"Menurutmu, apa yang disukai Soo Jin? Aku pernah ingin memberikannya mawar tapi ...."
"Dia alergi mawar," potong Donghae cepat ketika Eunhyuk meminta pendapatnya.
"Kau benar. Padahal, aku sudah lama mengenalnya, tapi aku baru tahu jika dia alergi mawar," keluh Eunhyuk dengan wajah sedih. Ia telah lama menyukai Soo Jin, tapi segala usahanya selalu gagal untuk menyentuh hati gadis itu. Ia tahu kenapa Soo Jin tak pernah bisa membuka hati untuknya. Tapi, ia juga tahu jika Donghae yang selama ini disukai Soo Jin, sama sekali tak punya perasaan terhadapnya. Karenanya, Eunhyuk bertekad untuk tak pernah menyerah memperjuangkan cintanya. Seandainya ceritanya lain, misalnya Donghae mempunyai tanda-tanda juga memiliki perasaan yang sama dengan Soo Jin, maka Eunhyuk takkan berpikir dua kali untuk menyerah.
"Kau terlalu fokus pada dirimu sendiri, Eunhyuk. Kau selalu melihat apa yang kurang pada dirimu dan menunjukkan segala kelebihanmu padanya. Tapi, kau tak pernah berpikir apa yang sebenarnya Soo Jin pikirkan dan rasakan. Cobalah, untuk melihatnya dengan utuh. Cobalah, kau raba hatinya, kau tempatkan dirimu pada dirinya. Maka, cintamu yang begitu besar akan mampu menyentuhnya," nasihat Donghae.
"Apa karena itu, dia hanya bisa menyukaimu? Kau begitu memahaminya Donghae," batin Eunhyuk.
"Kau mungkin benar. Teori yang luar biasa. Lalu, apa kau pernah mempratikkannya pada seseorang?"
Donghae tersenyum kesal. Ia tahu, sekarang Eunhyuk sedang berusaha menyudutkannya balik. Air susu dibalas dengan air tuba. Niat hati memberikan nasihat untuk Eunhyuk, tapi sekarang sahabat tengilnya itu malah menggunakan nasihat itu sebagai serangan balik. Baiklah. Jika itu yang diinginkan Eunhyuk, maka Donghae telah siap membalas dengan amunisi yang lebih dahsyat.
"Belum," jawab Donghae.
Seperti dugaannya, sekarang Eunhyuk tersenyum penuh kepuasan. Terus saja tersenyum seperti itu, karena sebentar lagi Donghae takkan membiarkannya tersenyum lagi.
"Lalu atas dasar apa kau mengajarkan teori itu padaku jika pada kenyataannya kau tak pernah membuktikan apakah teori itu berhasil atau tidak?" tanya Eunhyuk merasa di atas angin.
"Bagaimana aku akan mempratikkannya jika teori itu adalah trik terakhir yang hanya boleh dilakukan jika segala cara yang telah dicoba untuk mendapatkan hati seorang gadis gagal. Kau tahu bagaimana reputasiku selama ini kan Eunhyuk? Tanpa repot-repot menggunakan teori itu, semua yeoja telah bertekuk lutut di depanku."
Eunhyuk naik pitam. Dengan penuh rasa percaya diri, Donghae telah menjatuhkan harga diri Eunhyuk. Apa maksudnya mengatakan itu? Apa Donghae bermaksud memamerkan kepopulerannya hingga ia tak perlu bersusah payah untuk menaklukkan hati seorang yeoja sementara dirinya yang payah sampai harus menggunakan amunisi terakhir? Sindiran yang keterlaluan!
"Dasar namja berengsek!" dengus Eunhyuk dengan membekuk tubuh Donghae.
Donghae hanya tertawa keras sementara Eunhyuk melampiaskan kemarahannya.
"Yaak! Apa yang salah dengan ucapanku? Bukankah kau melihat sendiri bagaimana para yeoja itu mengejarku?" ujar Donghae membela diri.
Eunhyuk melepaskan Donghae dengan kejengkelan yang belum sepenuhnya tandas. Meski tak ingin mengakui, tapi pada kenyataannya, Donghae memang idola para yeoja. Di mana pun berada, Donghae selalu menjadi pusat perhatian para yeoja. Tanpa perlu melakukan apa pun, semua yeoja berdatangan dengan sendirinya dan siap mengemis cinta pada Donghae. Donghae laksana gula yang tak perlu bersusah payah menggoda para semut.
"Apa kau tidak bisa lebih serius Donghae?" tanya Eunhyuk yang kini telah membaringkan tubuh lelahnya di lantai.
Donghae mengulas senyum sekilas. Serius? Ia sendiri tak tahu, kapan dia akan serius.

KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE SKY
FanfictionHarapan ... Kim So Hyun sudah tak sudi untuk mengingatnya lagi. Harapan yang sekian lama begitu ia percayai telah mengkhianatinya dengan sangat kejam. Semenjak kematian kakaknya, Kim So Eun, gadis itu pun ikut mati. Raganya mungkin terlihat hidup, t...