“Astaga, aku akan terlambat…”
Soo Hwa berlari kecil setelah melihat jam tangan nya yang menunjukkan pukul 09.28. 2 menit lagi dipastikan dia akan ada dalam masalah jika belum sampai di kelas.
BRUUGG!
GREPPP!!
“Aw!!”
Soo Hwa merintih pelan saat merasakan lengan nya tertabrak sesuatu, Soo Hwa membuka matanya dan…
“Telat 1 menit saja tidak akan menjadi masalah besar untukmu… Lee Soo Hwa..”
Namja itu. Hyukjae.
Seperti ini kronologinya, saat berbelok dari koridor yang menuju kelas Soo Hwa, dia sudah bersiap untuk lari, tapi tanpa sepengetahuan nya, Hyukjae baru saja ingin masuk ke dalam kelas, dan akhirnya mereka bertabrakan. Reflex Hyukjae menangkap tubuh Soo Hwa, lebih tepat nya seperti memeluk tubuh Soo Hwa.
Hyukjae melirik jam tangan nya yang menunjukkan pukul 09.31. Mereka hanya telat satu menit, dan dia berkata itu pada Soo Hwa dengan nada yang dingin dan benar-benar datar. Bahkan dia membaca name tag Soo Hwa per-suku kata dengan tatapan datar nya juga.
Akhirnya Hyukjae melepaskan tubuh Soo Hwa dan mendahului Soo Hwa masuk ke dalam kelas.
“Hah~”
Soo Hwa menghela napas nya lega setelah duduk di tempat nya.
“Kau dari mana saja, untung tidak lebih dari 5menit. Ini minum dulu..”
Tutur Ji Na dengan memberikan air mineral untuk Soo Hwa.
“Aku dari ruangan Siwon oppa, membicarakan ruang kesehatan. Si Ra di mana?”
Ji Na melirik tempat duduk Si Ra sekilas dan memperlihatkan selembar kertas di tangan nya pada Soo Hwa.
“Dia memberikan ini padaku, surat izin untuk tidak mengikuti 2 jam pelajaran ini. Dia sedang mengurus klub taekwondo nya..”
Soo Hwa hanya mengangguk mengerti dan masih mengatur napasnya, entah kenapa dia ingin menolehkan kepalanya ke arah kanan, tempat duduk Hyukjae.
DEG!!
Hyukjae sedang melihat ke arahnya, astaga tatapan tajam Edward Cullen tiba-tiba berpindah pada nya.
***
08.00 pm KST
“Jadi ujian akhir nya masih 5 bulan lagi?”
Tanya eomma Donghae dan Soo Hwa yang baru saja menyelesaikan makan malam mereka, dan pertanyaan itu hanya dijawab dengan anggukan dari anak kembar nya itu.
“Walaupun masih lama tapi kalian harus mempersiapkan diri dari sekarang, hmm?”
“Ne, eomma. Tentu saja kami mempersiapkan nya untuk mendapatkan nilai yang
bagus..”
Jawab Donghae dengan semangat.
“Apa kalian sudah mendapatkan universitas yang kalian inginkan?”
“Sepertinya aku ingin melanjutkan sekolah bisnis ku, eomma.. Untuk tempat nya aku belum mendapatkan tempat yang baik..”
Jawab Donghae dengan yakin, dan setelahnya tatapan mereka mengarah pada Soo Hwa.
“Lalu bagaimana denganmu, sayang?”
“Aku belum memikirkannya, eomma…”
“Apa?”
Eomma dan Donghae sangat terkejut dengan jawaban Soo Hwa. Melihat dari nilai akademik nya, Soo Hwa seperti memiliki potensi untuk melanjutkan pendidikan nya ke perguruan tinggi, tapi sekarang dia seperti malas untuk memikirkannya, ini tidak mungkin.
“Tapi, sayang…”
“Biarkan aku memilih jalan hidupku sendiri, eomma. Aku sudah selesai.. Jaljayo..”
***
SooHwa’s Room
Beberapa kali Soo Hwa menghela napas nya kasar. Melanjutkan ke perguruan tinggi? Tentu nya ada keinginan Soo Hwa untuk melanjutkannya, tapi entah kenapa Soo Hwa menjadi ragu dengan apa yang diinginkannya sekarang.
Tok.. Tok… Tok…
“Aku boleh masuk?”
Soo Hwa menoleh kea rah pintu kamar nya dan berjalan menghampiri pintu tersebut dan membukanya. Tampak Donghae yang melihat nya lemas, Soo Hwa hanya bisa menundukkan kepalanya dan membiarkan Donghae masuk.
Donghae masuk ke dalam kamar Soo Hwa dan langsung duduk di pinggir tempat tidur Soo Hwa, Soo Hwa pun menutup pintu kamarnya dan menghampiri Donghae lalu duduk di samping Donghae. Entah apa yang akan dikatakan Donghae pada nya tentang apa yang sudah terjadi di meja makan tadi.
“Tadi itu… Menegangkan ya?”
Lagi-lagi Soo Hwa hanya bisa terdiam mendengarkan perkataan Donghae. Donghae mengangkat tangan nya untuk mengusap kepala Soo Hwa.
“Eomma mengerti. Aku sudah menjelaskan nya pada, eomma..”
Akhirnya Soo Hwa menarik napas panjang nya dan mulai berbicara pada Donghae.
“Menjelaskan apa?”
“Tentang impianmu yang sebenarnya. Kau kira aku tidak tau apa impian mu, hm?”
Soo Hwa menatap Donghae bingung. Donghae tersenyum dan meraih sesuatu di laci buku Soo Hwa, dengan satu tarikan Donghae berhasil memegang sebuah buku yang lumayan tebal, mungkin kurang lebih 200 halaman.
“Mengenal ilmu kedokteran..”
Ucap Donghae perlahan dan penuh penekanan di setiap katanya.
“Sudah sampai mana kau mengenalnya, hm?”
Soo Hwa menghela napasnya.
“Itu tidak akan terjadi, oppa..”
“Wae? Karena kau sakit? Itu jawabanmu, hm?”
Soo Hwa terdiam menatap Donghae.
“Kau tau aku tidak ingin menangis banyak sekarang kan? Kenapa kau memancingku?”
Tutur Soo Hwa dengan suara nya yang bergetar. Donghae menarik napasnya dan menggenggam pundak Soo Hwa.
“Look.. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Percaya padaku.. Jika kau ingin menjadi dokter, jadilah seperti apa yang kau inginkan. Kau pintar sayang. Kau cerdas. Kau bisa mendapatkan apa yang kau inginkan. Jadi jangan pernah mengubur impian mu, mengerti?”
Soo Hwa hanya mengangguk lemah dan akhirnya Donghae menariknya ke dalam pelukannya.
“Aku hanya takut semua usahaku ini tidak akan tercapai, oppa”
Lirih Soo Hwa dalam hatinya.
==================================================================
January 20, 2013
Seoul’s School
“Aku dengar dia seharusnya dikeluarkan. Dia selamat karena peran appa nya untuk sekolah ini..”
“Hm, jika dia murid biasa, pasti sudah puluhan sekolah yang mengeluarkannya..”
“Untung saja Hyukjae itu tampan ya, jadi semuanya tidak jijik padanya..”
“Huh~ untuk apa wajah yang tampan jika otak nya tidak ada..”
Bisikan-bisikan itu menjadi sedikit riuh di telinga Soo Hwa. Sekarang Soo Hwa kembali menggoreskan gambar-gambar anime yang baru saja dipelajari nya. Entah kenapa dia menjadi ingin menggambar itu. Soo Hwa sama sekali tidak peduli dengan ucapan mereka semua, tapi yang Soo Hwa tidak suka adalah untuk apa mereka mempermasalahkan masalah orang lain dan juga dia menjadi peran yang terganggu dalam keributan mereka.
“Dia datang.. Dia datang..”
Perlahan bisikan mereka itu perlahan menghilang setelah melihat Hyukjae yang sudah dekat dengna pintu kelas mereka. Tentu diikuti dengan seorang namja yang tidak lain adalah Sungmin.
“Kenapa kalian semua diam? Kalian takut dia menyakiti kalian?”
Tiba-tiba adalah salah satu namja yang mengeluarkan suaranya.
“Untuk apa kalian takut dengan seseorang yang bahkan tidak pernah menggunakan otaknya dengan benar?”
BRAKK!!
Hyukjae memukul meja nya dan menghampiri namja itu dengan raut wajah yang menyeramkan bagi seseorang yang melihatnya.
“Apa? Kau mau memukulku sekarang? Aku tidak takut!!”
“KAU!!!”
Hyukjae bersiap melayangkan tangan nya untuk memukul namja itu.
“LEE HYUKJAE!!”
Teriak Jung sam yang sudah sampai di dalam kelas mereka. Hyukjae menoleh sekilas dan tidak lama dia langsung melayangkan pukulan nya kepada namja itu.
“HYUKJAE!! IKUT AKU!!”
Hyukjae mendorong namja itu hingga terjatuh. Jung sam menghampiri Hyukjae dan menarik tangan nya.
“Kita ke ruang guru sekarang..”
Hyukjae hanya terdiam dan mengikuti Jung sam. Jung sam melirik tempat duduk Soo Hwa dan tersenyum, lalu menepuk pelan pundak Soo Hwa.
“Kau juga ikut, Soo Hwa..”
Terang Jung sam dengan senyuman nya.
“Aku?”
Tanya Soo Hwa bingung. Jung sam mengangguk dan ikut menarik tangan Soo Hwa untuk ikut dengan mereka.
***
Teacher’s Room“Kalian berdua boleh duduk..”
Jung sam mempersilahkan Hyukjae dan Soo Hwa untuk duduk di depan nya.
“Akhir-akhir ini catatan masalahmu semakin menumpuk, Hyuk. Dan yang terpenting adalah nilai-nilaimu. 5bulan lagi kalian akan menghadapi ujian akhir. Kau harus bekerja keras untuk mengejar nilai-nilaimu, Hyuk…”
Hyukjae hanya menatap Jung sama dengan tatapan kosong.
“Aku sudah menyepakati usulan ini dengan kepala sekolah dan appa-mu. Mereka sangat menyetujui usulan ini. Soo Hwa adalah siswi teladang di sekolah kita. Nilai nya selalu tetap dan meningkat. Oleh karena itu, Soo Hwa…”
Jung sam melirik Soo Hwa dan Soo Hwa mengangkat kepalanya untuk melihat Jung sam, bahkan dia sudah tau apa yang akan dikatakan Jung sam setelah ini.
“Kami memintamu untuk mengajarkan Hyukaje sampai ujian nanti..”
***
TBC
To Chapter 2~
![](https://img.wattpad.com/cover/103395502-288-k976178.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You
أدب الهواةEntah sejak kapan aku mulai merasakan perasaan seperti ini lagi. Pernahkah kalian mencintai seseorang tapi kalian takut jika kalian akan meninggalkannya. Aku sangat mencintainya, aku tidak mau berpisah dengannya, aku ingin menghabiskan sisa waktuku...