15

2.1K 349 10
                                    

"Mau berkencan denganku?"

Satu kata yang ada di pikiran Jennie.

Gila.

"Kau gila?" akhirnya kata-kata itu terucap dari mulut Jennie.

Taehyung kembali tertawa dan melahap ayamnya.

"Kau mentraktir kami makan. Dan juga kau bergaul dengan orang seperti Sehun. Kurasa kau cukup kaya. Wajahmu cantik dan tubuhmu juga bagus. Apa ada alasan untuk tidak mengajakmu berkencan?"

'Jadi dia baru saja memujiku? Well, itu sedikit membuatku senang. Sedikit. Tidak banyak, sungguh.'

Taehyung kini merogoh ponselnya dan mengecek jam disana.

Lalu kembali menatap Jennie.

"Hah. Andai kau punya sedikit saja sifat baik, aku pasti akan mengajakmu berkencan." Taehyung menunjuk-nunjuk Jennie dari atas ke bawah, "Masalahnya disini. Kepribadianmu sungguh buruk."

'MWO? SINCHA AISH! KAU SEPERTI BARU SAJA MEMBAWAKU TERBANG KE LANGIT DAN MENGHEMPASKANNYA BEGITU SAJA! MENYEBALKAN!'

Jennie menggerutu kesal.

Sementara Taehyung menunjukkan senyum menghinanya pada Jennie.

Dan itu membuat Jennie menjadi merasa benar-benar kesal.

Pemuda dihadapannya membuatnya kesal sekaligus marah.

"Kepribadianku? Jadi menurutmu kepribadianmu itu baik, huh!"

Taehyung mengambil jaket dan segera memakainya.

"Kau yang bayar ini semua, kan? Aku akan tambah satu porsi untuk dibawa pulang. Aku pergi!"

'Apa dia baru saja mengabaikanku? Daebak.'

Baru sekali dalam seumur hidup, Jennie menemukan orang paling menyebalkan di muka bumi.

Taehyung, dia menjadi sangat baik dan menyebalkan hanya dalam satu waktu.

Dan yang terpenting dia selalu asal bicara dan sok memerintah.

Ayolah, semua orang selalu mendengar apapun yang Jennie katakan.

Gadis itu selalu menjadi yang paling egois diantara yang lain.

Mudah untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.

Tapi apa ini?

Keadaannya jadi terbalik. Pemuda dihadapannya hanya mengabaikannya dan terus membuatnya kesal.

"YA! Aku belum selesai bicara! Duduk!"

Taehyung yang sedang berjalan keluar pun berhenti dan kembali menoleh pada Jennie, "Kalau kau yang ingin bicara padaku, harusnya kau yang menghampiriku. Tsk. Dimana sopan santunmu."

'Menyebalkan. Menyebalkan. Menyebalkan.'

••

Jennie memutuskan untuk mulai membencinya karena ia memang menyebalkan.

"Jenn, mana tugasmu?" seseorang memecahkan lamunannya.

Jennie menoleh dan melihat Jungkook yang sedang membawa setumpuk buku di tangannya.

Pemandangan yang tidak asing.

"Jungkook-ah.."

Jennie menampilkan senyum polosnya, "Mian. Aku lupa mengerjakannya."

Seperti yang sudah Jungkook kira. Gadis ini tidak pernah mengerjakan tugasnya.

"Jadi kau tidak pernah mengerjakan tugasmu sama sekali?"

Jennie menggaruk tengkuknya  yang tidak gatal, "Sepertinya.. pernah."

Terlihat seperti Jungkook mengabaikannya, lalu memberi bukunya cepat.

Dan Jennie menyimpulkan bahwa Jungkook marah padanya.

"Hey, kau tidak marah padaku, kan?"

Jungkook hanya bergumam lalu kembali ke tempat duduknya.

Melihat itu membuat Jennie menghampirinya dan duduk tepat di sebelahnya.

Suasana kelas begitu ramai. Sehingga Jennie mengulang pertanyaannya agak keras.

"Jungkook! Kau tidak sedang marah padaku, kan?"

"Tidak kok."

Jennie mengernyitkan dahinya, "Benarkah? Tapi kelihatannya tidak seperti itu." kini Jennie mulai mendekati wajah Jungkook.

"Benar tidak marah?"

"Benar."

"Kau serius?" kini Jennie makin mendekatkan wajahnya dengan wajah Jungkook.

Membuat Jungkook menahan napasnya.

Jungkook mengangguk.

Wajahnya memerah.

Ia menyadari bahwa gadis dihadapannya lebih cantik dari biasanya. Ia benar-benar dibuat jatuh cinta untuk kedua kalinya.

"Jauhkan wajahmu. Kau membuatnya tidak nyaman." ucap orang yang tiba-tiba datang, lalu menjauhkan wajah Jennie dengan jari telunjuknya.

'Mwo? Taehyung?'

'Bukannya dia berhenti sekolah? Kenapa dia disini?'

••

Dan ia malah terus muncul dihadapan Jennie ketika Jennie sudah memutuskan untuk membencinya.

Taehyung sudah mengundurkan diri dari sekolah tapi beberapa guru selalu datang kerumahnya dan membujuknya kembali ke sekolah.

Bukan hanya sekali atau dua hari.

Bahkan setiap hari.

Taehyung juga merasa tidak benar untuk berhenti sekolah.

Hingga akhirnya disinilah ia sekarang.

Kembali ke sekolah.

Dan Jennie hanya bisa menghembuskan napasnya kesal.

Tak menyangka bahwa hari-hari kusamnya baru saja dimulai.

to be continued

ON AND ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang