Chapter. 2C

206 19 2
                                        

PLAK!!!
Dengan gerakan cepat appa Hyukjae menampar Hyukjae setelah anaknya itu menyelesaikan perkataan nya. Soo Hwa sangat terkejut dengan perlakuan appa Hyukjae yang langsung menampar Hyukjae.
Hyukjae memang sudah sangat keterlaluan dengan ucapannya tadi, tapi apa harus dia menampar anaknya itu? Mungkin appa Hyukjae ada alasan. Astaga!
“Maaf kau harus melihat ini, Soo Hwa. Tapi, anak ini harus memikirkan perkataan nya. Dia sudah sangat kurang ajar kan?”
Sebelum Soo Hwa menjawab pertanyaan appa Hyukjae, Hyukjae langsung menarik tangan Soo Hwa untuk mengikuti langkahnya lagi. Soo Hwa benar-benar tidak enak dengan orang tua Hyukjae. Beberapa kali appa dan eomma nya berteriak memanggil Hyukjae, tapi Hyukjae hanya diam dan terus menarik tangan Soo Hwa.
Soo Hwa dan Hyukjae sudah berada di dalam mobil Hyukjae. Hyukjae menyalakan mesin mobil nya dengan terburu-buru. Wajahnya masih sama, mata nya masih memerah, dan rahang nya terlihat lebih tajam dari biasanya.
Dengan tangan bergemetar Soo Hwa memasang safety belt, dan masih menatap Hyukjae. Dia panic dengan keadaan Hyukjae yang diselimuti dengan emosinya. Genggaman Soo Hwa beralih kepada safety belt ini.
Genggaman itu berubah menjadi cengkraman saat Hyukjae menginjak pedal gas, mobil ini berlari sangat kencang. Hyukjae mengemudikan mobil ini seperti orang kesetanan. Hyukjae menyadari jika dia bersama Soo Hwa sekarang, dia langsung menginjak rem nya dan…
CKIIIIITTT!!
TAP!!
Tubuh Soo Hwa hampir terlempar ke depan, dengan satu tangan nya Hyukjae menahan tubuh Soo Hwa agar tidak terbentur. Soo Hwa menoleh untuk melihat wajah Hyukjae dengan napas yang tidak beraturan, ternyata Hyukjae dalam keadaan yang sama.
“Aku rasa sampai di sini saja kau mengajariku..”
Itu ucapan pertama yang keluar dari mulut Hyukjae setelah napas nya mulai normal. Mata nya menatap jalanan di hadapan nya dengan kosong.
“Wae?”
“Sudah cukup, Soo Hwa. Aku tidak mau kau tau masalah keluargaku lebih dalam lagi..”
Kali ini Hyukjae mengalihkan pandangannya pada Soo Hwa.
“Kau tau. Ini alasanku kenapa aku menjauh dari Donghae dan Siwon. Aku tidak mau mereka tau tentang pertengkaran orang tua-ku 5tahun belakangan ini. Ini alasan nya…”
Hyukjae terlihat hancur saat mengatakan itu.
“Apa ini maksud sisi yang kita tidak ketahui?”
Batin Soo Hwa, disela kegiatan nya yang menyimak pembicaraan Hyukjae.
“Jadi, aku kira kita sudah selesai sampai di sini. Aku tidak akan memberitahu siapapun jika ini selesai. Nilaimu tidak akan terancam karena aku..”
Hyukjae membuang pandangan nya ke samping, dia benar-benar hancur saat Soo Hwa tau masalahnya.
“Tujuan kita dari awal untuk belajar kan?”
Kini Soo Hwa mulai mengeluarkan suaranya.
“Tujuan nya adalah aku yang mengajarimu, bukan untuk megnetahui maslaah keluargamu. Kau ingat perjanjian kita hari itu? Aku akan berhenti mengajarimu jika nilaimu bagus dan kau bisa masuk ke dalam urutan 10 besar di kelas. Kau ingat?”
Hyukjae tertawa remeh dengan jawaban Soo Hwa.
“Bukankah harusnya kau senang jika aku memintamu untuk berhenti, hm? Aku sudah bilang jika nilaimu tidak akan terancam, kau tidak usah bersikap lembut padaku setelah kau melihat apa yang terjadi hari ini, Soo Hwa..”
“Untuk apa aku mengasihanimu? Memang awal nya aku ingin melakukan segala cara agar aku bisa berhenti mengajarimu tanpa mengganggu nilaiku, tapi setelah pembicaraanku dengan Siwon oppa waktu itu aku merasa jika berbagi ilmu dengan orang lain itu adalah sesuatu yang menyenangkan. Jadi, aku ingin membuatmu bisa mendapat nilai bagus, Hyukjae..”
Hyukjae tersenyum tipis dan kembali menyalakan mesin mobilnya.
“Kau yang memintanya, Soo Hwa…”
Entah kenapa Soo Hwa pun membalas senyuman tipis Hyukjae.
***
_Hyukjae Pov_
Hyukjae’s House
“Aku dengar tadi ada seorang yeoja ya? Siapa?”
Aku tersenyum dengan pertanyaan Nara noona, setelah memastikan mereka sudah tidak ada di rumah akupun kembali pulang ke rumah dan sekarang aku berada di kamar noona-ku untuk memberikan makanan dan obatnya.
“Dia teman sekelasku, noona. Dia yang mengajarkanku belajar, mereka menyuruhnya mengajariku karena dia adalah siswi teladan di sekolah kami”
“Kau menyetujuinya. Tumben sekali..”
“Tumben?”
Tanya ku dengan bingung karena pernyataan noona-ku.
“Hmm, biasanya kau membantah semua permintaan yang tidak kau inginkan. Makanya aku bilang tumben sekali..”
Aku tersenyum dan mengangkat kedua bahuku.
“Entah rasa ibaku terpancing karena dia. Jung sam dan relasi-relasinya itu mengancam Soo Hwa jika dia tidak mengajariku nilainya akan terancam, itu tidak adil kan?”
“Jadi namanya Soo Hwa?”
Aku menoleh pada noona-ku dengan mataku yang aku sipitkan.
“Kau menggodaku, noona?”
Noona hanya tertawa pelan. Aku tertawa pelan.
“Eoh? Adikku tertawa? Apa Soo Hwa itu perlahan merubah adikku ini, hm?”
Goda noona-ku lagi.
“Dia cantik tidak? Kenapa kau tidak pernah mengenalkannya pada noona? Sudah berapa lama dia mengajarimu di rumah ini, hm?”
“Hmm, tidak bisa jika aku berbohong.. Dia memang cantik, cantik sekali noona. Dia mirip sekali dengan Donghae, ah iya dia itu adik kembar Donghae, noona..”
“Aigoo, adiknya Donghae? kembar?”
Aku mengangguk.
“Nanti aku kenalkan ya? Karena waktu belajar kami kan siang, aku tidak mau mengganggu waktu istirahat noona. Dia sudah lebih dari satu minggu mengajariku, di taman. Ah iya, noona. Aku ingin meminta izin..”
“Apa?”
“Boleh tidak jika aku belajar di kamarku? Tadi.. Noona tau kan apa yang terjadi hari ini?”
Noona mengangguk pelan.
“Dia mendengar pertengkaran appa. Aku ingin belajar di kamarku saja, suara nya tidak terlalu terdengar jika di kamarku. Boleh tidak?”
Noona tersenyum dan mengusap kepalaku.
“Boleh, tapi kau tidak boleh macam-macam ya?”
Aku mengangguk dan tersenyum. Noona membalas senyumanku dan masih mengusap kepalaku. Aku beralih untuk menaruh kepalaku di atas paha noona-ku. Lama sekali aku tidak bermanja-manja dengan Nara noona.
“Walaupun sifatmu ini berubah menjadi kasar dan sedikit tidak peduli dengan apapun, untuk masalah ini kau masih meminta izin dariku…”
“Karena, noona adalah segala nya untukku. jadi, apapun yang ingin kulakukan aku ingin meminta izin padamu…”
Aku mengangkat kepalaku dan menatap noona-ku.
“Maaf, kemarin aku membuat noona sakit…”
Noona tersenyum miris lalu menarik kepalaku, dia mencium kepalaku dengan lembut.
“Kita sama-sama terpancing emosi kemarin kan?”
Aku mengangguk dan langsung memeluk noona-ku.
“Yasudah, kau kembalilah ke kamarmu. Sudah malam, istirahat ya?”
Aku tersenyum dan mengangguk. aku mengangkat tubuh noona-ku dan memindahkannya ke tempat tidur.
“Jaljayo, noona..”
Nara noona tersenyum. Aku langsung meninggalkan kamar ini dan masuk ke dalam kamarku.
Kamar ini sedikit berantakan setelah aku melampiaskan kekesalanku tadi malam.
“Aku terlalu lelah untuk membereskan ini..”
Aku lebih memilih duduk di pinggir tempat tidurku dan menarik salah satu laci di lemari samping tempat tidurku ini.
“Kalian akan kembali ku taruh di sini…”
Aku kembali menaruh bingkai fotoku, foto ini adalah fotoku dengan Donghae dan Siwon. Foto ini kami ambil saat foto kami masih berada di tingkat pertama Junior High School, foto terakhir kami setelah aku mencoba menjauhi mereka karena masalah ini.
Masalah keluargaku yang tiba-tiba saja mengganggu semuanya, merusak semuanya.
Appa yang selalu pergi ke luar negeri untuk bekerja, lalu tiba-tiba 5tahun lalu eomma mendirikan boutique nya, lalu mereka jarang pulang. Entah kapan masalah ini dimulai appa dan eomma selalu bertengkar setiap hari di hadapan kami, mereka tidak ada yang mau mengalah untuk berhenti bekerja. Eomma yang masih keras pada pendirian nya untuk mempertahankan usahanya itu.
Pertengkaran mereka hanya terhenti jika noona kembali kejang-kejang. Setelahnya mereka kembali bertengkar, menyalahkan satu sama lain, dan kadang mereka menyalahkan aku. Sampai kapan kehidupanku akan seperti ini. Apa mereka ingin salah satu dari aku atau noona yang pergi, baru mereka menyudahi pertengkaran bodoh ini?
“Hah~”
Aku membanting tubuhku untuk berbaring di atas tempat tidurku ini.
“Tujuan kita dari awal untuk belajar kan?”
“Tujuan nya adalah aku yang mengajarimu, bukan untuk megnetahui maslaah keluargamu. Kau ingat perjanjian kita hari itu? Aku akan berhenti mengajarimu jika nilaimu bagus dank au bisa masuk ke dalam urutan 10 besar di kelas. Kau ingat?”
“Untuk apa aku mengasihanimu? Memang awal nya aku ingin melakukan segala cara agar aku bisa berhenti mengajarimu tanpa mengganggu nilaiku, tapi setelah pembicaraanku dengan Siwon oppa waktu itu aku merasa jika berbagi ilmu dengan orang lain itu adalah sesuatu yang menyenangkan. Jadi, aku ingin membuatmu bisa mendapat nilai bagus, Hyukjae..”
Seperti reka ulang, tiba-tiba suara Soo Hwa terngiang di dalam telingaku. Perkataan nya tadi yang dia katakan padaku.
Tidak.
Perkataannya tadi jauh dari tebakanku. Aku kira dia akan merasa takut lalu meminta Donghae menjemputnya, atau dia akan dengan cepat meminta Jung sam untuk menyudahinya tanpa memikirkan resiko yang akan diterima nya, atau yang paling parah dia akan merasa jijik padaku lalu menyebarkan berita memalukan ini kepada siapapun.
“Tidak.. Tidak… Tidak… Aku rasa dia bukan type orang yang seperti itu..”
Dia tersenyum padaku tadi, dan yang terpenting.
“Aku menciumnya!!”
Aku baru saja teringat dengan hal itu, astaga jika Donghae tau dia akan membunuhku. Entah kenapa aku memilih untuk menciumnya tadi, aku melihat raut wajahnya yang ketakutan saat mendengar keributan itu.
Aku memusatkan mataku pada bibirnya yang mulai bergetar. Dia takut. Lalu seperti magnet bibirku tertarik untuk menciumnya. Aku bisa merasakan dia ingin melepaskan ciuman ini, aku langsung menggenggam tangan kanan nya, menahannya untuk melepaskan ciuman kami.
Entah kenapa juga aku merasa nyaman, aku seperti merasa dia menarik semua kekesalanku dan rasa sedih yang aku simpan sendirian di dalam hatiku. Apa benar kata noona jika dia yang akan merubahku?
_Hyukjae Pov End_

***
Tbc to chapter 3

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang