48

917 146 2
                                    

I-ini.. usb milik taehyung?

Ouch.

Ia melirik usb itu lagi dan menelan ludahnya kasar.

Apa isinya?

Kurasa tidak ada masalah kalau melihatnya sebentar.

Dan ia menghela nafasnya kasar tatkala ingat bahwa tidak ada yang dapat ia lakukan untuk mengeceknya.

Tidak ada laptop.

Dan kamarnya dikunci.

Sempurna.

Kita coba besok, Kim Jennie.

••

Jadi, dengan hati-hati ia berusaha mengendap ke kantor ayahnya segera setelah ia pulang sekolah.

Menyalakan komputer perlahan, berharap tidak tertangkap basah.

Kenapa lama sekali, sih?

Mengetukkan jarinya pada meja dengan tidak sabaran.

Nyala!

Ia buru-buru menancapkan usb itu dan mengecek isinya.

Apa-apaan?

Ini dikunci.

Membuat usahanya sia-sia.

"Aku juga tahu!! Lalu apa itu perlu?" suara teriakkan ayahnya terdengar dari luar, membuat Jennie segera mematikan komputer dan menyembunyikan usb itu di dalam sakunya.

Membuka pintu kantor ayahnya dengan hati-hati dan melirik ayahnya yang sedang berdiri berdua dengan ibunya di balkon.

Mereka bertengkar lagi.

Untuk kesekian kalinya, Jennie menghela nafasnya berat.

"Kau yang terlalu keras padanya!"

Nyonya Kim menatap nyalang, "Aku? Apa kau mencoba menumpahkan segala kesalahan padaku sekarang?"

Kedua mata mereka saling menatap dengan murka dan hal itu membuat Jennie miris.

Matanya mulai memanas dan ia mencoba mendekati keduanya.

"Berhentilah. Ini semua salahku."

Nyonya Kim dan Tuan Kim terdiam menatapnya.

"Nak.." ujar Tuan Kim pelan.

"Aku minta maaf atas semua kekacauan ini dan ya, aku tahu aku salah. Jadi berhentilah bertengkar." ucapnya sambil menunduk.

Tatapan Tuan Kim melembut, "Tentu saja ini bukan salahmu, tidak perlu merasa bersalah-"

Nyonya Kim menghela nafasnya berat, "Berhenti menganggapnya seperti anak kecil."

"Mwo? Kau sudah keterlauan-"

ON AND ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang