34

1.5K 247 4
                                    

Jennie menguap.

Rasa-rasanya ia ingin kembali ke kasurnya dan berlama-lama disana.

“Tidurlah.”

Jennie memandang kearah Jungkook dan mendapati pemuda itu sedang tersenyum kearahnya dan menepuk bahunya sendiri —mengisyaratkan Jennie untuk bersandar padanya.

Ia menyadari betapa manisnya Jungkook hari ini.

Seperti bertemu dengan orang yang berbeda.

Selama ini Jungkook hanya menunjukkan sisi pria pemalu —dan pintar, tentu saja. Jennie tidak tahu Jungkook bisa menjadi semanis ini, dan juga ia masih terkejut dengan sikap Jungkook tadi pagi, mengekspresikan kemarahannya karena ia tidak suka.

‘Ia terlihat seperti orang yang akan selalu menjagaku.’ ucap Jennie dalam hati.

Lalu dengan halus Jungkook menarik kepala Jennie agar bersandar di bahunya.

“Tidurlah. Aku akan membangunkanmu jika kita sudah sampai.”

“Hm, Arraseo.”

••

Sehun tersenyum lebar setelah selesai mengeratkan tali sepatu gadis di hadapannya.

“Sudah selesai, tuan puteri.”

“Terima kasih, pangeran.” ujar Irene yang diikuti kekehan keduanya.

Kini Sehun menggenggam tangan Irene dengan erat dan mengayunkankan dengan wajah kegirangan.

Mereka berjalan di sepanjang jalanan kota sampai akhirnya memutuskan berhenti di sebuah kedai ramen.

Irene memandang Sehun dengan raut penuh cinta di wajahnya, yang langsung dibalas senyuman hangat oleh Sehun. Ini hari jadi mereka yang kedua. Tak terasa sudah dua tahun berlalu dan mereka kembali ke tempat ini lagi.  Tempat kencan pertama mereka.

“Ayo masuk!”

Irene mengangguk.

Sehun menarik tangan Irene lembut. Ia berjalan perlahan seraya memandangi setiap sudut kedai tersebut untuk bernostalgia tentang kenangan mereka dua tahun lalu, “Aku merindukan tempat ini.”

“Aku juga. Aku ingat sekali kau-“ kata-kata Irene terputus saat seseorang tidak sengaja menyenggol bahunya.

Ouch.” keluhnya.

Keduanya kini menoleh kearah orang yang menyenggol Irene.

Mian- Oh hey, Sehun?”

Sehun melebarkan matanya saat menangkap sosok Jennie didepannya. Ia mengerutkan keningnya dan buru-buru melirik Irene seolah memberi kode pada Jennie bahwa mereka tidak seharusnya saling menyapa.

“Orang yang kau kenal?” Sehun melirik pemuda di sebelah Jennie saat pemuda itu mulai bicara pada Jennie. Pemuda itu terlihat asing bagi Sehun, ia tak pernah melihatnya.

Irene kini memandangnya dengan raut penasaran.

“Oh hei! Jennie. Apa kabar?” sapa Sehun canggung.

Jennie mengangguk namun matanya tak berkedip melihat Sehun, seolah keduanya sedang berbicara dengan mata mereka, “Aku baik. Lama tidak bertemu, Oh Sehun.” katanya diakhiri dengan senyuman terpaksa.

Sehun ikut mengangguk lalu buru-buru memperkenalkan Irene saat gadisnya itu melirik ke arahnya, “O-oh, kenalkan. Ini pacarku, Irene. Dan Irene, dia Jennie, pacar Wonpil.”

Jennie sontak melebarkan matanya dan menaik-turunkan alisnya berkali-kali pada Sehun.

Sehun tidak mengerti dengan sikap Jennie, ia malah balik memelototi Jennie seolah memberi tahu bahwa ini semua salahnya.

Irene mengulurkan tangannya terlebih dahulu, “Irene.”

Dengan berat hati Jennie menjabat tangan Irene dan memaksakan senyumnya lagi, “Aku Jennie. Ngomong-ngomong aku sudah lama putus dari Wonpil.” tegasnya sambil sedikit melirik ke arah Jungkook yang wajahnya sudah merengut tidak karuan.

Irene membalas senyumnya lalu mengalihkan pandangannya pada Jungkook. Jennie menyadarinya lalu dengan segera memperkenalkan Jungkook.

“Ah, kenalkan. Dia Jungkook-“

Jungkook menyelanya dengan cepat, “Aku pacar Jennie. Jeon Jungkook.” ucapnya dengan penekanan lalu melirik Sehun dengan tatapan meniliknya.

Seolah sadar dengan situasi ini, Irene menepuk bahu Sehun dan tertawa, “Omo! Kau pasti sudah lama tidak bertemu Wonpil. Maafkan dia, Jungkook-ssi. Dia tidak bermaksud-“

Gwenchana.” jawab Jungkook dingin.

Irene merasa suasana keduanya tidak begitu baik sehingga ia terus melebarkan senyumnya, mencoba mencairkan suasana.

“Bagaimana kalau kita double date?”

to be continued

ON AND ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang