"Apa katamu? Kau tak berselera lagi untuk melompat? Sayang sekali, padahal aku sudah berbaik hati ingin menemanimu," ujar Kwangmin berpura-pura menyayangkan keputusan So Hyun. Ia berjalan mengikuti So Hyun yang tampak kesal karena ia ikuti.

"Haissshhhh! Kenapa kau terus mengikutiku? Sudah kubilang, aku tidak berselera melompat bersama namja aneh sepertimu! Arraseo?!" bentak So Hyun gusar. Ia sudah cukup kesal dengan kedatangan Kwangmin yang tiba-tiba mengagalkan aksi bunuh dirinya, kini kondisi batinnya diperparah dengan tindakan namja itu yang terus mengikutinya.

"Apa kau tahu? Aku sudah sekian lama menunggu teman untuk bunuh diri bersamaku. Sejak kecil hingga dewasa, aku selalu hidup sendirian. Aku sangat bosan selalu saja sendirian, karenanya, aku tak ingin mati sendirian. Bukankah akan sangat menyedihkan jika selama aku hidup, aku terus sendirian, dan mati pun harus sendirian. Sudah sangat lama, aku menunggu orang yang berkeinginan bunuh diri, agar aku mempunyai teman yang akan mati bersamaku. Saat melihatmu akan melompat dari jembatan, aku merasa Tuhan telah mengirimkan seseorang sebagai temanku untuk menghadapi malaikat kematian," terang Kwangmin dengan nada ceria, namun terasa getir. So Hyun tetaplah So Hyun yang dingin dan tak mudah tersentuh. Ia mendengarkan cerita Kwangmin dengan acuh tak acuh. Ia berjalan begitu saja meninggalkan Kwangmin.

"Ya! Ya! Apa kau sama sekali tidak tersentuh dengan ceritaku? Kumohon, jangan tinggalkan aku. Aku sangat ingin mempunyai teman untuk bertemu malaikat kematian," mohon Kwangmin tak menyerah untuk terus mengikuti So Hyun. So Hyun kehilangan kesabaran. Ia menghentikan langkahnya, dan menatap Kwangmin jengkel.

"Aku sudah bilang, aku tidak berselera lagi untuk bunuh diri. Jadi, jika kau ingin mencari teman, cari di tempat lain saja," tegas So Hyun yang segera memalingkan wajah dari Kwangmin dan berjalan menjauh dengan cepat. Kwangmin tetap gigih dengan pendiriannya. Meski So Hyun terus bersikap ketus padanya, Kwangmin masih berniat melangkah mengikuti gadis itu. Namun, kali ini keinginan Kwangmin mampu dibaca dengan baik oleh So Hyun. Gadis itu berhenti dan memutar tubuhnya menghadap Kwangmin sehingga ia urung melangkah.

"Dan jangan pernah ikuti aku lagi!" imbuh So Hyun penuh penekanan yang kemudian kembali berjalan cepat meninggalkan Kwangmin.

"Apa kau yakin? Jika kau merasa menyesal dengan keputusanmu, temuilah aku di sini! Aku akan senantiasa setia menunggumu! Aku siap melompat kapan saja kau mau!" teriak Kwangmin yang tak diacuhkan So Hyun.

Kwangmin menyunggingkan senyum dan tak lagi mengikuti So Hyun. Ia hanya berdiri di tempatnya untuk sejenak, kemudian memutar arah. Ia berjalan berlawanan arah dengan So Hyun. Sepanjang jalan, ia tak henti menyunggingkan senyum ketika mengingat wajah jengkel So Hyun yang tak suka diikuti olehnya.

"Gadis yang unik. Tak seharusnya kau menyerah dengan hidupmu," gumam Kwangmin sambil meringis karena luka di tangannya makin terasa perih.

***

"Yaakkk! Jo Kwangmin! Apa yang kau lakukan? Kau ingin membunuh Eomma secara perlahan? Kenapa kabur dari rumah sakit? Apa kau tidak tahu jika Eomma cemas mencarimu?!" omel Donghae begitu Kwangmin kembali ke rumah sakit.

BLUE SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang