1. Akhir bulan

76K 5.1K 604
                                    

"Aku lapar mas"
Jefri cowok kelahiran Surabaya itu tergeletak setengah sekarat di lantai. Badannya lemas, kepalanya pening, gara-gara perutnya belum di kasih makan sedari pagi. Dia bukannya lagi diet atau lagi puasa, tapi dia lagi kelaparan. Stok mie instannya habis, dan dia gak punya uang untuk beli nasi bungkus di warteg depan kosannya.

Uang jatah sebulannya sudah habis. Dan bapak di kampung belum mengirimkannya uang lagi.

Maklum dia anak kosan dari perantauan yang lagi menuntut ilmu di kota orang, jadi dia gak bisa seenaknya minta uang sama bapaknya dikampung, kan kasian kalau terus di mintain uang. Dia harus menunggu sampai tanggal 2 dimana jadwal bapaknya mengirimkannya uang. Tapi masa iya dia gak makan sampai tanggal 2 nanti. Jefri gak kuat kalau gak makan sampai seminggu. Badannya udah kurus yang ada badannya cuma tinggal tulang saja nanti.

"Mas aku lapar, pinjemin aku uang toh mas buat makan"

"Mas juga sama gak punya uang Jef. Kamu gak liat apa mas juga belum makan sama kaya kamu"

Meminta pinjaman sama Ical teman sekosannyapun percuma. Ical itu nasibnya sama sepertinya. Anak kosan kere. Setiap di minta untuk minjemin uang pasti bilangnya gak ada terus.

"Mas patungan beli mie yuk!"
Ajak Jefri. Kalau buat beli sendirikan gak mampu, tapi pasti kalo belinya patungan mie instan yang harganya 2500 itu bisa terbeli.

"Emangnya kamu punya uang berapa?"

Jefri mengeluarkan uang recehnya dari saku celananya. Menghitung keping demi keping uang logam itu dengan khusu.

"Satu, dua, empat, lima. Ada lima mas"
Serunya riang.

"Lima ribu?"

"Lima ratus perak mas"
Cengir Jefri yang langsung dihadiahi lemparan remot TV oleh Ical.

"Lima ratus perak mana cukup jef. Mau beli apa sama uang segitu"
Sungut Ical. Adik kelasnya itu memang otaknya kadang-kadang sedikit terganggu. Dulu saat pertama kali mengenal Jefri anak itu sangat tenang dan pendiam, tapi setelah satu tahun tinggal bersama anak itu mulai banyak berbuat ulah. Sampai membuat dia dan kedua orang penghuni kosannya yang lain jadi pusing. Mungkin karena Jefri yang umurnya lebih muda daripada dia dan yang lainnya, makannya kelakuannya kekanakan seperti itu.

"Lah kan mas bisa nambahin. Aku patungannya lima ratus, sisanya sama mas Ical"

"Enak di kamu lah itu, mana pasti kamu yang makannya paling banyak nanti. Ogah aku"

"Mas kok pelit banget. Mas gak kasian apa sama aku, sama cacing di dalam perut aku?"

"Itu cacing kamu bukan cacing aku. Jadi gak ada urusannya sama aku"

"Mas Ical jahat, aku doain biar ngejomblo seumur hidup"

"Orang aku udah punya tunangan, jadi doa kamu gak akan mempan"

"Aku doain mas ical gak punya duit"

"Lah aku emang lagi gak punya duit"

"MAS ICAAAAAAAL!!!!!!!"

Ical tertawa ngakak ngeliat Jefri yang lagi guling-guling di lantai sambil teriak-teriak seperti anak kecil. Ada untungnya juga ada manusia aneh seperti Jefri di kosan, lumayan kan jadi ada hiburan.

BALADA ANAK KOSAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang