Me Gustas Tu

129 19 9
                                    

Eunhyuk berjalan mondar-mandir tak jelas. Memikirkan Donghae yang entah dimana rimbanya, membuat Eunhyuk tak tenang. Oh Hyun Ho telah mengerahkan segenap kemampuannya serta kekuatan koneksinya, tapi tetap tak membuahkan hasil. Keberadaan Donghae bagai misteri. Apakah ia masih hidup atau sudah mati, tak ada yang tahu. Donghae lenyap tanpa meninggalkan jejak. Seperti asap.

Sementara itu di lain pihak, Eun Mi berang luar biasa. Walau ia berhasil cuci tangan atas kasus penculikan ibu Kwangmin, tapi kenyataan jika rencananya gagal membuat ia sangat marah. Terlebih lagi sekarang keberadaan Donghae tak diketahui. Firasatnya mengatakan jika pria itu selamat dan tengah menyusun rencana pembalasan di suatu tempat. Kartu As nya telah hilang, ia tak bisa lagi mengancam Donghae. Menghadapi Donghae tanpa tameng, amatlah mustahil. Satu-satunya hal yang masih bisa menjamin posisinya hanyalah kelemahan Presdir Kim. Kecerobohan Presdir Kim dalam melakukan kecurangan pajak tempo lalu guna menyelamatkan perusahaan yang tengah pailit, masihlah berguna untuk melindunginya. Meski begitu, ia masih tetap khawatir. Ia punya firasat buruk. Lee Donghae ... pria itu terlalu berbahaya untuknya. Jika dia tak membereskan Donghae dengan baik, maka tamatlah riwayatnya. Dan... menghilangnya Donghae membuatnya makin tak tenang. Jika saja ia tahu Donghae ada dimana, maka akan lebih mudah baginya untuk menyingkirkan pria itu.

***
Soo Jin sedikit tak senang. Entahlah. Walau Donghae mengelak untuk mengakuinya, tapi ia selalu merasa cemburu tiap kali melihat Kim So Hyun. Hatinya mengatakan jika Donghae memiliki perasaan khusus untuk gadis yang masih duduk di bangku SMA itu. Tatapan Donghae pada So Hyun berbeda. Tatapan lembut yang penuh arti. Kyung Soo Jin tak pernah melihat Donghae menatap seorang gadis dengan jenis tatapan seperti itu. Tak pernah sekalipun, bahkan saat menatapnya.

"Apakah kau mengenal Eunhyuk?"tanya So Hyun saat Soo Jin tengah menyiapkan pesanannya. Dua kotak kue pie. Selain untuk berbasa-basi dengan Soo Jin agar dapat mengontak Eunhyuk sesuai perintah Donghae, So Hyun berniat memberikan kue pie itu untuk Kwangmin saat menjeguknya nanti. Donghae pernah bercerita padanya jika Kwangmin sangat menyukai kue pie dari toko roti milik Soo Jin, Lovely Bakery.

"Nde. Aku mengenalnya, waeyo?"

Soo Jin sudah sangat berusaha agar terdengar biasa saja, tapi tetap saja ia tidak bisa menyembunyikan ketidaksukaannya pada So Hyun. So Hyun yang sangat peka, tentu saja menyadari nada kebencian dari kalimat Soo Jin, tapi gadis itu hanya membiarkannya. Ia sedang tak ingin mencari masalah.

"Bisakah kau membantuku menemuinya? Ada hal yang sangat mendesak. Aku harus menyampaikan hal penting padanya," jawab So Hyun dengan nada biasa saja.

"Hal penting? Apa hal itu berhubungan dengan Donghae?"

So Hyun mulai jengkel. Ia sedang malas bertele-tele. Ia tak memiliki banyak waktu, tapi Soo Jin justru membuang banyak waktu dengan memberikan pertanyaan balik ketimbang langsung memberikan jawaban. Meski begitu, So Hyun masih menahan diri. Waktu akan semakin banyak terbuang jika ia tersulut emosi.

Perihal status Donghae sebagai tersangka yang sekarang buron, hanya diketahui oleh Eunhyuk dan So Hyun. Baik Soo Jin atau keluarga Donghae tidak mengetahuinya berkat andil sahabat Donghae dari kepolisian. Dengan kekuasaan yang ia miliki, ia berhasil menahan agar hal itu tak bocor kepada keluarga. Tapi, semakin lama Donghae menghilang maka hal itu jelas sangat sulit untuk ditutupi lagi. Walau ia cukup memiliki kekuasaan, ia masih memiliki atasan yang akan terus menekannya. Status buron Donghae tentu cepat atau lambat akan terdengar oleh keluarga.

"Aku tidak bisa mengatakannya padamu karena apa yang hendak aku sampaikan pada Eunhyuk tidaklah berhubungan denganmu. Jadi, bisakah kau langsung memberikanku kontak atau alamat pria bernama Eunhyuk itu?"

Kebencian Soo Jin terhadap So Hyun kian bertambah. Gadis muda itu mulai tak sopan padanya. Namun, alih-alih membalas, Soo Jin memilih untuk segera memberikan apa yang So Hyun minta. Ia benar-benar tak betah berlama-lama melihat gadis itu. Rasa jengkel atas tingkah tak sopan So Hyun yang dikombinasikan dengan rasa cemburu di dadanya, membuatnya enggan untuk melihat gadis itu lebih lama. Bahkan sedetik saja terasa menyiksa.

BLUE SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang