Chapter. 4G

150 15 2
                                        

_Soo Hwa pov_

Entah kenapa aku merasa lelah hari ini. Seingatku, aku hanya sibuk di klinik tadi. Tapi apa pekerjaanku tadi banyak? Bahkan aku tidak mengingatnya. Leherku sakit.

“Ah benar. Sepertinya memang pekerjaanku banyak..”

Ucapku pada diriku sendiri.

“Kau masih di sini, sayang?”

Aku menoleh dengan suara yang tidak asing lagi bagiku. Aku tersneyum dan menghampirinya.

“Aku bawakan ini, kau tidak dengar bel pertukaran jam pelajaran berbunyi, hm?”

Hyukjae menyodorkan baju olahragaku, astaga! Aku lupa setelah ini adalah jam pelajaran olahraga. Aku lupa minum obat.

“Aku tidak dengar, mungkin karena kau terlalu konsentrasi dengan pekerjaanku..”

Hyukjae mengangguk mengerti dan tersenyum.

“Ganti bajumu di sini saja, aku tunggu di sini. Kau tau kan Ahn sam tidak akan mengizinkan kita telat..”

Aku tersenyum dan mengangguk, lalu aku masuk ke dalam toilet yang ada di klinik ini untuk mengganti bajuku.

“Aku rasa tidak meminumnya sekali saja tidak akan beresiko. Aku akan baik-baik saja..”

Bisikku untuk meyakinkan diriku. Aku mengangguk beberapa kali untuk benar-benar meyakinkan diriku, sudah lebih dari satu bulan aku tidak apa-apa. Akan seterusnya tidak apa-apa.

Aku selesai mengganti baju dan langsung menghampiri Hyukjae, Hyukjae tersenyum dan menyambutku, ayolah Hyuk kita tidak sedang ingin datang ke pesta. Lalu kami sedikit berlari menuju lapangan olahraga.

Berlari.

Aku tidak akan apa-apa.

“Satu menit dua puluh lima detik. Dimaafkan! Masuklah ke barisan..”

Aku dan Hyukjae pun masuk ke dalam barisan kami masing-masing.

“Untung kau bersama Hyukjae, kalau tidak kau bisa dihukum Soo Hwa..”

Bisik Ji Na padaku saat aku berdiri di depannya, dia selalu ingin aku berada di tengah mereka saat berbaris.

“Kau tidak mendengar bel, hah?”

Sekarang giliran Si Ra yang sedikit mencondongkan tubuhnya ke belakang untuk berbisik padaku.

“Mianhae..”

Aku hanya bisa menjawab mereka dengan satu kata itu.

“Mengobrol di barisan nona Kim, nona Lee dan nona Han?”

“Maaf, sam!!”

Ucap kami bersamaan saat Ahn sam menegur kami, dia benar-benar seorang guru olahraga berbasis militer. Lalu kami kembali mengarahkan pandangan kami pada Ahn sam.

“Hari ini kita akan latihan permainan bola basket untuk persiapan ujian akhir kalian bulan depan, aku ingin kalian semua melakukan latihan ini dengan baik. Sekarang lakukan pemanasan terlebih dahulu, setelah nya aku akan memanggil nama kalian untuk mengambil nilai..”

Basket. Olah raga favoriteku, tapi yang harus aku hindarkan juga. Entah kenapa aku tidak bisa bermain basket full time, sudah sejak kecil aku menahan dan menutupi keinginanku untuk masuk ke dalam team basket. Donghae oppa dan eomma melarang keras untuk keinginanku itu, mereka menyuruhku untuk ikut les piano atau gitar. Aku hanya mengikuti kegiatan itu selama 9tahun, setelah itu aku berhenti karena aku merasa tidak terlalu membutuhkannya.

“Lee Soo Hwa..”

Ahn sam memanggil namaku, entah kenapa dia selalu memanggil kami secara acak, tapi untuk basket dia selalu menjadikan aku yang pertama. Apa dia bisa membaca pikiranku?

Aku pun maju menghampiri Ahn sam dan menerima lemparan bola basket darinya yang kutangkap dengan sigap.

“Penerimaan yang bagus..”

Pujinya. Aku hanya tersenyum dengan pujian nya.

“Ada 5 kesempatan kau melemparnya, jika kalian bisa memasukkan bola itu 5 kali, ujian akhir kalian aman dan aku juga menilai cara kau melambungkan bola. Jadi kalian harus perhatikan langkah kalian..”

“Ne, sam…”

PRIIIT

Ahn sam meniup pluitnya tanda aku harus memulai memasukkan bola oranye ini. Aku menghembuskan napasku untuk menetralkan napasku, aku men-drible bola ini tiga kali, lalu…

1

2

3

4

5

“5 point! Sempurna, Soo Hwa..”

Aku berhasil memasukkan bola itu 5 kali.

“Sekarang lay up. Lima kali juga..”

“What?”

Aku menunjukkan ekspresi kagetku pada Ahn sam.

“Kenapa, Soo Hwa?”

Aku menggelengkan kepalaku dan kembali ke posisiku. Tidak, aku bisa. Tidak akan terjadi hal buruk padaku, aku akan baik-baik saja.

Aku kembali mengatur napasku lebih netral lagi. Lay up. Satu teknik basket yang membuatku ambruk dulu.

“Kau tidak bisa melakukan itu, Soo Hwa. Jangan memaksakan dirimu!”

Tiba-tiba suara Donghae oppa terdengar di telingaku, ucapan yang dikatakan Donghae oppa saat aku memperlihatkan keinginanku untuk bermain basket dulu.

Kutolehkan kepalaku ke arah Sungmin oppa. Sungmin oppa menggigit bibirnya dan menggelengkan kepalanya. Dia melarangku untuk melakukan ini. Kutolehkan kepalaku ke arah Hyukjae, dia terlihat menatapku bingung.

“Soo Hwa?”

Ahn sam menyadarkanku, aku mengangguk dan mengambil langkah.

1

“Langkahmu salah Soo Hwa..”

Tegur Ahn sam, langkah pertama kakiku meleset dan bola basket terlepas dari tanganku.

2

3

4

5

“2,5 point! Lumayan, sepertinya kau kelelahan untuk yang terakhir..”

Aku tersenyum dan kembali pada barisanku. Tanganku menggenggam erat tangan Ji Na dan Si Ra. Dadaku mulai terasa nyeri. Tidak boleh seperti ini.

“Tanganmu dingin sekali.. Kau istirahat saja ya..”

Bisik Ji Na yang disetujui Si Ra, aku menggelengkan kepalaku.

“Aku ingin melihat Hyukjae dulu..”

Ji Na dan Si Ra hanya bisa diam dengan jawabanku. Aku senang mereka memperhatikanku, tapi aku takut aku kembali membebani mereka lagi.

“Lee Hyukjae..”

Entah berapa murid yang dipanggil setelahku, dan kali ini sudah giliran Hyukjae. Dia tersenyum ke arahku. Aku mengepalkan tanganku untuk memberinya semangat.

Hyukjae bermain dengan bagus sekali, dia benar-benar keren. Aku tersenyum melihat permainan nya.

“Perfect, Lee Hyukjae!!”

Semuanya bertepuk tangan setelah mendengar pujian Ahn sam pada Hyukjae. Dia memang keren. Dia melihat ke arahku dan tersenyum, aku mengacungkan kedua jempolku ke arah Hyukjae.

DEG.. DEG.. DEG..

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang