DEG.. DEG.. DEG..
“Aw..”
Tiba-tiba dada kiriku sakit, aku tidak bisa menahan rintihanku di hadapan Ji Na, untung Si Ra sedang pengambilan nilai di depan, dia pasti bisa menangkap keadaanku.
“Waeyo?”
Aku tersenyum dan menggelengkan kepalaku pada Ji Na. Ji Na masih menatapku, dia masih tidak yakin jika aku tidak apa-apa.
“Aku tidak apa-apa, Ji Na..”
“Han Ji Na..”
Aku tersenyum dan mendorong pundak Ji Na pelan.
“Sekarang giliranmu. Taruhan jika kau masuk 5 kali, aku akan membelikanmu poster besar Yuki Furukawa..”
Ji Na langsung menoleh ke arahku, wajahnya sangat senang sekali.
“Kau berjanji, Soo Hwa!!”
Dia langsung berlari untuk mengambil posisi nya.
“Benar kau akan membelinkannya? Dia sudah berlatih untuk ini”
Tanya Si Ra yang mendengar perkataanku tadi. Aku tersenyum.
“Poster nya sudah ada di rumahku, aku memenangkan undian nya kemarin..”
Si Ra tertawa dengan jawabanku. Aku memang jarang mengeluarkan uang untuk membeli poster seperti itu.
“Selesai untuk hari ini, kalian boleh tetap main di sini atau istirahat, karena kudengar setelah pelajaran ini kalian kosong selama 1 jam, bersenang-senanglah sebelum pertempuran kalian di mulai bulan depan!!”
“Ne, sam..”
Ahn sam meninggalkan lapangan ini bersama beberapa murid yeoja yang memilih untuk beristirahat, sedangkan para namja ada yang memilih ke lapangan sepak bola dan bola voli. Hanya ada aku, Ji Na dan Si Ra –murid yeoja- yang tersisa di lapangan ini.“Kau tidak mau istirahat?”
Tanya Ji Na yang sudah berada di sampingku. Aku tersenyum.
“Lihat siapa yang menghampirimu. Apa kalian butuh waktu berdua, hm?”
Goda Si Ra padaku. Rasa sakit di dada kiriku masih belum hilang, justru semakin sakit. Aku berusaha keras menahan rasa sakit ini saat Hyukjae datang menghampiriku.
“Tapi kau terlihat lelah, Soo Hwa..”
Ji Na mulai khawatir padaku, tapi aku juga tidak bisa menghindari Hyukjae. Dia akan curiga kan?
“Biarkan saja mereka berdua, Ji Na. Hyukjae tidak akan membuat Soo Hwa kelelahan kan? Dia sudah dekat, jangan sampai dia mendengar perkataan kita..”
Aku mengangguk dan tersenyum pada mereka, aku masih merasakan tatapan ragu dari Ji Na. Ji Na pernah melihatku kambuh, karena itulah jika aku lelah dia menjadi lebih khawatir padaku.
Hyukjae sudah berada di sampingku, aku tersenyum padanya begitupun dengannya. Dia merangkul tubuhku.
“Kalian mau ke kantin?”
Tanya Hyukjae pada kami. Ji Na dan Si Ra mengangguk.
“Yasudah kita ke kantin saja sekarang ya? Kalian boleh pesan apa saja, aku yang bayar..”
“Lagi?”
Tanya Ji Na dan Si Ra bersamaan dengan tatapan setengah senang dan setengah ragu. Hyukjae tersenyum dan mengangguk.
“Tapi kalian tidak boleh membeli minuman dingin, karena menurut catatan penting Soo Hwa kalian bisa sakit jika setelah olahraga meminum minuman yang dingin..”
Si Ra tertawa dengan jawaban Hyukjae.
“Jadi, memori-mu ini sudah bagus ya untuk mengingat sesuatu..”
“Kapan kau membaca catatanku?”
Tanyaku heran, bagaimana dia membacanya. Buku itu kan selalu ada di dalam tasku. Hyukjae terlihat berpikir.
“Saat kau tidur.. Aku membaca beberapa catatan di sana, banyak tentang kesehatan jantung. Kau ingin menjadi dokter spesialis jantung sepertinya..”
DEG!
Hyukjae membaca itu, untung sekali dia tidak menanyakan apakah aku sakit atau tidak, karena memang di dalam buku catatan kesehatanku itu. Aku hanya tersenyum kaku pada Hyukjae.
“Yasudah, sekarang kita ke kantin ya. Aku lapar..”
Ucap Ji Na, ah dia menyelamatkanku.
Ah, rasa sakit ini semakin menjadi.
_Soo Hwa pov End_
***
“Ahn sam bilang jam pelajaran kita kosong hanya satu jam, tapi ternyata Kim sam juga tidak masuk. Padahal kan aku sudah siap menulis karangan ini..”
“Yasudah, semoga saja Kim sam besok masuk. Siapa tau kau masih bisa me-review karanganmu itu..”
Ji Na hanya mengangguk lemas.
“Ah iya, di mana Soo Hwa?”
“Mungkin dia sedang bersama Hyukjae atau ada di klinik?”
Ji Na menggelengkan kepala nya cemas.
“Tidak, Hyukjae ada di depan bersama dengan Donghae oppa dan Siwon oppa. Setauku dia tidak ada tugas di klinik hari ini Si Ra…”
Raut wajah Si Ra berubah lebih cemas dari sebelumnya.
“Itu dia!”
Si Ra mengikuti arah tunjukkan telunjuk Ji Na. Soo Hwa berjalan gontai menghampiri mereka berdua.
“Kau baik-baik saja, Soo Hwa?”
Tanya Si Ra dengan suara nya yang melemas. Sedangkan, Ji Na meraih wajah Soo Hwa.
“Tubuhmu dingin Soo Hwa.. Dan..”
Belum selesai Ji Na berbicara, tubuh Soo Hwa limbung.
“Hei hei hei, kau kenapa?”
Soo Hwa menggelengkan kepalanya dan tersenyum pada Ji Na yang baru saja menahan tubuhnya, dia merasa lemas sekali. Soo Hwa masih berusaha untuk menutupi kesakitan di dada kirinya itu dari Ji Na dan Si Ra.
“Kau sudah minum obat? Wajahmu pucat, Soo Hwa..”
Bisik Ji Na yang menangkap kondisi Soo Hwa memburuk kali ini.
“Aku tidak apa-apa, Ji Na. Aku mau membeli air mineral dulu ya?”
Dengan langkah gontai Soo Hwa memulai langkahnya, dan…
“Aw…”
BRUG!!

KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You
FanfictionEntah sejak kapan aku mulai merasakan perasaan seperti ini lagi. Pernahkah kalian mencintai seseorang tapi kalian takut jika kalian akan meninggalkannya. Aku sangat mencintainya, aku tidak mau berpisah dengannya, aku ingin menghabiskan sisa waktuku...