26

1.8K 289 9
                                    

Hari-hari menyebalkan yang penuh kesibukan akhirnya datang. Tentu saja hari pertama sekolah setelah liburan musim panas. Tidak ada hari semenyebalkan ini.

Jennie masih terlalu malas untuk bangun ketika Amber terus memanggilnya untuk bangun.

Ditambah lagi suara berisik milik Jackson terdengar beberapa menit kemudian. Semuanya lengkap menjadi hari yang menyebalkan.

“Arraseo, arraseo. Aku bangun sekarang!”

Dengan langkah malas, Jennie berjalan ke dapur untuk meneguk segelas air putih sebelum akhirnya masuk ke dalam kamar mandi.

Matanya masih setengah tertutup.

“YA!” teriakkan seseorang mengagetkannya dan refleks membuat matanya membulat sempurna. Dan ketika ia membuka matanya, kejutan lainnya datang.

“H-hey! Apa yang kau lakukan disini- Ah- Hei- Mian mian, aku akan keluar.” ucap Jennie gelagapan lalu langsung menghambur keluar.

Gila. Dia pasti sudah gila. Tidak percaya apa yang baru saja dilihatnya.

“Bodoh. Kenapa aku lupa dia ada disini? Aish.” Ucapnya pelan pada dirinya sendiri.

Ia kini berjalan cepat kearah ruang tamu dimana Jackson dan Amber sedang terduduk santai disana sembari memainkan ponsel mereka masing-masing.

Jennie menggeser tubuh mereka paksa dan duduk di tengah-tengah. Ia meneguk ludahnya dan menatap Amber dan Jackson secara bergantian.

“Hey! Kenapa kalian tidak bilang kalau Taehyung ada disini?”

Amber memincingkan matanya, “Kan semalam kau sudah tahu.”

“Eung. Kupikir juga kau sudah tahu.” timpal Jackson dengan wajah polosnya.

Jennie mengerutkan keningnya kesal.

“Memangnya kenapa?” tanya Amber.

Jennie menggeleng kepalanya cepat. Lalu sedetik kemudian ia melihat Taehyung keluar hanya dengan handuk yang melilit di pinggangnya.

“Kau tidak punya seragam lain? Itu terlalu kecil untukku.” Ujar Taehyung sambil mengarahkan pandangannya ke Jackson.

“Terlalu kecil? Benarkah? Eobseo. Semua ukuran seragamku sama.”

Taehyung nampak berpikir sebentar lalu mengacak rambutnya yang masih basah. Lalu mendesah, “Sepertinya ini bukan hari yang tepat untuk ke sekolah.”

Amber dan Jackson hanya mengendikkan bahu tidak perduli. Jennie memperhatikan wajah Taehyung yang masih memar.

“Wae?” tanya Taehyung sedikit membentak saat sadar Jennie memperhatikannya.

“Aniya.” Jawab Jennie pelan lalu berlalu pergi. Taehyung hanya dapat menatapnya heran lalu duduk di antara Jackson dan Amber.

“Bagaimana dengan wajahmu? Masih terasa sakit?” tanya Amber kemudian. Jackson kini ikut memperhatikan wajah Taehyung yang masih penuh dengan memar. Hanya terdiam walaupun sebenarnya ia penasaran setengah mati. Taehyung hanya mengendikkan bahunya, “Kurasa sudah lebih baik.”

Amber mengangguk, “Baguslah. Aku lega.” Lalu kemudian melanjutkan, “Seragamnya benar-benar tidak muat?”

“Eoh. Itu terlalu kecil. Sepertinya hari ini game center lebih baik daripada sekolah.”

Sontak saja hal itu membuat Jackson tertarik, “Woah. Aku juga mau ikut.”

Amber segera memukul kepalanya kencang, “Hei sadarlah! Ini hari pertama sekolah. Tidak ada alasan bagimu untuk bolos tuan Wang.”

“Tapi dia juga bolos!” ujar Jackson membela diri.

“Wajahnya kan masih memar. Kurasa jika ia masuk malah akan menimbulkan masalah.”

***

Suara lonceng mulai menggema di koridor sekolah. Beberapa murid berlarian untuk masuk ke dalam kelas. Suasana di hari pertama sekolah benar-benar berbeda. Wajah mereka masih nampak berseri-seri usai liburan musim panas. Pengalaman liburan pun tak terlewatkan untuk dibagi.

Jennie menyesap jus alpukatnya perlahan. Matanya sedikit melirik kearah pemuda di sampingnya.

“Wae? Ada yang salah dengan wajahku?”

Pemuda itu tersenyum lalu menggelengkan kepalanya dua kali, “Tidak. Hanya merindukanmu.”

Baiklah. Jennie hampir saja tersedak mendengar ucapannya. Namun tak merespon apapun.

“Memangnya kau tidak merindukanku?”

‘Heol. Sepertinya Jungkook terbentur sesuatu selama liburan. Kenapa ia jadi terlihat aneh.’ ucap Jennie dalam hati.

Jungkook masih menatap Jennie menunggu jawaban namun Jennie segera berdeham dan mencoba mengalihkan perhatian.

“Bagaimana liburanmu? Menyenangkan?”

Jungkook nampak berpikir sebentar, “Hm- ku-“ kata-katanya terpotong ketika tiba-tiba suara riuh terdengar dari ujung kantin. Terdengar suara gadis berteriak kencang. Membuat semua orang fokus ke satu titik.

to be continued

ON AND ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang