2

3.9K 444 28
                                    

"Benarkah? Dia menjatuhkan tasmu? Dari lantai 3?"

"Bukannya meminta maaf tapi malah menyuruhmu pergi setelahnya? Benarkah? Daebak!"

Jennie berdecak kesal, "Tentu saja benar! Memangnya aku terlihat sedang berbohong, huh? Aish! LIHATLAH!  BARANGKU JADI RUSAK SEMUA!" teriakannya pun menjadi setelah mengecek isi tasnya.

Jackson melirik kedalam tas Jennie dan benar saja, barang-barang milik Jennie terlihat kacau.

"Omo! Omo! Ponselku!"

Diambilnya ponsel yang kini sudah pecah di bagian layarnya.

Yang lebih parah lagi, ponselnya tidak mau menyala.

"ANDWEEEE~"

Jennie melempar tas nya asal dan merengek kesal.

"Hey hey! Sudahlah." Amber mencoba menenangkan sementara Jackson mengambil tas yang terlihat menyedihkan di trotoar.

"HUWA!! DIA MENYEBALKAN SEKALI! INI SEMUA SALAH NENEK SIHIR AKU MEMBENCINYA! AKU BENCI BAJINGAN GILA ITU! AKU BENCI KANG SI NENEK SIHIR! BENCI! BENCI! BENCI!"

Kini giliran sepatu kiri milik Jennie yang menjadi sasaran empuk untuk dilempar ke trotoar.

Beberapa ahjumma terlihat kaget ketika melewati mereka.

Jackson dan Amber saling bertukar pandang.

Jackson segera mengangkat tubuh Jennie dan menopang di bahu kiri miliknya.

Sedangkan Amber membungkukkan badannya beberapa kali, meminta maaf kepada orang yang lewat karena telah membuat keributan.

••

"Akan kubalas dia. Pasti."

"Ne, ne~ terserah apapun yang kau lakukan." Amber meneguk sekaleng soda yang baru ia ambil dari kulkas lalu duduk di hadapan Jennie.

Sejujurnya Amber sudah terlalu lelah mendengar rengekan Jennie, dan sekarang ada sejuta rencana yang akan Jennie lakukan untuk membalas dendam.

Mungkin Amber harus menyediakan sekardus kopi untuk mendengar rencana gila Jennie semalaman.

"Melemparkan bola padanya pada jam olahraga atau menjatuhkan tas nya seperti yang ia lakukan tadi? Mana yang menurutmu lebih baik?"

"Hm-" Amber nampak berpikir sebentar, "Menjatuhkan tasnya? Kurasa akan impas."

"Ah~ Benar kan? Aku juga berpikir begitu."

Amber mengangguk setuju.

"Haruskah aku menjatuhkan tas nya dua kali?"

Sulit dipercaya. Jennie terus membahasnya sejak pulang sekolah.

"Tsk. Tidurlah. Akan kujatuhkan tasnya seratus kali kalau kau mau."

Kaleng soda yang awalnya dipegang Amber kini terlempar tepat kedalam tong sampah. Sementara orang yang melempar kaleng soda itu berlalu pergi.

Jennie menguap.

'Ah, aku ngantuk. Lebih baik tidur. Mengumpulkan tenaga sebelum pembalasan dendam.'

••

Sialan.

Kemana bocah itu?

Jennie mengetuk jarinya di meja tanpa mengalihkan pandangannya dari arah pintu.

'Ck. Jangan-jangan dia bolos.'

"Hei, mana tugasmu?" seseorang menghalangi pandangan Jennie tiba-tiba, lengkap dengan setumpuk buku di kedua tangannya.

Jennie memincingkan matanya, "Apa?"

"Tugas. Matematika. Ssaem memberikannya kemarin. Sekarang harus dikumpulkan."

"Ah~ tugas yang kemarin, sebentar-"

Tangan Jennie mencoba mengacak-acak isi tas untuk mencari tugas matematika yang sudah jelas tidak ia kerjakan.

"Omo! Tugasnya ketinggalan. Eotteohkke?"

Memasang tampang polosnya. Seperti biasa.

Orang dihadapannya terlihat tak perduli.

Ia memutar bola matanya lalu memberikan buku bertuliskan namanya kepada Jennie.

"Salin tugasku saja. Akan aku tunggu sampai pulang sekolah."

Wajah Jennie terlihat berbinar, ia melirik buku dengan tulisan 'Jeon Jungkook' di cover depannya.

"Arasseo."

Pemuda bernama Jungkook itu kini hendak melangkah pergi namun panggilan dari Jennie menahannya.

"Oi! Jungkook!"

Jungkook kembali menghadap Jennie, "Kenapa?"

"Kau tahu kan- bajingan gila yang duduk disini-" kata Jennie seraya menunjuk bangku di sebelahnya.

"Siapa? Taehyung?"

"Entahlah, aku tidak tahu namanya. Tapi, dia sering bolos kan?"

"Ya- kurasa. Hampir setiap hari."

"Menurutmu hari ini dia datang atau tidak?"

Jungkook nampak berpikir sebentar, "Entahlah. Terkadang ia datang di jam terakhir. Tapi karena ini hari Jum'at mungkin ia tidak akan datang. Besok kan libur."

'Ah, pembalasan dendamku~' rutuk Jennie dalam hati.

Ia mengerutkan keningnya kecewa.

"Araseo. Terima kasih informasinya."

Jungkook mengangguk dan kembali ke tempat duduknya.

Tring!

From : Eomma
Besok malam keluarga Oh akan datang. Datanglah. Tunjukkan kesan yang baik pada mereka. Jam 7 malam. Kuharap kau tidak terlambat.

to be continued

ON AND ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang