23

1.9K 317 19
                                    

Jungkook menyunggingkan senyumnya.

Sejak pernyataan Jennie tadi pagi, ia tak berhenti tersenyum sepanjang hari.

Pikirannya menjadi tidak fokus dan selalu mencuri pandang ke arah Jennie.

Dia tidak pernah merasa sesenang ini sebelumnya.
"Jungkook-ah, Kang ssaem mencarimu." ujar Mina, teman sekelasnya.

Jungkook mengangguk dan segera menghampiri Kang ssaem.

Jennie tak sengaja melihat Jungkook lewat dan mengulas senyumnya.

Tak jauh dari sana, Taehyung melihat keduanya saling tersenyum.

'Apa-apaan mereka.' katanya dalam hati.

Taehyung mengalihkan pandangannya ke sembarang arah tak berniat memperhatikan mereka lebih lama.

Rasa tak suka muncul dalam pikirannya.

Entah. Hanya tidak suka.

Kakinya mulai terasa nyeri lagi karena insiden kemarin, sehingga ia memutuskan berjalan kearah kursi panjang di ujung museum.

Langkahnya kecil dan ia terlihat kesusahan.

"Kakimu masih sakit?"

Taehyung terlalu malas untuk menoleh dan lebih memilih melanjutkan langkahnya.

Merasa diacuhkan, Jennie menghampirinya dan menarik paksa tangan Taehyung agar bertumpu pada bahunya.

"Sini. Kuantarkan. Selagi otakku masih berjalan dengan baik." ucapnya ketus.

"Terserah." jawab Taehyung malas namun tidak menolak untuk diantarkan.

Jennie membantunya duduk lalu kemudian ia duduk di sebelahnya.

"Masih sangat sakit?"

"Sedikit."

Sekitar 3 detik mereka terdiam. Lalu Taehyung membuka suaranya lagi, "Hm- kulihat semalam kau dan Jungkook berbicara. Apa yang kalian bicarakan?"

Jennie mengerutkan keningnya dengan sempurna. Tak bisa mencerna pertanyaan konyol yang diucapkan pemuda didepannya.

"Kau sehat?"

Taehyung berdecak, "Ani- maksudku, hanya penasaran saja. Mungkin saja kau menjawab pengakuannya atau sesuatu-"

"Aku tidak menjawabnya."

Taehyung mengangguk, menahan senyumnya.

"Jadi, kau tidak menyukainya?" tanya Taehyung lagi.

Jennie kini mengerutkan keningnya lagi sambil menatap Taehyung lekat. Pemuda didepannya pasti sudah tidak waras. Sejak kapan ia jadi ingin tahu urusan orang?

"Hey- kurasa Amber harus benar-benar membawamu ke rumah sakit. Kupikir bukan hanya kakimu yang sakit. Otakmu sepertinya tidak berfungsi dengan baik."

"Aku baik-baik saja." Taehyung berdecak kesal.

"Kupikir otakmu rusak. Sungguh."

Taehyung berdecak sekali lagi, "Kubilang aku baik-baik saja. Lagipula aku hanya bertanya apakah kau menyukai Jungkook atau tidak. Memangnya ada yang salah dengan itu."

'Otaknya sungguh rusak. Aku yakin.'

"Baiklah. Aku menyukainya dan pagi ini kami memutuskan untuk berpacaran. Bagaimana? Masih ada yang ingin kau ketahui?"

Taehyung tertawa.

"Kau serius?"

Jennie menaikkan bahunya acuh, "Aku terlihat bercanda?"

Taehyung bertepuk tangan sembari tertawa, "Woah, jadi kau serius?"

'Dia gila. Kepalanya membentur sesuatu. Kasihan sekali dia.'

Taehyung menghentikan tawanya lalu menatap Jennie tak percaya, "Dengan kepribadian sepertimu hidup Jungkook pasti akan berat. Aku jadi kasihan dengan Jungkook tiba-tiba."

'Mwo?'

"Bajingan gila." Jennie memelotinya kesal lalu berlalu pergi.

••

'Lucu sekali. Kalian berdua bahkan tidak terlihat cocok bersama.' gerutu Taehyung saat melihat Jungkook dan Jennie saling tertawa di sampingnya.

Ia memasang earphone dan mencoba tidur.

'Jadi mereka memutuskan untuk berpacaran? Gila.'

'Yang satu kutu buku dan satunya lagi pembuat onar.'

'Tidak cocok.'

Taehyung melirik sekilas ke arah mereka sekali lagi dan berdecak.

'Aish. Bodoh. Kenapa juga aku harus peduli.'

to be continued

ON AND ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang