Chapter. 2B

223 19 1
                                    

Yard
“Maaf menunggu lama…”
“Ada apa, Hae?”
Donghae tersenyum tipis.
“Bagaimana kabarmu?”
Hyukjae tertawa pelan dengan pertanyaan Donghae.
“Aku baik-baik saja. Hanya ditemani dengan luka lebam ini..”
“Sudah lama kita tidak berbicara berdua seperti ini. Apa belum cukup waktu 5tahun ini kita lewati Hyuk. Kita bersahabat sejak kecil.. Masalahmu adalah masalahku..”
Hyukjae tersenyum dan melemparkan pandangannya ke depan.
“Kau cukup to the point dengan pertanyaanmu..”
Donghae menghembuskan napasnya kasar, dia sadar Hyukjae belum mau menceritakan masalahnya pada Donghae.
“Baiklah jika kau tidak mau menceritakannya, tapi Hyuk bisakah kita kembali seperti dulu lagi. Kita bertiga…”
Hyukjae menarik napasnya dalam, dia bingung ingin menjawab apa. Dia tidak ingin seperti ini, tapi keadaan yang memaksanya seperti ini. Dan dengan yakin Hyukjae tersenyum dan mengangguk. Donghae pun terlihat senang dengan jawaban Hyukjae.
“Ah, iya. Bagaimana dengan Soo Hwa?”
Hyukjae tertawa sedikit keras saat mendengar nama Soo Hwa.
“Waeyo?”
“Dia galak sekali…”
***
Hyukjae’s House
“Jadi pertama-tama kau kalikan yang ada di dalam kurung ini, setelah itu gunakan rumus yang sama seperti kemarin…”
Terang Soo Hwa tanpa melihat ke arah Hyukjae.
“Rumus kemarin?”
Soo Hwa menatap datar Hyukjae dengan ditemani hembusan napas yang terlihat lelah.
“Kau tidak menghapalkannya?”
“Memangnya kau menyuruhku?”
Soo Hwa menatap Hyukjae dengan sinis.
“Tanpa aku suruh kau harus… Astaga.. Baiklah, aku akan membuat rumus-rumus yang harus kau hapalkan. Lusa aku akan membuat ujian untukmu. Kau harus belajar!!”
“Kau memerintahku?”
Soo Hwa melirik tajam Hyukjae. Hyukjae hanya menundukkan kepalanya dan tertawa, dia sangat senang menggoda Soo Hwa.
“Seperti ini kan?”
Soo Hwa melihat isi jawaban yang Hyukjae kerjakan.
“Hmm, ini benar. Kau mau lanjut lagi tidak?”
Hyukjae melirik jam tangannya.
“Hmm, satu soal lagi sepertinya…”
Soo Hwa pun dengan cepat membuatkan satu soal lagi untuk Hyukjae dan kembali diberikannya pada Hyukjae untuk dia kerjakan, lalu dia kembali memperhatikan bagaimana Hyukjae mengerjakan soal itu.
“Kau tau tidak? Kau ini tidak bodoh. Tidak ada manusia di dunia ini yang bodoh, mereka hanya malas untuk belajar, mencoba, dan berlatih. Salah satunya sepertimu. Sejak tadi hanya memancingku untuk bercanda, bukannya mencoba untuk memecahkan soal nya..”
Hyukjae hanya terkekeh dengan perkataan Soo Hwa.
“Kau tau tidak? Kau mulai berbicara banyak padaku…”
Balas Hyukjae yang berhasil membuat Soo Hwa bingung.
“Memang aku berbicara banyak denganmu kan? Aku selalu menerangkan rumus-rumus dan juga…”
“Itu berbeda…”
Soo Hwa hanya diam melihat Hyukjae.
***
SooHwa’s House
“Oppa, apa aku ini berbeda?”
“Berbeda? Apa maksudmu berbeda?”
Soo Hwa menggelengkan kepalanya dan membanting tubuhnya di atas tempat tidur Donghae, Donghae bisa menangkap keanehan dari Soo Hwa sejak dia masuk ke dalam kamarnya, tapi Donghae masih menyibukkan dirinya di depan layar datar laptop nya itu.
“Apa oppa merasa aku berbeda? Dari aku kecil sampai aku sekarang?”
Donghae menangkap pembicaraan serius di sini.
“Maksudmu perubahan sifatmu?”
Soo Hwa hanya mengangguk saja, dia tau Donghae melihat wajahnya sekarang.
“Kau mau jawaban jujur atau tidak?”
Soo Hwa berdecak kesal dan bangun dari posisi tubuhnya, lalu pergi ke balkon kamar Donghae, dia duduk di atas ayunan yang berbentuk bulat, yang bisa menampung dua orang di sana.
“Tentu saja kau ingin jawaban jujur..”
Jawab Soo Hwa sedikit mengeraskan volume suara nya, sekedar agar Donghae mendengar nya. Donghae pun tersenyum dan mengikuti Soo Hwa, lalu duduk di samping saudara kembar nya itu.
“Kau tau kan kita kembar identic? Tidak sebegitu identic memang, wajah kita hampir sama, beda nya kau yeoja dan aku namja. Sejak kecil kita selalu bersama, karena adikku ini yang tidak bisa jauh sedikit dariku. Pasti nya aku akan menyadari semua perubahan dari nya..”
Soo Hwa hanya melemparkan pandangan nya lurus ke depan dan tetap menyimak pembicaraan Donghae.
“Kau mengetahui penyakitmu ini saat kau berumur 5tahun, karena aku, appa dan eomma menyembunyikannya darimu. Saat itu kau marah sekali, kau berteriak sangat kencang sambil menangis, sampai kondisimu drop dan harus dirawat di rumah sakit lagi..”
Donghae mulai tersenyum tipis di sela ceritanya.
“Entah dari mana impian itu datang, adikku ingin menjadi pelari, tapi detak jantung nya ini yang mengganggu nya. Impian itu harus dikubur dalam-dalam. kau menjadi dingin saat itu, tidak peduli dengan orang lain di sekitarmu. Untung saja saat itu Ji Na dan Si Ra bisa datang dengan baik di dalam kehidupanmu. Kau selalu mengurung diri saat teman-temanku ke rumah, terlebih lagi saat appa pergi meninggalkan kita…”
Air mata Soo Hwa dan Donghae menetes saat memasuki cerita itu.
“Kau tidak mau keluar kamarmu, kau tidak mau makan dan minum, kau tidak mau melakukan apa-apa selain menangis sendirian…”
Tangisan Soo Hwa menjadi lebih kencang saat mengingat itu. Donghae menarik kepala Soo Hwa untuk bersandar di pundaknya dan mengusap kepala Soo Hwa dengan lembut.
“Setiap hari aku mencoba membujukmu untuk keluar rumah, tapi akhirnya bukan aku yang berhasil membujukmu, kau ingat kan orang itu?”
Soo Hwa hanya tertawa pelan di sela tangisannya.
“Akan lebih baik jika sifatmu kembali menjadi yeoja yang ceria dan lembut kan?”
Soo Hwa dan Donghae hanya saling bertatapan dengan pertanyaan Donghae itu.
==================================================================
January 30, 2013
Library
Soo Hwa masih mengumpat untuk mencari tahu tentang ilmu kedokteran dari teman-temannya, baru Donghae saja yang tau tentang ini.
“Hai~”
Soo Hwa mengangkat kepalanya dan tersenyum pada seseorang yang menyapanya.
“Kau di sini ternyata?”
Namja itu mengusap kepala Soo Hwa dan langsung duduk di samping Soo Hwa.
“Sungmin oppa sendirian ke sini?”
Namja itu adalah Sungmin. Sungmin mengangguk dan melirik buku-buku yang sedang dibaca Soo Hwa.
“Kau mau masuk kedokteran?”
Soo Hwa melirik buku itu lemas dan mengangkat kedua bahu nya.
“Entah kenapa aku ingin sekali membacanya dari kemarin, tapi aku juga tidak yakin kalau aku ingin…”
“Kalau begitu buatlah dirimu yakin dengan ini…”
Soo Hwa menatap Sungmin datar tidak lama dia tersenyum.
“Ahiya, bagaimana dengan pengajaranmu, hm?”
Soo Hwa mengangkat kedua bahunya.
“Dia sebenarnya bisa, oppa. Dia itu terlalu malas untuk belajar, lebih memilih untuk sibuk mencari masalah di sekolah..”
Sungmin tersenyum dengan jawaban Soo Hwa.
“Dia tidak macam-macam denganmu kan?”
“Sejauh ini tidak, waeyo?”
“Aniya..”
Jawab Sungmin dengan senyumannya.
***
Hyukjae’s House
“Bisakah kau mendengarkanku? Bacalah bukumu, Hyuk! Kau kira aku ingin meluangkan waktuku hanya untuk ini, HA!”
Hari ini kesabaran Soo Hwa benar-benar habis oleh tingkah Hyukjae. Baru saja kemarin dapat pujian dari Soo Hwa, hari ini dia kembali membuat ulah yang membuat Soo Hwa kesal.
“Kalau kau lelah berhenti saja..”
“Semudah itu kau bilang untuk berhenti? Jika aku mau sudah dari kemarin aku berhenti! Kalau tidak ada ancaman dari Jung sam dan yang lain aku akan berhenti!!”
Hyukjae hanya terdiam mendengarkan perkataan Soo Hwa.
“YA! Ada apa sih denganmu, apa kau tidak…”
PRANG!!!
“AKU BARU SAMPAI TAPI KAU SUDAH MEMULAI, HAH!!”
Tiba-tiba terdengar suara pecahan kaca dan teriakan seseorang dari arah ruang tengah Hyukjae. Soo Hwa yang terkejut dengan suara itu pun merasa napas nya mulai tidak beres. Dia ingat Hyukjae, dengan perlahan Soo Hwa menoleh ke arah Hyukjae. Hyukjae hanya terdiam, tapi kedua tangan nya mengepal kencang dan kedua mata nya memerah tanda emosinya sudah terkumpul.
Dengan mengumpulkan keberanian nya Soo Hwa mengeluarkan suara nya untuk bertanya.
“H-Hyuk.. Ada apa?”
Hyukjae hanya diam dan tidak menjawab Soo Hwa, bahkan dia tidak menatap Soo Hwa sama sekali. Soo Hwa yang tidak mendapat jawaban dari Hyukjae pun berdiri dari posisi duduknya untuk mengintip, dia tau dia lancang tapi dia terlihat panic.
GREP!!
Dengan satu gerakan Hyukjae meraih wajah Soo Hwa dan digenggam nya dengan kedua tangannya. Sekarang wajah mereka berada dalam jarak yang sangat dekat.
PRANG!!
PRANG!!
“SIALAAAAN!!!”
Suara pecahan dan teriakan itu datang lagi, Soo Hwa menutup kedua matanya karena ketakutan. Bibirnya mulai bergetar dan sedikit membiru. Hyukjae memajukan kedua jarinya untuk menutup telinga Soo Hwa, Soo Hwa membuka matanya dan menatap wajah Hyukjae.
“Jangan dengarkan apapun, hanya fokuskan dengan apa yang kulakukan padamu..”
Soo Hwa tidak mengerti dengan pembicaraan Hyukjae, yang dia tidak habis pikir, sejak kapan bibirnya dan bibir Hyukjae bertautan.
“Namja malas ini menciumku!! Dia mencuri ciuman pertamaku!!”
Soo Hwa berusaha meronta untuk melepaskan ciuman Hyukjae ini, tapi tiba-tiba satu tangan Hyukjae yang satu nya meraih tangan Soo Hwa, digenggam nya tangan Soo Hwa dengan erat.
“Astaga, tangan nya bergetar. Apa dia juga takut? Apa yang terjadi? Suara itu seperti suara orang dewasa. Apa itu orang tua Hyukjae?”
Soo Hwa berperang dalam pikirannya sendiri. Dan entah kenapa dia mulai membalas ciuman Hyukjae dengan perlahan, dia pasti sudah hanyut dalam ciuman Hyukjae yang terasa lembut, dia bahkan lupa dengan suara-suara yang membuatnya takut tadi. Hyukjae seperti melimpahkan rasa kesal dan takut nya ke dalam ciuman nya pada Soo Hwa.
Tidak lama setelah Soo Hwa berperang dalam pikirannya sendiri, Hyukjae melepaskan ciumannya, bahkan Soo Hwa masih bisa merasakan bibir mereka yang menempel saat Hyukjae melepaskan ciumannya.
Soo Hwa masih terdiam dalam suasana ini, dia takut melihat wajah Hyukjae. Terlebih saat Hyukjae mengusap bibirnya setelah dia terdiam sejenak.
“Aku rasa hari ini cukup. Akan kuantar pulang..”
Soo Hwa mengangguk dengan perkataan Hyukjae, entah kenapa dia jadi menurut pada Hyukjae. Mengingat tadi dia baru saja membentak-bentak Hyukjae.
Setelah melihat Soo Hwa selesai, Hyukjae menarik tangan Soo Hwa untuk mengikutinya. Dia tidak pernah seperti ini, biasanya dia hanya bilang “Ikuti aku…” saja agar Soo Hwa mengikutinya. Itu yang menjadi pertanyaan Soo Hwa, kenapa hari ini Hyukjae sangat aneh.
Genggaman tangan Hyukjae mengerat saat mereka berdua memasuki ruang tengah. Hyukjae mempercepat langkahnya saat appa dan eomma nya menyadari kehadirannya. Dia baru menyadari bahwa rumahnya ini besar, langkah cepat nya masih belum bisa membuat mereka berdua keluar dari rumah ini dengan cepat.
“Kau ada di rumah, Hyuk? Siapa yeoja itu?”
Hyukjae mengabaikan pertanyaan appa-nya itu, bahkan dia tidak menoleh sama sekali. Dia enggan untuk berbicara dengan orang tua nya hari ini. sedangkan, Soo Hwa merasa tidak enak karena dia belum memberi salam kepada orang tua Hyukjae. Dia sudah sering datang ke rumah Hyukjae, tapi orang tua Hyukjae tidak tau.
“LEE HYUK JAE!!!”
Appa nya berteriak saat melihat Hyukjae yang benar-benar mengabaikannya. Hyukjae menghentikan langkahnya. Appa nya tersenyum dan mendekati Hyukjae. Soo Hwa terlihat canggung dan sedikit takut dengan keadaan ini.
“Apa yang harus ku lakukan sekarang?”
Lirih Soo Hwa di dalam batinnya.
Eomma hyukjae pun juga mendekati Hyukjae dan Soo Hwa. Dengan yakin Soo Hwa mulai mencoba memperkenalkan dirinya.
“Annyeonghaseyo. Lee Soo Hwa imnida. Aku kesini karena Jung sam memintaku untuk mengajarkan Hyukjae, agar dia bisa mendapatkan nilai bagus pada ujian kelulusan kami..”
Terang Soo Hwa dengan suaranya yang sedikit gemetar.
“Ah, jadi kau orang nya. Aku hanya mengetahui kalau kau siswi teladan di sekolah kami. Aku mohon bantuannya ya untuk mengajarkan anakku ini..”
Jawab appa Hyukjae dengan tepukan nya di bahu Hyukjae pada akhir kalimat nya.
“Wajahmu tidak asing. Wajahmu familiar sekali. Ah! Wajahmu mirip dengan Donghae, sahabat anakku..”
Terang eomma Hyukjae yang tak henti menatap wajah Soo Hwa. Hyukjae menghembuskan napasnya kasar.
“Dia itu adik kembarnya Donghae..”
“Ah~ Jinjja? Pantas saja kalian sangat mirip ya? Donghae selalu datang ke rumah ini bersama dengan Siwon, tapi sudah beberapa tahun ini dia tidak pernah datang lagi..”
“Hm, benar. Apa kabar kakakmu itu, hm? Sudah lama sekali tidak bertemu dengannya..”
Terang eomma dan appa Hyukjae yang tiba-tiba berakting seperti tidak ada kejadian apapun tadi, padahal lantai ruang tengah ini masih penuh dengan pecahan kaca dan beberapa bantal kursi yang berantakan. Itu yang Soo Hwa lihat.
Hyukjae tertawa remeh dan menatap kedua orang tua nya tidak habis pikir bisa berakting dengan bagus.
“Tidak usah berbasa-basi. Untuk apa sih kalian pulang hanya untuk menghancurkan rumah ini dan membuat keributan? Kalian tau, rumah ini sudah sangat aman tanpa kalian!”
PLAK!!!

Tbc to 2C

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang