21 Pergi

20.3K 2.5K 253
                                    

Akhir-akhir ini Jefri jadi sangat pendiam, bukan hanya Rama yang bisa merasakannya, tapi juga Arga dan juga Ical. Jefri tidak hiper aktif seperti biasanya. Setiap harinya dia hanya melamun. Dan berdiam diri di kosan saja. Jefri gak pernah ngerengek lagi untuk minta sesuatu. Jefri menjadi lebih kalem. Tapi justru itu lah yang membuat Rama khawatir.

"Jef kamu sebenernya kenapa?"
Tanya Rama, sebelum mereka tidur Rama ingin memastikan apa yang sebenarnya terjadi.

"Aku gak apa-apa mas"
Ucap Jefri pelan.

"Kamu ada masalah?"
Tanya Rama lagi.

"Gak ada mas"
Jawab Jefri, berbalik membelakangi Rama.

"Jef liat mas kalo lagi ngomong sama mas"
Perintah Rama.

"Aku ngantuk mas"
Bohong Jefri, dia gak mau melihat Rama, Jefri takut pertahanannya akan runtuh jika melihat sorot mata Rama yang teduh itu.

"Jef mas gak suka di cuekin, mas mau ngomong sama kamu"
Rama membalik paksa Jefri untuk menghadap padanya.

"Mas aku ngantuk"
Jefri ingin membalik badannya lagi, tapi di tahan oleh Rama.

"Jef kamu ini sebenernya kenpa?"
Tanya Rama sedikit membentak.

"Jangan bentak aku mas"
Ucap Jefri, memeluk gulingnya semakin erat.

Rama menghela nafasnya. Dia tidak mermaksud untuk membentak Jefri. Dia hanya terlalu khawatir dengan Jefri yang berubah akhir-akhir ini.

Rama mengangkat dagu Jefri.
"Maafin mas, mas gak sengaja. Mas cuma mau nanya kamu kenapa Jef, kamu ada masalah?"
Tanya Rama selembut mungkin.

"Aku gak apa-apa mas"

"Kamu bohong, mas tau kamu pasti ada masalah, cerita sama mas Jef. Mas gak suka kalo kamu diem kaya gini"

"Mas gak pulang ke rumah mas?"
Buakannya menjawab, Jefri malah bertanya hal yang jauh dari topik pembicaraan.

"Jangan mengalihkan pembicaraan Jef. Lagian buat apa mas pulang?"

"Dua hari lagi mas kan tunangan, mas harus nyiapin ini itu kan?"
Jefri menunduk. Ada rasa sakit dalam hatinya, saat mengingat dua hari lagi Rama bukan lagi miliknya, dalam dua hari lagi Rama gak ada lagi di sampingnya, dua hari lagi gak ada Rama yang menemani dia tidur, gak ada Rama yang selalu menuruti semua keinginannya, dalam waktu dua hari lagi Jefri akan kehilangam semuanya, kehilangan cintanya.

"Mas gak akan tunangan sama siapapun Jef, mas gak akan nikah sama siapapun kecuali kamu"
Rama menarik dagu Jefri lagi untuk melihatnya lagi.

"Tapi mas harus, Ayah mas mengharapkan yang terbaik untuk mas, Ayah mas ingin mas bahagia"

"Kamu yang terbaik buat mas Jef, cuma kamu yang bisa bikin mas bahagia, bukan orang lain."
Tegas Rama.

Tau apa Ayahnya, Rama tau apa yang terbaik dan yang bisa membuatnya bahagia. Hidupnya dia yang menjalankan bukan Ayahnya. Jadi Ayahnya tidak tau apa-apa. Dan Jefri bilang kalau Ayahnya ingin yang terbaik dan bisa membuatnya bahagia, rasanya lucu sekali. Bukan kebaikan dan kebahagiaan yang akan di dapatkan darinya kelak jika dia menjauhkannya dengan Jefri. Tapi Ayahnya akan melihat kehancuran dari anaknya sendir.

"Bukan aku mas, aku cuma bisa bikin mas malu nantinya, aku cuma bisa ngerusak nama mas di masyarakat, aku cuma akan membuat mas menderita nantinya"
Jefri mulai terisak.

"Mas gak perduli apa yang dikatakan orang-orang, mas gak..."

"Tapi aku perduli mas"
Potong Jefri.

"Aku perduli, aku gak mau mas di cap buruk di luaran sana. Aku gak mau mas terluka"
Lanjut Jefri.

"Bukan mereka yang bikin mas terluka Jef, tapi kamu. Kamu yang ngomong kaya gitu aja udah bikin mas terluka"

BALADA ANAK KOSAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang