12

2K 330 6
                                    

Tatapan Jennie berubah tajam.

Menurutnya ini keterlaluan.

Ia hanya ingin meminta maaf, lalu apa yang salah?
Pemuda di hadapannya benar-benar sesuatu.

Jennie sekarang menampilkan senyum liciknya, "Membunuhku? Kau yakin?"

Dasi milik Taehyung Jennie mainkan dengan jarinya, "Orang sepertimu akan membunuhku? Hah?" ucapnya tajam lalu menatap tepat pada mata Taehyung.

Rahang Taehyung mengeras.

"Kita lihat saja. Coba saja menganggu hidupku lagi dan aku akan benar-benar menghancurkan hidupmu."

••

"Am! Jack!"

Keduanya menoleh dan mendapati Jennie yang sedang berlari kearah mereka.

"Mian. Tadi aku ada urusan dengan si nenek sihir. Jadi agak lama."

Amber menaikkan satu alisnya, "Buat masalah lagi?"

Jennie tersenyum, "Hanya sedikit bertengkar."

"Sedikit?"

"Dia yang mulai duluan!" Jennie mencoba membela diri.

Amber hanya mengangguk. Terlalu malas untuk membahasnya lebih jauh.

Sementara itu dari arah kanan, datang sebuah mobil dan berhenti persis di depan mereka.

Kaca mobil dibuka.

Dan mereka mendapati Sehun disana.

"Aigoo~ calon menantu. Kenapa repot-repot menjemput uri Jennie sampai ke sekolahnya?" canda Jackson.

Jennie memberi tatapan 'kenapa kau kemari?' pada Sehun.

Seolah mengerti, Sehun menunjukkan dua buah tiket opera dan berkata, "Eomma memberi ini dan menyuruhku mengajakmu ke opera."

Jennie berdecak, "Tsk. Jadi kau benar-benar mengajakku?"

"Awalnya tidak. Tapi setelah menyadari ada orang suruhan Eomma, aku jadi berpikir mengajakmu."

Jennie mengedarkan pandangannya dan mendapati seseorang dalam mobil yang memperhatikan mereka. Buru-buru Jennie mengalihkan pandangannya lagi.

"Ish, menyusahkan." Jennie segera masuk kedalam mobil dan melambaikan tangannya ke arah Amber dan Jackson.

"Aku pergi dulu! Maaf membuat kalian menunggu."

Jackson membalas lambaian tangan Jennie, "Hati-hati nak!"

Amber memukul kepala belakang Jackson lalu mengarahkan pandangannya pada Jennie, "Gwenchana. Selamat bersenang-senang!"

••

"Wonpil bilang kau tidak bisa dihubungi."

'Dia mulai lagi.'

Jennie memundurkan joknya dan segera memejamkan matanya. Pura-pura tidak mendengar.

tring.. tring..

Ponsel Jennie berdering.

Ia merogohnya dari saku bajunya dan segera mengangkatnya ketika melihat nama 'Nyonya Oh' disana.

"Yoboseyo?"

"Eoh? Jennie-ya! Apa Sehun sudah menjemputmu?"

"Ne~ aku sedang bersama Sehun sekarang. Ah iya,  terima kasih banyak untuk tiketnya, eomonim! Aku sangat menyukainya. Aku tidak sabar untuk menontonnya. Pasti menyenangkan."

"Benarkah? Kau menyukainya? Ah, syukurlah. Kuharap kalian berdua menghabiskan waktu bersama dengan menyenangkan."

"Tentu saja, eomonim."

"Senang mendengarnya. Aku tidak akan menganggu kalian berdua kalau begitu. Sudah ya."

"Ne eomonim~ gamsahamnida~"

Jennie memasukkan kembali ponselnya ke saku lalu beralih ke Sehun, "Ibumu, benar-benar seperti yang diharapkan. Ia akan membuat kita menikah pada akhirnya."

"Aku akan kabur dari rumah jika itu benar-benar terjadi."

"Aku juga, kurasa." sahut Jennie asal seraya menghembuskan napasnya.

Suasana kembali hening.

Mereka berdua fokus dengan pikiran mereka masing-masing.

"Hey, Oh Sehun~" panggil Jennie tiba-tiba.

Sehun menoleh, "Wae?"

"Menurutmu sampai kapan kita akan seperti ini? Berpura-pura menjadi pasangan, terlihat senang di depan para orang tua. Kau tahu, aku mulai bosan."

Tanpa mengalihkan pandangannya pada jalan Sehun menjawab, "Aku merasakan hal yang sama. Entahlah, kurasa akan sulit untuk mengakhirinya."

••

Mata Jennie kini melebar.

Tepat di seberang gedung opera, terdapat segerombolan orang berseragam baseball yang sedang sibuk bermain di lapangan yang super luas.

Dan Taehyung disana.

"Kenapa? Ada orang yang kau kenal?" tanya Sehun ketika tiba-tiba Jennie menghentikan langkahnya dan melihat ke arah lapangan seberang gedung opera.

"Ya, kurasa."

Dan ketika itu pula Taehyung menangkap matanya.

to be continued

ON AND ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang