Coincidence (or Not?)

18 4 0
                                    

Astory by xxerorion

.

Kyeongjun tak habis pikir. Ada angin apa dan kebetulan membawa ia pada keadaan seperti ini.

Peduli atau tidak, Kyeongjun tetap sadar belakangan sesuatu yang -mungkin- orang sebut 'takdir' lagi-lagi mempertemukan pemuda itu dengan gadis bernama Fumi.

Mungkin ini sedikit berlebihan. Ya, habisnya mereka berada di lingkungan sekolah yang sama sehingga jelas saja pertemuan-pertemuan kecil semacam ini pastilah terjadi. Tapi, tetap saja kebetulan ini terasa mengganjal; atau perasaannya yang terganjal? Kyeongjun angkat bahu tak ingin tahu.

Kyeongjun buru-buru menyelesaikan tugas selaku panitia dadakan di lapangan basket menggantikan kakaknya,  sebelum akhirnya menghampiri Fumi yang duduk melamun di pinggir lapangan dan mungkin tengah menunggu perlombaan dimulai.

Jangan tanya. Setelah kecelakaan kecil kemarin kaki Fumi nampaknya masih sakit ketika digerakkan dan gadis itu berakhir menjadi penonton.

"Melamun terus. Berpikir tentang apa, huh?" Kyeongjun ikut duduk di samping Fumi. Napasnya tidak begitu beraturan efek bolak-balik lapangan sambil menjelaskan beberapa saat lalu. "Kakimu bagaimana? Sudah lebih baik?"

"E- eh?! I- iya, Sunbae." Fumi mengangguk pelan, enggan menatap manik seniornya itu.

Kyeongjun mendengus pelan. "Bisa lebih santai?"

"Eh? Ya?"

"Kau terbata-bata saat berbicara, seolah aku ini senior paling kejam. Bisa kau santai saja? Aku tidak akan memakanmu."

Sudah jadi kebiasaan Kyeongjun ketika merasa gemas: lengannya terulur, jemarinya mengacak surai si gadis. Ia terkekeh pelan menyadari Fumi lantas tak berkutik dan  dengan wajah yang memerah.

"Selesai perlombaan nanti ke ruang kesehatan, ya? Jangan membantah, Nona," ucapnya kemudian menarik botol mineral dalam genggaman Fumi yang sudah habis setengah.

Kyeongjun menandaskan sisanya hanya dalam beberapa teguk lantas melakukan sedikit tindak yang menyebalkan: mengembalikan sampah botol mineral yang kosong pada Fumi. "Terima kasih."

Tak dapat menahan tawanya ketika ia bergegas kembali ke tengah lapangan, mengingat bagaimana ekspresi Fumi atas keusilannya baru saja.

Ya, Kyeongjun akui ia tertarik kepada Fumi. Sebab, gadis itu terlalu menggemaskan untuk diabaikan.

.fin

Fronting [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang