Kematian mana yang lebih disukai daripada kematian yang lain? Jawabannya—kematian yang tak terduga. Itu perkataan bijak dari seorang pemimpin militer sekaligus politikus terkemuka pada zaman Romawi, yaitu Gaius Yulius Kaisar.
Malangnya, aku tak pernah menemukan kematian tak terduga dalam kehidupanku. Aku selalu mengetahuinya sekalipun sedang lengah.
Menyandang sebuah nama yang begitu dihormati orang-orang tak membuat segalanya lebih baik, tak melulu membuat kehidupanku lebih sejahtera daripada kehidupan orang biasa.
Aku memang satu-satunya anak lelaki keluarga Hilton.
Yang mereka harapkan untuk menjadi penerus.
Yang akan menjadi pewaris tunggal dinasti Hilton secara menyeluruh.
Dan yang amat disayangkan—bukan saja kekuasaan, harta kekayaan, dan prestasinya yang akan diturunkan, begitu juga dengan kebusukan, kebobrokan, dan kesalahan mereka yang kusebut dengan aib.
Itu sebab mengapa hidup sebagai Hilton terasa bagai kutukan bagiku. Andai bisa, aku begitu ingin menghancurkan nama Hilton dalam namaku sendiri sejak dulu. Nyatanya, takdir Hilton yang selalu membawaku pada ambang kematian.
Layaknya yang sedang terjadi sekarang.
"Hilton Keparat!" hardik pria berkepala botak. Duplikat Vin Diesel dalam film fast & furious itu tampak paling menyeramkan dari kedua temannya..
Dengan mulut berdarah-darah, aku menyeringai lebar. "Apakah kau menyadarinya? Bajingan Keparat itu lebih berharga daripada berandalan seperti kalian."
Makin geram, dia menghajar ulu hatiku sembari menghardik. "Kurang ajar! Aku akan membunuhmu. Membuat keluargamu menderita karena kehilangan satu-satunya penerusnya."
Aku mengerang kesakitan, menggertak dengan mengepalkan tangan sekuat tenaga. Rasanya luar biasa memuakkan terus menerus menerima siksaan mereka. Akan lebih baik apabila tangan dan kakiku tidak terikat ke kursi. Sudah bisa dipastikan aku akan menghabiskan ketiganya.
Mengertakkan gigi, aku menjawab penuh kebencian. "Percayalah. Mereka akan tersenyum bahagia di depan pemakamanku."
Satu pukulan lain mendarat di rahangku dari pria yang memakai cincin, dan cincin sialan itu membuat pukulannya lebih mematikan sampai kurasakan kembali rasa darah yang memenuhi mulutku.
"Tutup mulutmu!" bentaknya.
Kuludahkan cairan darah di depan tiga pria berperawakan kekar, bermaksud memberi nasehat yang diharapkan mampu menusuk sisi kejantanannya. "Lepaskan aku, dan bertindaklah layaknya pria gagah! Bunuh aku dengan perkelahian satu lawan tiga. Jangan menjadi pengecut dengan mengikatku seperti binatang, Brengsek!"
Ketiganya menertawakanku, jelas tak berminat membuka belitan ikatannya.
Sial. Aku lupa. Terkadang orang-orang hidup tanpa harga diri. Tidak peduli jantan atau gagah. Mereka mempertahankan kehidupan dengan menjadi pecundang. Persis yang kulakukan dalam beberapa pilihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
William Hilton - Hot Player [Complete]
RomanceWILLIAM HILTON - HOT PLAYER - THE HIGH ROLLER SERIES #2 Hidupku dikelilingi wanita. Selalu. Bagiku. Hidup adalah kesenangan tanpa penyesalan meksi jauh dari kata sempurna. Selalu. Bagiku. Wanita memiliki satu warna sempurna untuk menerima dan member...