"Kau sudah membuka kado yang kuberikan padamu, Oppa?"
Presdir Kim diam tak menjawab pertanyaan Eun Mi. Wajahnya mengeras menahan amarah. Laptopnya masih menyala. Setumpuk berkas-berkas yang dibawakan Eun Mi pun masih tergeletak di meja kerjanya. Siang itu adalah siang yang tak terduga.
"Jika ekspresimu seperti itu, aku dapat mengasumsikan jika kau sudah membacanya. Lalu, kenapa sampai sekarang pihak kejaksaan belum menjemput paksa anak itu? Apa mereka tidak mengetahui keberadaan anak itu sekarang? Jika itu masalahnya, aku dapat memberikan sedikit bantuan. Kalau anak itu masih peduli dengan adiknya, kupikir dia masih di rumah sakit."
"Yak! Kau! Beraninya kau melakukan ini!"
Presdir Kim geram. Ia tak dapat lagi mengendalikan amarah. Ia berteriak penuh kemarahan kepada Eun Mi.
Senyum tenang Eun Mi terkembang. Ia tahu, jika akan seperti ini jadinya. Ia sangat mengenal temperamen satu-satunya saudara yang ia miliki itu.
"Wah, mengesankan sekali. Meski kau tak suka jika ia dekat dengan anakmu, dia masih saja tangan kananmu yang berharga. Kau begitu mempercayainya."
"Apa kau pikir jika aku bodoh?! Sudah sangat lama aku menaruh curiga padamu dan Park Jung Sik, tapi kau terlalu licin untuk meninggalkan jejak hingga aku tak punya pilihan lain selain menunggumu lengah. Dia ... jauh lebih mudah untuk kupercaya."
"Sampai akhir kau tetap menjadi kakak yang buruk, Oppa. Bagaimana bisa kau lebih mempercayai pria yang baru kau kenal ketimbang adik kandungmu sendiri? Sungguh sulit untuk kupercaya."
"Karena aku sangat mengenalmu, Eun Mi."
Wajah presdir Kim berangsur sedih. Semalam Donghae telah menghubunginya dan membeberkan semua bukti kejahatan Eun Mi. Sulit untuk tak mempercayai bukti valid yang diberikan Donghae. Walaupun Presdir Kim tak mengharapkan kedekatan So Hyun dengan Donghae, namun untuk urusan kepercayaan, ia jauh lebih mempercayai pria itu. Sejak kecil, ia telah mengenal adiknya yang ambisius dan licik. Meski ia tahu jika suatu saat nanti adik kandungnya itu akan menikamnya, tapi kasih sayang yang begitu besar membuat Presdir Kim selalu mengabaikan tindakan buruk Eun Mi. Ia tak pernah lelah berharap jika suatu saat adiknya itu akan berubah. Ia pikir jika memberikan posisi yang tinggi di perusahaan dapat memuaskan ambisi Eun Mi. Ia kira itu adalah pilihan yang tepat. Tapi, ia lupa jika sifat ambisius ini tak dapat terpuaskan begitu saja jika masih ada hal yang jauh lebih besar di depannya. Bagaimana seorang yang ambisius seperti Eun Mi dapat berhenti jika di depannya masih ada posisi tertinggi seperti posisi pemilik perusahaan, misalnya. Tidak bisa. Eun Mi tak bisa berhenti sampai tujuan tertingginya tercapai.
Meski Presdir Kim tak ingin percaya, tapi kenyataan jika Eun Mi berambisi untuk menjatuhkannya tak dapat ia hindari. Walau berat, ia harus menerima kenyataan. Jika ia dilemahkan oleh kasih sayangnya, maka Eun Mi takkan segan lagi menghancurkannya.
"Apa kau pikir dengan menjatuhkan pria ini, kau bisa menjatuhkanku kemudian? Kenapa kau mengorbankan orang tak bersalah sepertinya? Bukankah kau cukup berani untuk berhadapan langsung denganku?"
"Aku tidak bodoh, Oppa. Tanpa aku jatuhkan pun kau akan segera jatuh, karenanya kau mempersiapkan keponakanku yang masih ingusan itu untuk menggantikanmu. Tentu saja kau memilih So Hyun, karena dia adalah anakmu. Sementara aku? Aku ... aku hanyalah adikmu! Adik yang tak pernah kau anggap! Haisssh ... setiap mengingat hal ini aku menjadi sangat marah. Aku ... Aku! Aku jauh lebih pantas daripada gadis SMU itu! Heh, aku nyaris saja mudah untuk mencoretnya dari daftar ahli warismu karena semenjak kehilangan So Eun dia hampir seperti mayat hidup. Tapi, kehadiran pria itu benar-benar menganggu. Ia menggagalkan rencana yang sudah lama aku susun. Tidak tahukah ia berapa lama aku harus bersabar demi tercapainya tujuanku?! Seenaknya saja dia datang dan mengacaukan segalanya! Jadi, kupikir alasan ini sudah sangat kuat kenapa aku harus repot-repot melakukan ini."

KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE SKY
ФанфикHarapan ... Kim So Hyun sudah tak sudi untuk mengingatnya lagi. Harapan yang sekian lama begitu ia percayai telah mengkhianatinya dengan sangat kejam. Semenjak kematian kakaknya, Kim So Eun, gadis itu pun ikut mati. Raganya mungkin terlihat hidup, t...