Chapter. 3A

201 19 2
                                        

February 01, 2013
Seoul’s School

            “Semua jawaban sudah terkumpul, sekarang kalian boleh pulang lebih awal. Karena, para guru akan mengadakan rapat….”
Hari ini mereka melakukan ujian percobaan untuk ujian akhir mereka, dan Jung sam memberikan waktu istirahat mereka di rumah.
“Sam!!”
Soo Hwa sedikit berlari untuk mengejar Jung sam yang hampir berada di depan pintu kelas ini.
“Ada apa, Soo Hwa?”
“Hmm, bolehkah aku meminta 1 soal ini?”
“Untuk latihan Hyukjae?”
Soo Hwa mengangguk. Jung sam tersenyum dan memberikan soal itu untuk Soo Hwa.
“Kau juga boleh memperbanyaknya untuk dirimu sendiri. Aku pergi hm?”
Soo Hwa tersenyum dan mengangguk, lalu kembali ke tempat duduknya. Hyukjae melihat Soo Hwa yang memasukkan soal itu ke dalam tasnya.
“Kau jangan bercanda Soo Hwa, soal itu kan susah sekali..”
Gerutu Hyukjae saat menyadari itu adalah soal latihan ujian mereka tadi.
“Karena itulah kau harus memecahkan nya nanti..”
Awalnya mereka masih canggung, mengingat kejadian kemarin di taman rumah Hyukjae, tapi tiba-tiba ingatan itu hilang karena otak mereka sudah terbakar karena soal ujian tadi.
“Karena jadwal belajarmu di mulai jam 1, aku akan ke rumahmu sendiri nanti ya?”
“Hm? Kenapa tidak langsung belajar saja? kau kan bisa pulang lebih awal juga nanti?”
Soo Hwa terlihat berpikir dengan tawaran Hyukjae.
“Kau benar juga? Yasudah, ayo..”
****
Hyukjae’s House
“Ya!! Kenapa kita naik ke lantai atas?”
Tanya Soo Hwa yang menyadari dia sudah menaiki tangga.
“Mulai sekarang kita akan belajar di dalam kamarku..”
“APA!!”
Soo Hwa terkejut dengan jawaban Hyukjae dan menghentikan langkahnya.
“Aku tidak akan melakukan apa-apa. Mungkin belum.. Kkk.. Ayolah…”
Hyukjae langsung menarik tangan Soo Hwa untuk melanjutkan langkahnya.
“Nah, ini kamarku..”
Soo Hwa melebarkan kedua matanya.
“Ini kamar namja? Astaga! Bahkan lebih rapih daripada kamarku. Dia benar-benar tidak bisa ditebak..”
“Masuklah, Soo Hwa..”
Soo Hwa tertawa pelan saat baru saja masuk ke kamar Hyukjae.
“Wae?”
“Kau punya meja belajar. Untuk apa ini digunakan?”
Hyukjae tersenyum miring dan menarik laci meja belajarnya itu.
“Untuk ini..”
Hyukjae mengeluarkan gulungan kertas dan membukanya, kembali lagi dia membuat Soo Hwa membuka lebar kedua matanya.
“Astaga, ini kan?”
“Aku mencoba-coba menggambar struktur bangunan..”
Soo Hwa masih menatap gambar ini tidak percaya.
“Kau menggambarnya?”
Hyukjae mengangguk dengan pertanyaan Soo Hwa.
“Dengan ukuran yang benar?”
Hyukjae mengangguk lagi dan tersenyum.
“Wow, daebak..”
***
“Ah, kalau seperti ini setiap hari kan enak..”
Hyukjae hanya terkekeh. Biasanya butuh waktu berjam-jam untuk menyelesaikan 5 soal yang Soo Hwa berikan.
“Bukankah kau tadi meminta soal dari Jung sam? Kenapa masih menggunakan soalmu sendiri?”
“Hmm? Ku gunakan besok saja, biar aku buatkan kunci jawaban nya dulu..”
Hyukjae mengangguk dan membantu Soo Hwa membereskan buku-buku nya.
“Jam 3 sore, berbeda 3 jam dari waktu biasanya..”
Soo Hwa mengangguk dan tersenyum tipis.
“Aku bisa membuktikan perkataanku kemarin kan? Kau itu bukan nya bodoh, kau hanya malas untuk belajar, berlatih, dan mencoba..”
“Hmm, kau benar. Hmm, Soo Hwa?”
“Ne?”
Hyukjae terkekeh dan menggelengkan kepalanya.
“Tidak jadi..”
“Cih!”
“Kemarin itu maaf ya..”
Soo Hwa menatap Hyukjae bingung.
“Ciuman itu..”
Soo Hwa langsung merasa canggung saat dia tau maksud dari perkataan Hyukjae, kenapa dia mengingatkan kejadian itu pada Soo Hwa.
“Aku melihatmu ketakutan, bibirmu bergetar. Entah kenapa aku memilih untuk menciummu. Kau marah padaku?”
Soo Hwa menarik napasnya dalam dan mulai berbicara dengan Hyukjae.
“Kau merasa tidak enak karena seenaknya menciumku, hm?”
Hyukjae menolehkan kepalanya ke arah lain dan bersandar di kursi belajarnya.
“Mungkin karena aku tidak pernah mencium gadis polos seperti mu. Kau pasti tau kan jika aku sering sekali melakukan hal-hal itu pada yeoja yang begitu mudah nya ingin bersamaku, dan itu bukan hanya satu orang, tapi saat aku menciummu aku merasa tidak enak karena kau bukan orang seperti itu, dan terlebih lagi kau adalah adik sahabatku..”
“Tidak apa-apa. Untuk kali ini tidak apa-apa, dan kau masih menganggap oppa-ku sebagai sahabatmu?”
Hyukjae terkekeh.
“Tentu saja masih, dia dan Siwon adalah segala nya bagiku. Menghindari mereka bukan berarti aku tidak ingin mengenal mereka lagi, apalagi membenci mereka. Tidak. Kau sudah tau kan alasanku. Hmm, apa kau adalah orang yang bisa dipercaya untuk ceritaku ini?”
Soo Hwa mengangkat kedua bahunya.
“Terserah padamu jika kau tidak percaya padaku kau tidak akan bercerita kan?”
Hyukjae tersenyum.
“Lima tahun yang lalu masalah itu dimulai, eomma dan appa-ku bertengkar hebat. Persis seperti yang kau saksikan kemarin, dan itu berlangsung lama. Mereka bertengkar karena pekerjaan, mereka gila kerja Soo Hwa. Sejak saat itu aku menghindari Donghae dan Siwon..”
“Karena?”
Hyukjae menatap Soo Hwa dan menarik napasnya dalam-dalam.
“Karena aku tidak ingin mereka terlibat dalam masalah memalukan ini, dan aku tidka ingin dikasihani oleh siapapun, termasuk mereka berdua..”
Soo Hwa mengangguk mengerti dengan penjelasan Hyukjae.
“Hanya Sungmin yang tau masalahku, karena saat itu dia tidak sengaja datang ke rumahku untuk mengembalikan bola basketku, dan ya… Secara kebetulan dia mendengar semua itu..”
“Apa kau pikir menutupi masalahmu itu adalah cara terbaik?”
Hyukjae menolehkan kepalanya untuk menatap Soo Hwa.
“Kau tau tidak Donghae oppa selalu bercerita padaku tentang masalah ini. Mereka tidak mungkin mengasihanimu, sisi baik nya jika kau menceritakan masalahmu pada Donghae oppa dan Siwon oppa, kau tidak akan merasa kesepian lagi, Hyuk..”
“Aku tidak ke…”
“Yes, you are. Kalau kau tidak merasa kesepian kau tidak akan membuat masalah setiap hari di sekolah..”
Hyukjae tersenyum miris dan kembali tidak menatap Soo Hwa.
“Maaf aku ikut campur masalahmu..”
“Aniya, kau justru memberikanku masukan. Gomawo, Soo Hwa..”
Soo Hwa hanya tersenyum tipis, dia masih merasa tidak enak sudah terlalu semangat untuk berbicara tentang masalah ini pada Hyukjae.
“Terima kasih kau mulai berbicara lebih banyak padaku.. Hm, kau kan sudah tau tentang rahasiaku dan ceritaku, bagaimana denganmu? Apa.. Apa kau sudah pernah berhubungan dengan namja?”
Soo Hwa menatap Hyukjae datar.
“Hmm, pernah. Dia itu…”
Belum selesai Soo Hwa menyelesaikan perkataan nya, mereka kembali mendengar teriakan seorang yeoja, dan menurut Soo Hwa suara itu berbeda dari suara eomma Hyukjae.
“TUAN MUDA!!!!”
Tanpa memikirkan Soo Hwa, Hyukjae langsung lari meninggalkan Soo Hwa di kamar nya, dia terlihat sangat panik.
“Ada apa, ahjumma?”
“Nona kejang-kejang tuan..”
Posisi Soo Hwa tidak jauh dari posisi Hyukjae sekarang, dia masih mendengarkan perkataan Hyukjae dan ahjumma itu. Soo Hwa melihat Hyukjae lari entah kemana.
“Ada apa lagi di rumah ini?”
Tanyanya dengan langkah yang ragu untuk mendekati Hyukjae. Sedangkan, Hyukjae sudah sampai di kamar Nara.
“Noona.. Noona ini aku noona..”
Air mata Hyukjae mulai terjatuh saat melihat noona-nya.
“Hyukjae?”
Hyukjae menolehkan kepala nya saat mendengar suara Soo Hwa. Dia merasa malu saat Soo Hwa melihat keadaan noona nya. Soo Hwa melihat Nara, Hyukjae berpikir jika tatapan Soo Hwa sebentar lagi akan berubah jadi tatapan jijik saat melihat noona nya, tapi..
“Putar tubuh noona mu, Hyuk. Jangan sampai kau memegang punggung nya, karena kau bisa menghalangi aliran oksigen nya..”
Hyukjae terdiam mendengarkan perkataan Soo Hwa.
“Hyuk!!”
Teriak Soo Hwa menyadarkan Hyukjae. Hyukjae langsung mengubah posisi noona nya menjadi posisi tengkurap. Setelah itu Soo Hwa mulai melakukan apa yang diketahuinya untuk membuat noona Hyukjae kembali tenang.
Soo Hwa duduk di pinggir tempat tidur Nara, dia mulai membasuh bibir noona Hyukjae yang sudah mengeluarkan busa. Tidak lama mata Nara terbuka, dia terkejut saat melihat Soo Hwa di hadapannya, terlebih lagi dengan posisi tidurnya.
“Kau siapa?”
Soo Hwa menoleh pada Hyukjae, Hyukjae langsung membantu noona-nya untuk kembali berbaring di tempat tidurnya.
“Dia Soo Hwa, noona..”
“Aaah, jadi kau yang nama nya Soo Hwa. Benar kata Hyukjae, kau cantik..”
“Nde?”
Soo Hwa terlihat bingung dan langsung melirik Hyukjae. Hyukjae menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“Semua yeoja memang cantik kan..”
Nara terkekeh dengan sikap Hyukjae.
“Sudah lama aku berada di rumah ini, tapi aku tidak pernah bertemu dengan..”
“Eonnie..”
Nara mengerti jeda dari perkataan Soo Hwa itu, dia ragu untuk memanggil Nara dengan sebutan “eonnie”.
“Ne, eonnie.. Maaf aku datang ke sini tanpa izin..”
“Hmm, gwenchana. Hyukjae saja yang tidak ingin mengenalkanmu padaku..”
“Bukan begitu, noona..”
Sergah Hyukjae pada Nara.
“Yasudah, kalian lanjutkanlah lagi. Noona ingin istirahat lagi. Senang bertemu denganmu, Soo Hwa..”
Soo Hwa tersenyum.
***
“Kenapa kau tidak pernah membahas noona-mu?”
Soo Hwa memulai percakapan nya dengan Hyukjae, saat mereka baru saja masuk ke dalam mobil Hyukjae.
“Aku kira kau akan jijik saat tau noona-ku itu sakit seperti yang kau lihat tadi…”
“Aku tidak seperti itu.. Kau selalu berpikiran negatif ya?”
Selak Soo Hwa.
“Hm, aku terkejut saat melihatmu dengan sigap menangani noona-ku, bagaimana kau tau?”
“Aku pernah membaca tentang penyakit itu, lalu aku ingat dan memperagakan itu untuk noona-mu. Kau.. Sangat menyayangi noona-mu ya?”
“Apa kau menyayangi Donghae?”
Tanya Hyukjae balik kepada Soo Hwa.
“Tentu saja..”
“Itulah jawabanku, noona adalah segala nya bagiku. Noona adalah alasanku untuk pulang…”
Soo Hwa tersenyum, sedikit demi sedikit Soo Hwa mengetahui sisi baik dari Hyukjae.
***

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang