Chapter. 5C

171 15 1
                                        

Dia membuka tutup botol itu dan kembali menyerahkannya pada Hyukjae.

“Aku mohon minumlah, kalau tidak kau akan dehidrasi..”

Hyukjae tertawa remeh.

“Kau masih peduli denganku? Untuk apa kau seperti ini, Soo Hwa?”

Soo Hwa hanya terdiam, dia merogoh sakunya. Dia memasukkan sedotan ke botol minuman itu dan mengarahkannya pada Hyukjae lagi. Ah tidak, dia langsung memasukkan ujung sedotan itu ke mulut Hyukjae.

“Bibirmu sudah kering. Aku mohon minumlah, Hyuk..”

Akhirnya Hyukjae meminum air itu, entah kenapa dia langsung menurut kali ini pada Soo Hwa. Soo Hwa tersenyum, Hyukjae menghabiskan setengah botol.

“Kau haus kan?”

Hyukjae hanya terdiam dan menatap Soo Hwa kosong, Soo Hwa menutup botol itu lagi dan berdiri di samping Hyukjae.

“Sekarang apa lagi? Kenapa kau masih di sini?” tanya Hyukjae yang bingung melihat Soo Hwa yang berdiri tepat di sampingnya.

Soo Hwa tersenyum dan menatap Hyukjae.

“Kau dihukum seperti ini karena aku. Jadi, aku juga harus dihukum kan?”

“Tidak usah. Lebih baik kau kembali ke kelas sekarang!” jawab Hyukjae yang terdengar masih dingin.

“Jika aku tidak punya hak untuk mengetahui kau pergi ke mana kemarin, berarti kau juga tidak punya hak untuk melarangku..”

Hyukjae terdiam menatap Soo Hwa, dia tertawa remeh lagi dan kembali untuk menatap ke depan.

“Aku tidak mengerti denganmu yang sekarang, Soo Hwa..”

Soo Hwa hanya tersenyum.

“Maafkan aku, Hyuk..”

Hyukjae hanya terdiam dan enggan untuk menatap Soo Hwa lagi.

Setengah jam berlalu, mereka tetap pada posisi yang sama. Pandangan Soo Hwa mulai buram, dia merasakan kepalanya berputar kencang, Soo Hwa meraih tangan Hyukjae. Hyukjae terkejut dengan sentuhan Soo Hwa, dia langsung menatap Soo Hwa.

“Soo Hwa?”

Soo Hwa masih merasa sama, kepalanya pusing dan pandangannya benar-benar buram, yang dia dengar hanya suara Hyukjae yang terus memanggilnya, sampai setelah itu dia benar-benar tidak mendengar apa-apa.

***

Clinic

Tangan Hyukjae tidak berhenti bergetar, tangannya masih kuat menggenggam tangan kanan Soo Hwa. Dia benar-benar takut saat melihat Soo Hwa pingsan tadi.

“Semuanya karena aku, maaf sayang.. maafkan aku..”

Tidak hentinya juga Hyukjae menyalahkan dirinya sendiri. Tiba-tiba Hyukjae merasakan pergerakan tangan Soo Hwa, Hyukjae langsung mengangkat kepalanya dan menatap Soo Hwa. Perlahan mata Soo Hwa terbuka, Hyukjae tersenyum melihat Soo Hwa.

Berulang kali Soo Hwa mengedipkan kedua matanya, air mata nya terjatuh saat melihat Hyukjae tersenyum padanya.

“Syukurlah kau sudah sadar, sayang.. Kau benar-benar membuatku takut..”

Soo Hwa hanya terdiam dan menangis. Hyukjae menghapus air mata Soo Hwa, dan membantu Soo Hwa untuk bangun.

“Aku minta maaf..”

Hyukjae menatap Soo Hwa dengan lembut, Soo Hwa meraih tangan Hyukjae dan menggenggamnya.

“Aku akan menanyakan ini padamu dengan pelan. Kenapa saat itu kau memanggil Sungmin? Kenapa bukan aku?”

Soo Hwa menatap mata Hyukjae dalam.

“Aku hanya terbiasa, saat aku sakit dulu dia yang selalu merawatku. Aku benar-benar tidak sadar saat memanggilnya kemarin, tapi Hyuk.. Percaya padaku. Aku sudah tidak ada perasaan apapun pada Sungmin oppa..”

Hyukjae tersenyum dan menarik Soo Hwa ke dalam pelukannya. Hyukjae mencium puncak kepala Soo Hwa dan mengusapnya.

“Kau tidak marah lagi padaku?”

Hyukjae menggelengkan kepalanya.

“Aku juga minta maaf ya, kemarin aku sudah berteriak padamu. Harusnya aku tidak seperti itu..”

Soo Hwa mengangguk dan mengeratkan pelukannya pada Hyukjae.

“Sekarang… Apa yang kita lakukan? Hanya berdua di klinik, lalu di atas tempat tidur.. Lee Soo Hwa..”

Hyukjae menatap Soo Hwa dengan tatapan yang menurut Soo Hwa menjijikan, tapi untuk kali ini Soo Hwa hanya tertawa.

“Memangnya kau berani untuk melakukan ‘itu’ padaku?”

Hyukjae tertawa dan menggelengkan kepalanya. Dia mengendurkan pelukannya dan menatap Soo Hwa dalam.

“Hanya bibir ini kepemilikanku sekarang, yang lainnya akan menjadi milikku nanti, dan hanya akan menjadi milikku..”

Soo Hwa tersenyum dan ikut menunjuk-nunjuk wajah Hyukjae.

“Kalau kau hanya memiliki bibir ini, aku punya mata, hidung, bibir, kening, pipi, dagu, dan rahangmu ini adalah milikku..”

Hyukjae dan Soo Hwa tertawa dan Hyukjae langsung menarik Soo Hwa ke dalam ciumannya. Mereka menutup kedua mata mereka, menikmati ciuman mereka setelah masalah kemarin yang membuat mereka jauh.

Hyukjae melepaskan ciuman lama mereka itu. Mereka saling memberikan senyuman. Soo Hwa meraih kedua pipi Hyukjae.

“Aku merindukanmu…”

“Aku juga, sayang..”

Hyukjae mengelus pipi Soo Hwa dan kembali memeluk Soo Hwa.

***

“Kalian sudah berbaikan?”

Donghae bisa menangkap perubahan sikap Soo Hwa, dia lebih banyak tersenyum saat sampai di rumah. Soo Hwa hanya tersenyum dan mengangguk.

“Sudah berapa hari ya adikku hanya diam di kamar, sekarang dia senyum-senyum sendirian..”

Soo Hwa tersenyum tipis, dan raut wajahnya berubah menjadi serius.

“Oppa tau kan, aku selalu bilang jika aku ingin berhenti untuk banyak menangis, tapi entah kenapa saat bersama Hyukjae, aku lebih banyak menangis..”

Soo Hwa menundukkan kepalanya.

“Waeyo?”

“Aku tau aku salah menyembunyikan semua ini darinya, oppa. Memang seharusnya aku memberitahunya tentang ini, tapi aku belum siap. Aku belum siap dengan kemungkinan-kemungkinan yang ada di pikiranku..”

Donghae membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur Soo Hwa. Sedangkan, Soo Hwa masih duduk di kursi belajarnya.

“Kemungkinan apa?”

“Kemungkinan untuk reaksinya nanti. Yang pertama, mungkin dia akan menerimanya, lalu dia akan over-protective padaku, itu yang aku tidak sukai, oppa. Dan yang kedua adalah mungkin dia akan marah padaku, dan setelah itu menjauhiku dan tidak ingin bertemu denganku, karena aku itu tidak akan hidup lama, oppa..”

“Sayang..”

“Itu hanya kemungkinan saja..”

Donghae bangkit dari posisi tidurnya dan menarik kursi Soo Hwa mengarah padanya. Donghae meraih wajah Soo Hwa, dia merengkuh wajah Soo Hwa, menjepit kedua pipi Soo Hwa sehingga menghasilkan wajah Soo Hwa yang lucu.

Donghae tertawa saat melihat wajah Soo Hwa yang lucu seperti itu.

“Oppa, mau apa sih?” tanya Soo Hwa yang melihat Donghae hanya memainkan wajahnya saja.

Donghae hanya tertawa pelan dan mencubit pipi Soo Hwa.

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang